Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Cianjur - Korban terdampak Gempa Cianjur, Jawa Barat, yang menempati sejumlah tenda pengungsian mulai terjangkir penyakit. Sebagian besar mengalami gejala inspeksi saluran pernapasan (ISPA), batuk, flu, dan diare.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang tenaga kesehatan di Puskesmas Nagrak, Metty, mengatakan, kondisi kesehatan warga yang tinggal di tenda pengungsian diperburuk oleh hujan yang terus mengguyur. Dia menyatakan warga terdampak gempa yang mulai mengalami sakit sebagian besar lansia, anak-anak, dan balita.
"Mereka mulai mengeluhkan sakit, seperti batuk, flu, dan diare. Ada juga yang mengalami tensi darah tinggi. Mungkin karena waktu tidur yang kurang dan trauma," kata Metty, kepada wartawan, di Puskesmas Nagrak, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Ahad, 27 November 2022.
Paling banyak mengalami ISPA
Tim Ahli Posko Kluster Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, dr Frida, menyebutkan, sebanyak 1.222 jiwa pengungsi korban gempa mengalami sakit. Dia menyatakan lebih dari separuhnya mengalami ISPA
"Untuk ISPA paling banyak ini menyerang 674 orang pengungsi, Gastritis 258 orang, dan Hipertensi sebanyak 238 orang serta 52 orang mengalami diare," jelas Frida.
Wilayah Kecamatan Warungkondang, kata Frida, menjadi wilayah pengungsi terdampak bencana gempa yang paling banyak terserang penyakit.
Sementara itu, Camat Warungkondang Ali Akbar, mengatakan, banyak pengungsi di wilayahnya terserang berbagai penyakit.
"Betul, berdasarkan pemeriksaan tim kesehatan memang banyak lansia dan anak-anak terserang sakit. Hanya prosentasenya saya tidak mengetahuinya," kata Ali.
Ali menyebut, kondisi cuaca hujan berturut-turut dan situasi di tenda posko pengungsian turut menjadi salah satu penyebab warganya terserang sejumlah penyakit.
"Memang banyak yang terserang karena kondisi dan situasi di posko pengungsian," ujarnya.
Data jumlah korban Gempa Cianjur
Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah korban jiwa Gempa Cianjur mencapai 318 orang hingga Sabtu kemarin, 26 November 2022. Akan tetapi, masih terdapat 14 orang yang dinyatakan hilang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara untuk korban luka-luka disebut mencapai 7.729 orang dengan rincian 545 orang mengalami luka berat dan 7.134 orang mengalami luka ringan. BNPB juga menyatakan jumlah warga yang mengungsi sebanyak 73.693 orang. Menurut data tersebut, terdapat 21.566 kepala keluarga yang terdampak musibah ini.
Hingga saat ini, para korban Gempa Cianjur masih tinggal di penampungan. Selain karena rumah mereka roboh, warga juga masih takut akan adanya gempa susulan. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada Ahad pagi tadi menyatakan telah terjadi 277 gempa susulan setelah gempa besar yang terjadi pada Senin lalu. BMKG tak bisa memprediksi sampai kapan gempa susulan itu akan terus terjadi, meskipun demikian, Kepala BMKG Daryono menyatakan frekuensinya semakin jarang.