Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Dukungan Penyintas di Tengah Wabah

Tingkat kematian pasien kanker payudara mencapai 17 orang per 100 ribu penduduk.

10 Desember 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit kanker payudara di Indonesia menduduki posisi teratas dibanding jenis kanker lain.

  • Pada 2019, pasien kanker payudara menyerang 58.256 jiwa.

  • Banyak pihak, dari pemerintah hingga penyintas kanker, kian rajin mengupayakan deteksi dini kanker payudara.

JAKARTA – Chris Wicaksana duduk di depan komputer jinjing. Ia bersiap memandu seminar daring Lovepink Indonesia komunitas penyintas dan pasien kanker payudara. Chris tampak terampil bercakap di depan kamera. “Ada yang mengajari cara untuk berbicara di depan publik,” katanya kepada Tempo, pekan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Chris merupakan koordinator di organisasi nirlaba Lovepink Indonesia. Ia memiliki rasa kepedulian yang tinggi kepada pasien kanker payudara. Tak mengherankan, ia rajin memberi edukasi dan sosialisasi untuk upaya deteksi dini kanker payudara. Sebuah penyakit yang mematikan bagi kaum perempuan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit kanker payudara di Indonesia menduduki posisi teratas dibanding jenis kanker lain. Pada 2019, pasien kanker payudara menyerang 58.256 jiwa. Disusul pasien kanker serviks sebesar 32.469 pasien, lalu kanker paru-paru 30,923 pasien, kanker usus besar 30.017 pasien, dan kanker hati 18.468 pasien. Adapun pasien kanker jenis lain mencapai 179.576 jiwa di Indonesia.

Kementerian Kesehatan juga menyebutkan rasio sebaran penyakit kanker payudara mencapai 42,1 orang per 100 ribu penduduk. Data ini agak mengkhawatirkan lantaran tingkat rata-rata kematian pasien mencapai 17 orang per 100 ribu penduduk. Karena itu, banyak pihak, dari pemerintah hingga penyintas kanker, kian rajin mengupayakan deteksi dini kanker payudara. Pasien dapat melakukan pemeriksaan menggunakan metode pemeriksaan payudara klinis (sadanis).

Rasa kemanusiaan itu yang menuntun Chris aktif di media sosial, terutama memimpin beragam diskusi virtual yang diselenggarakan organisasinya. Bagi perempuan 49 tahun ini, seminar berbasis digital merupakan pengalaman baru. Ia memimpin beragam kegiatan edukasi untuk menguatkan para pasien kanker payudara. Satu di antaranya diselenggarakan ketika memperingati Breast Cancer Awarness Month pada Oktober lalu.

Moderator webinar, Chris Wicaksana saat memandu seminar daring Lovepink Indonesia. youtube.com/Lovepink Indonesia

Sebelum pandemi, Lovepink biasa mengadakan acara pertemuan tatap muka bersama pasien dan penyintas kanker payudara. Chris terbiasa menyampaikan edukasi dan sosialisasi deteksi dini kanker payudara. Penyintas juga memberikan pendampingan kepada pasien secara langsung untuk menjalani pengobatan di rumah sakit. “Sampai sebegitu dekatnya. Saya mendampingi juga pasien yang kemoterapi,” katanya.

Menurut dia, pasien perlu dukungan yang tak terputus. Terutama seseorang yang masih baru menerima diagnosis kanker payudara. Sebab, pasien kerap khawatir saat memulai pengobatan rutin. Dalam situasi ini, keberadaan penyintas sangat dibutuhkan sebagai pendukung dan pembangkit semangat pasien. Tak mengherankan jika para penyintas kerap menjalin kedekatan sebagai teman dan sahabat bersama pasien.

Ketika wabah Covid-19 melanda, aktivitas tatap muka itu terhenti. Di satu sisi, pasien tetap membutuhkan dukungan mental. Chris kemudian mengalihkan upaya pendampingan melalui media sosial dan pertemuan jarak jauh. “Sampai sekarang saya tetap mendampingi, tapi melalui media sosial,” ucap dia. Berbincang melalui WhatsApp juga menjadi saluran untuk pendampingan.

Penyintas kanker payudara, Ina Sumantri, 55 tahun, juga berpendapat tak jauh berbeda. Ketika pertemuan langsung beralih daring, salah satu manfaatnya adalah memperluas penyampaian informasi. Dukungan penyintas akan lebih menyentuh kebutuhan pasien. “Kami berusaha sebanyak-banyaknya menyampaikan (dukungan). Untuk tanya-jawab, kami akan bercerita berdasarkan yang telah kami alami,” ucapnya.

Konsultan hematologi dan onkologi medik, Ralph Girson Gunarsa, menyatakan bahwa pendampingan penyintas akan menguatkan pasien. Ralph menjelaskan, pasien yang pertama kali didiagnosis kanker terkadang cenderung khawatir. “Pendampingan akan membuat pasien merasa lebih bebas menghilangkan rasa takut,” katanya.

Ralph mafhum akan kekhawatiran pasien. Menurut dia, pasien memang membutuhkan pendampingan dan dukungan, terutama dari orang-orang terdekat. Sebab, rasa khawatir bisa memberikan efek negatif bagi pasien.

Chelsea Islan, aktris sekaligus Duta Lovepink Indonesia, menuturkan pihaknya juga rutin kampanye bersama sebagai upaya berbagi pengetahuan untuk menyelamatkan banyak orang. Kegiatan ini, kata dia, merupakan salah satu bentuk cinta dan kepedulian anak muda terhadap pasien kanker payudara. "Kami harus menyuarakan bahwa kanker payudara bukan hal tabu untuk anak muda,” tuturnya.

BRAM SETIAWAN | AVIT HIDAYAT

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus