Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Perhatikan Cahaya Saat Berkomunikasi dengan Teman Tuli

Tahukah kamu apa yang membedakan antara istilah Tuli dengan tunarungu?

5 Maret 2020 | 17.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Berkomunikasi dengan teman Tuli membutuhkan pengetahuan mendasar. Apa yang membedakan istilah Tuli dengan tunarungu sampai berbagai alat bantu dengar untuk berinteraksi dengan mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anggota organisasi pelayanan dan pengabdian masyarakat, Lions Clubs, Ann Asfiany menceritakan bagaimana dia mengasuh dan membangun komunikasi dengan insan Tuli yang tak lain adalah keponakannya. Ann mengatakan teman tuli lebih fokus pada visual.

Sebab itu, saat berkomunikasi dengan teman tuli yang penting adalah ada cahaya. Denganbegitu, gerakan tangan (bahasa isyarat), gerak bibir, dan tatapan, bahkan dari jarak yang cukup jauh, dapat terlihat jelas.

"Memang harus ada cahaya supaya bisa membaca gerak bibir kita. Kalau kita di dalam ruangan yang gelap, mereka tidak akan tahu apa yang dibicarakan," kata Ann dalam acara Lions World Hearing Day 2020 - Hear Me Roar di Jakarta, Selasa 3 Maret 2020.

Kendati menggunakan alat bantu dengar, Ann mengatakan, terkadang teman Tuli jarang menggunakannya karena tidak nyaman. Ketidaknyamanan ini bisa disebabkan terasa menganggu dan berdengung.

Dari pengalaman dia mengasuh keponakan, Ann Asfiany mengimbau agar orang tua lebih memperhatikan tumbuh kembang buah hatinya. Keponakan Ann baru diketahui tuli pada usia 2 tahun karena tak kunjung bisa bicara. "Waktu dibawa ke dokter, jadi dimarahi sama dokter karena sudah hampir terlambat," ujar Ann.

Setelah dicek, keponakan Ann hanya bisa mendengar dari salah satu telinganya dengan kemampuan sekitar dua atau tiga persen. Sementara telinga yang lain tidak berfungsi. Keponakan Ann tersebut kemudian disekolahkan di Lembaga Pendidikan Anak Tunarungu Pangudi Luhur Jakarta.

Di sekolah tersebut, menurut Ann, anak-anak Tuli tidak diajarkan bahasa isyarat, melainkan belajar menyesuaikan diri dengan non-difabel. "Jadi perbendaharaan kata yang dipahami bisa lebih banyak," ucap Ann.

ALFI SALIMA PUTERI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus