Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
INFOJABAR- Program Petani Milenial di bidang peternakan bukan sekadar budidaya atau mengembangkan ternak. Namun, mencakup produksi pakan, pembuatan pupuk dan biogas dari kotoran ternak juga pengolahan hasil peternakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar sudah mengirim delapan calon petani milenial ternak puyuh untuk magang di Slamet Quail Farm (SQF) di Kabupaten Sukabumi selama tujuh hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Calon petani milenial di sektor peternakan yang berhasil lolos seleksi ada 66 orang. Rinciannya, 33 orang komoditas burung puyuh dan 33 orang komoditas ayam pedaging. Pemagangan petani milenial ternak puyuh maupun ayam pedaging dilakukan secara bertahap.
"Setelah magang para calon petani milenial mulai melakukan usaha peternakan mandiri yang didukung permodalan melalui kredit perbankan," kata Kepala DKPP Jabar Jafar Ismail berdasarkan rilis resmi tim Humas Jabar.
Sementara itu, Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (Dinas TPH) sudah menyelesaikan bimtek pembekalan teknis dan dinamika kelompok. Bimtek dilakukan di tiga lokasi. Bimtek pertama digelar di Cimenyan dan diikuti 50 calon petani milenial komoditas ubi jalar.
Bimtek kedua berlangasung di Satpel BBH Margahayu Lembang dan diikuti oleh 198 calon petani milenial komoditas tanaman hias. Bimtek terakhir diselenggarakan di BBH Pasir Banteng Jatinangor dan diikuti oleh 179 calon petani milenial komoditas tanaman hias.
Dinas TPH Jabar sudah menjalin kerja sama dengan offtaker kedua komoditas tersebut, yakni PT Minaqu Indonesia untuk tanaman hias, dan CV SSMB untuk ubi jalar. “Program ini akan berhasil kalau kita sama-sama memiliki satu keinginan. Satu keinginan bagaimana pertanian ini menjanjikan masa depan," kata Kepala Dinas TPH Jabar Dadan Hidayat.
Salah satu calon petani milenial komoditas tanaman hias, Sri Ratna Sari, mengatakan dengan pelaksanaan bimtek, dirinya semakin siap untuk terjun ke lapangan dan menghasilkan tanaman hias berkualitas. "Materi yang diberi ada keselarasan yang betul-betul membuat dan memfasilitasi saya agar bisa maju dan berkembang," kata Sri.
Calon petani milenial komoditas ubi jalar Rico Sujarwanto mengatakan, banyak pengetahuan teknis yang ia dapatkan selama mengikuti bimtek. Salah satunya cara menanam dan merawat ubi jalar. "Tujuan saya mengikuti ini tidak hanya menanam, tapi juga membangun industri dan akan kami olah sendiri. Tujuannya seperti Pak Gubernur (Ridwan Kamil) bilang untuk ketahanan pangan nasional," katanya.
Berikutnya, Dinas Perkebunan (Disbun) Jabar melakukan kunjungan kerja ke unit produksi pengolahan sabut kelapa milik Koperasi Produsen Mitra Kelapa di Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran. Kunjungan kerja tersebut untuk menjajagi pelatihan pengolahan limbah kelapa bagi para calon petani milenial.
Sedangkan, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jabar telah memberikan pembekalan Pembudidaya Ikan Milenial (Budidaya Udang Vaname) kepada 60 calon petani milenial di sektor perikanan secara daring.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat berupaya memfasilitasi generasi muda yang memiliki ketertarikan untuk menjadi petani. Hal itu seiring diluncurkannya Program Petani Milenial pada Maret 2021 lalu. Saat ini program tersebut telah memasuki tahapan pemagangan dan pelatihan, baik itu di sektor pertanian, peternakan maupun perikanan. (*)