Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Pilkada 2018, Ida Ingin Sejuta Perempuan Pengusaha di Jateng

Dalam kampanye pilkada 2018, Ida mengatakan pemberdayaan perempuan dilakukan untuk mengurangi ketergantungan perempuan bekerja di luar negeri.

23 Maret 2018 | 16.27 WIB

Pimpinan Sidang sementara, Ida Fauziyah (tengah) dari fraksi PKB memimpin Sidang Paripurna kubu KIH di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 31 Oktober 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Perbesar
Pimpinan Sidang sementara, Ida Fauziyah (tengah) dari fraksi PKB memimpin Sidang Paripurna kubu KIH di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 31 Oktober 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Semarang - Calon Wakil Gubernur Jawa Tengah dalam pilkada 2018, Ida Fauziyah, mengatakan dia ingin menciptakan satu juta wirausahawan perempuan dalam lima tahun. Ida menekankan pentingnya pemberdayaan perempuan untuk mengurangi angka ketergantungan kerja di luar negeri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Saya berkomitmen melahirkan dan menguatkan wirausaha perempuan, hingga bisa menelurkan satu juta wirausaha dalam lima tahun. Caranya, membuka akses modal dan pasar," kata Ida di Semarang, Jumat, 23 Maret 2018. Dia menambahkan, bila sektor ekonomi online dikerjakan anak muda, produksi dilakukan perempuan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menelurkan satu juta pengusaha, kata Ida, bukan perkara sulit. Pertama, membangun budaya setara antara lelaki dan perempuan agar stereotipe patriarki bisa diubah. Hal itu perlu tanpa memaskulinkan perempuan dalam posisi strategis di bidang ekonomi.

Mental pengusaha perempuan juga perlu dibangun dan diyakinkan bahwa semua perempuan memiliki kesempatan menjadi wirausaha. Sebab itulah, membangun psikologi perempuan berwirausaha menjadi penting.

"Skill bisa didapat. Yang agak susah modal dan pengenalan teknologi dan akses pasar," ujar bekas Ketua Fatayat Nahdlatul Ulama tersebut.

Ida menegaskan, dia akan membangun komitmen kesetaraan peluang perempuan di Jawa Tengah, dengan memulainya di bidang ekonomi dan politik. Sebab, selama menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat, ia melihat keterwakilan perempuan di kursi parlemen hanya mencapai 17 persen. Padahal, undang-undang mengatur keterwakilan perempuan minimal 30 persen.

"Budaya patriarki masih kuat. Perempuan masih dianggap berkecimpung hanya di sektor privat. Apalagi ada anggapan menyesatkan bahwa politik itu kotor dan kejam. Itu yang harus dihilangkan," kata Ida.

Menurut Ida, perempuan yang terjun di posisi strategis seperti di bidang politik, sama mulianya dengan profesi lain. Mereka memiliki tujuan yang sama, yakni menyerukan hak-hak rakyatnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus