Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Pilkada 2018 Dianggap Jadi Momentum Pemulihan Krisis Ekologi

Masyarakat diminta cerdas dalam memilih calon pemimpin dalam pilkada 2018.

27 Februari 2018 | 18.53 WIB

Press Conference Jatam, Kaka Slank, Walhi, Greenpeace terhadap Putusan PTUN Tambang PT. MMP di Pulau Bangka (Sulawesi Utara) Jakarta, 13 Februari 2017. Tempo/Tongam sinambela
Perbesar
Press Conference Jatam, Kaka Slank, Walhi, Greenpeace terhadap Putusan PTUN Tambang PT. MMP di Pulau Bangka (Sulawesi Utara) Jakarta, 13 Februari 2017. Tempo/Tongam sinambela

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Bengkulu - Koordinator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Nasional, Merah Johansyah, mengatakan pilkada 2018 yang berlangsung serentak di 171 daerah menjadi momentum untuk memulihkan krisis ekologi di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Pilkada ini menjadi momentum bagi masyarakat untuk meningkatkan posisi tawar dalam memilih pemimpin yang berkomitmen pada pemulihan krisis ekologi," kata Merah di Bengkulu, Selasa, 27 Februari 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat diskusi bertema "Mewaspadai Ijon Politik dalam Pilkada Serentak 2018" yang digelar lembaga lingkungan Kanopi Bengkulu, Merah mengatakan masa depan bentang alam Nusantara ditentukan oleh pilihan politik masyarakat.

Karena itu, dia berharap masyarakat pemilih harus cerdas menentukan pilihan dengan memantau rekam jejak para calon kepala daerah yang maju dalam pilkada provinsi dan kabupaten/kota.

Menurut Merah, ijon politik masih membayangi gelanggang politik di Indonesia pada pilkada serentak 2018. Politik ijon adalah perjanjian yang dilakukan oleh pengusaha bersama pasangan calon sebelum pilkada.

Dari kajian Jatam, kekayaan para calon kepala daerah yang disampaikan ke Komisi Pemberantasan Korupsi rata-rata mencapai Rp 7 miliar, sedangkan ongkos politik yang dibutuhkan untuk mendapatkan jabatan mencapai Rp 20-30 miliar.

"Dalam kondisi ini potensi ijon politik bisa terjadi dan pelaku industri ekstraktif juga agresif memodali para calon ini agar tujuan bisnisnya langgeng," kata Merah.

Bila pelaku ijon tersebut terpilih menjadi kepala daerah, dapat dipastikan lingkaran korupsi baru saja dimulai. Karena itu, kelompok masyarakat sipil menurut dia, perlu proaktif mencerdaskan masyarakat untuk meningkatkan posisi tawar dalam pilkada.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus