Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Bandung - Syamsi Dhuha Foundation atau SDF baru-baru ini meluncurkan buku spesial untuk anak-anak disabilitas netra. Buku berjudul Petualangan Dana itu berisi ajakan bagi anak-anak untuk berkelana di alam bebas. Buku elektronik bersuara tersebut dibuat terbatas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
SDF meluncurkan buku Petualangan Dana saat peringatan Hari Penglihatan Sedunia pada Sabtu, 12 Oktober 2019 di Bandung. Menurut Manajer SDF, Laila Panchasari, latar belakang pembuatan buku itu untuk anak-anak low vision. "Karena buku bacaan untuk mereka masih terbatas," ujarnya saat ditemui Tempo di kantornya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ketua SDF Dian Syarief yang juga low vision mengatakan, ide pembuatan buku itu agar mata anak-anak low vision tidak malas. Sejak lahir, menurut dia, ada kecenderungan anak-anak low vision bermata malas. "Pembuatan buku untuk menstimulasi agar mereka membaca," kata dia. Mata malas bisa membuat kondisi mata low vision bertahan atau malah turun.
Organisasi nirlaba yang berpusat di Bandung itu telah membuat beberapa judul buku bacaan low vision. Wujudnya berupa buku cetakan atau audio book dalam bentuk caram. Namun kini ada pengembangan dengan rancangan khusus. Selain dicetak dengan jumlah terbatas, SDF membuat versi buku elektronik yang bersuara.
Di YouTube, buku itu diberi nama Buku Nyaring Elektronik Petualangan Dana. "Penamaan itu untuk memudahkan pencarian," kata Laila. Pengunggahan ke kanal Youtube juga agar bukunya mudah diakses siapa pun. Buku Petualangan Dana ditujukan bagi anak-anak low vision berusia 7 sampai 9 tahun atau setingkat sekolah dasar. Jalan ceritanya menyesuaikan kalangan dan pengalaman usia itu.
Buku nyaring artinya buku elektronik itu dilengkapi pencerita dan suara pendukung lainnya. Perancangan buku ini melibatkan relawan dari Desain Komunikasi Visual Institut Teknologi Bandung (ITB). Sosok pada gambar atau ilustrasi ceritanya dirancang sederhana. Pun gambar pendukung seperti suasana tempat tidak perlu rinci seperti buku pada umumnya. Alasannya, low vision tidak memerlukan detil gambar.
Strategi khusus lainnya ada pada warna. Agar gambar terlihat jelas, maka warna harus kontras dan sederhana. Pada buku Petualangan Dana, warna yang dipakai hanya empat yaitu putih, hitam, jingga dan kuning kecoklatan. Sementara outline atau garis gambar dibuat tebal.
Menurut Dian, model buku khusus kalangan low vision ini masih sangat terbuka untuk dikembangkan dan terus disempurnakan. SDF siap menjadi mitra dengan pihak atau relawan mana pun untuk bekerja sama. "Disabilitas netra tidak untuk dikasihani, tapi difasilitasi," ujarnya.