Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Jalur Masuk Pemudik dari Zona Merah Diperketat

Pemerintah melakukan tes antigen secara acak terhadap pengendara yang akan kembali ke Jabodetabek.

18 Mei 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA – Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN), Airlangga Hartarto, mengatakan sebanyak 1,5 juta orang keluar dari Jakarta pada masa mudik Lebaran. Dari jumlah itu, sebanyak 440 ribu orang pergi ke Sumatera dan sisanya berada di Jawa. “Dalam dua pekan ke depan, kami monitor dan mudah-mudahan tidak menimbulkan kenaikan kasus,” ujarnya, Senin, 17 Mei 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk mengantisipasi arus balik, Airlangga mengatakan pemerintah akan memberlakukan tes Covid-19 secara acak untuk beberapa provinsi yang menuju Jakarta di Jawa. Selain itu, kata dia, Presiden Joko Widodo memberi arahan untuk memperkuat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Khusus kedatangan arus balik dari Sumatera, pemerintah akan memberi perhatian khusus. Airlangga mengatakan tingginya tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate) dan banyaknya angka kasus varian baru Covid-19 di Sumatera membuat pemerintah akan melakukan antisipasi lebih.

“Dari Sumatera akan dilakukan mandatory check di Pelabuhan Bakauheni dan di tempat mereka berangkat,” kata Airlangga. “Kami berharap mereka yang masuk ke Jawa, terutama di wilayah yang naik kasusnya, sudah aman dari Covid-19.”

Antisipasi ini, menurut Airlangga, sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya lagi lonjakan jumlah kasus di Indonesia. Terlebih, selama masa libur Lebaran tahun ini, mobilitas warga juga terhitung tetap tinggi.

Berdasarkan data dari pemerintah, Airlangga menyebutkan sejumlah provinsi mencatat mobilitas penduduk yang tinggi. Maluku Utara mencatat kenaikan mobilisasi penduduk hampir 100 persen, Sulawesi Barat 74 persen, dan Gorontalo 72 persen. “Seminggu sebelum Lebaran dan empat hari di weekend saat Lebaran naik 38-100 persen, terutama di Jakarta, Subang, dan Pangandaran,” ujarnya.

Dengan demikian, aktivitas perjalanan masyarakat perlu diwaspadai, walau larangan mudik sudah ditiadakan, tepatnya pada 18-24 Mei 2021. Dengan meningkatnya angka kasus positif di Sumatera dalam beberapa pekan terakhir, perlu dilakukan pengetatan di pelabuhan penyeberangan Bakauheni. Sejak 15 Mei 2021 telah diberlakukan ketentuan wajib membawa hasil tes rapid antigen. Penumpang diminta melakukan tes secara mandiri lebih awal di daerah asalnya untuk menghindari penumpukan di pelabuhan.

Kementerian Perhubungan akan mengantisipasi pergerakan masyarakat menuju Jabodetabek selepas Lebaran. Pemerintah melakukan pengecekan tes rapid antigen secara acak guna mencegah penyebaran Covid-19. “Saya mengapresiasi para pengguna jalan yang telah bersedia memeriksakan diri untuk memastikan status kesehatannya di posko ini,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, kemarin.

Budi mengungkapkan belum ada pergerakan yang berarti untuk saat ini. Sepinya mobilitas diperkirakan terjadi karena masih banyak warga urung pulang dari kampung halaman. Dia menyebutkan telah meminta Dirjen Perhubungan Darat berkoordinasi intensif dengan Korlantas Polri dalam melakukan pengawasan arus lalu lintas di jalan raya karena diperkirakan masih banyak masyarakat yang belum kembali.

Pemerintah mengetatkan arus balik pengguna kendaraan roda empat dan roda dua dari arah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Kesehatan para pengendara dicek menggunakan tes rapid antigen secara acak.

Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Doni Monardo, mengatakan perlu ada karantina mandiri bagi orang yang bepergian dari zona merah dan oranye. Upaya ini dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona, terutama pada masa arus balik.

Karantina mandiri diharapkan dapat menekan jumlah kasus Covid-19 agar tidak melonjak seperti pengalaman masa libur sebelumnya. “Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana agar jumlah kasus Covid-19 tidak melonjak. Salah satu faktor utama adalah melakukan program karantina secara mandiri bagi mereka yang kembali dari bepergian,” ujar Doni, Senin, 17 Mei 2021.

Doni mengatakan langkah ini dilakukan karena setelah masa liburan selalu terjadi peningkatan angka kasus sebesar 78-100 persen. Tingkat keterisian rumah sakit juga kerap melonjak. Dia mengimbau semua pemimpin daerah dan komunitas mengingatkan pemudik yang kembali dari zona merah atau oranye melakukan karantina mandiri. “Perlu kerja sama kolektif untuk mengontrol diri jangan sampai menyesal di kemudian hari,” tutur Doni.

EKO WAHYUDI

#ingatpesanibu #cucitangan #pakaimasker #jagajarak

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus