Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Bekasi menggagas pembangunan sekolah khusus bagi penyandang disabilitas sebagai tahapan realisasi sekolah inklusi di wilayahnya. "Niat ini sudah disampaikan kepada Menteri Sosial dan direspons positif," ujar Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi di Bekasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekolah disabilitas itu, menurut dia, akan menempati eks bangunan yang kini terimbas penggabungan sekolah negeri di Kecamatan Bekasi Utara. "Jadi, ketimbang dibuat untuk SMP, lebih baik dijadikan sekolah disabilitas," katanya.
Pemerintah Kota Bekasi akan memugar bangunan tersebut sehingga ramah penyandang disabilitas yang akan belajar di sana. "Semua akan terintegrasi untuk berbagai tingkat pendidikan. Penyempurnaan fisik bangunan sekolahnya didampingi Kementerian Sosial dan pendanaan dari pemerintah daerah," kata Rahmat Effendi.
Ketua Dewan Pertimbangan Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia, Siswadi menyambut baik gagasan tersebut. Dia berharap sekolah khusus disabilitas itu bisa menjadi rujukan sekaligus mencetak tenaga pengajar yang akan bertugas di sekolah-sekolah inklusif.
Siswadi menjelaskan, saat ini keberadaan sekolah luar biasa atau SLB maupun sekolah inklusi yang bisa diakses penyandang disabilitas masih kurang. Mengutip data hasil survei yang dilakukan Kelompok Kerja Disabilitas pada 2015, dari 21 juta penyandang disabilitas di Indonesia, hanya 12 persen di antaranya yang bersekolah. "Angkanya masih sangat minim karena sekolahnya juga sedikit," kata dia.
Di Indonesia tercatat sekitar 2.000 SLB atau hanya sepertiga dari jumlah kecamatan di Indonesia yang mencapai 7.000 wilayah. "Artinya, hanya ada 1 SLB untuk tiga kecamatan. Itupun masih sulit diakses karena jarak yang cukup jauh," ucap dia.
Mengenai jumlah penyandang disabilitas yang mengenyam pendidikan di sekolah inklusif, Siswato mengatakan, jumlahnya kian bertambah karena sekarang ada 4.000 sekolah inklusif di Indonesia. Sebelum ada sekolah inklusif, persentase penyandang disabilitas yang bersekolah hanya sekitar 3 persen.