Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
INFOJABAR-Program Petani Milenial yang digagas Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah memasuki tahapan pelatihan dan pemagangan. Setiap tahapan dilalui dengan optimal dan menerapkan prinsip kehati-hatian agar calon petani milenial mendapatkan hasil yang maksimal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sebelum masuk pada pelatihan dan pemagangan, tahapan demi tahapan sudah dilalui. Yaitu, mulai dari pendaftaran, seleksi, BI checking, sampai pencarian offtaker.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Sejauh ini semua tahapan berjalan baik. Tapi memang dilakukan secara bertahap dan hati-hati. Karena kami tidak mau Petani Milenial ini gagal dalam melakukan aktivitasnya," ujar Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jabar Benny Bachtiar berdasarkan rilis resmi tim Humas Jabar.
Benny menyampaikan, gelombang pertama program Petani Milenial ini harus berhasil karena akan dijadikan percontohan bagi gelombang berikutnya. Adapun animo milenial Jabar mengikuti program Petani Milenial tergolong tinggi. Hal itu terlihat dari jumlah pendaftar yang mencapai 8.998 orang. Dari jumlah tersebut, sekitar 2.240 orang dinyatakan lolos seleksi.
Selain bidang pertanian, program Petani Milenial mencakup juga bidang peternakan, perikanan, dan perkebunan. Bidang pertanian dengan komoditas tanaman holtikultura paling banyak diminati calon petani milenial.
Ssemua perangkat daerah yang menjadi penanggung jawab setiap bidang sudah melakukan pemagangan maupun pelatihan. Pemagangan dan pelatihan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan calon petani milenial.
"Hampir semua perangkat daerah sudah melakukan pemagangan. Pemagangan bertujuan untuk membekali petani milenial agar paham tentang tata cara bertani yang baik dan benar, sehingga bisa menghasilkan panen yang baik," kata Benny.
Kick-off program Petani Milenial dilakukan pada Jumat 26 Maret 2021 di lahan milik penulis Pidi Baiq yang berlokasi di Desa Suntenjaya, Kabupaten Bandung Barat. Lokasi tersebut dipilih untuk menginspirasi calon petani milenial. Bahwa mereka dapat mengembangkan usahanya di bidang pertanian. (*)