Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Pilkada Bogor, Ini Alasan Bima Arya Pilih Direktur KPK Jadi Wakil

Bima Arya mengaku ada ikatan persahabatan antara keluarganya dan keluarga Dedie A. Rachim.

30 Desember 2017 | 13.27 WIB

Direktur bidang Pembinaan Jaringan Kerja Antar Komisi & Instansi KPK, Dedie A. Rachim. TEMPO/Prima Mulia
Perbesar
Direktur bidang Pembinaan Jaringan Kerja Antar Komisi & Instansi KPK, Dedie A. Rachim. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto telah menentukan pendampingnya untuk bersaing dalam pemilihan Wali Kota Bogor periode 2018-2023. Ia menggandeng Direktur Pembinaan Jaringan dan Kerja Sama Antarkomisi dan Instansi (PJKAKI) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Dedie A. Rachim menjadi calon Wakil Wali Kota Bogor.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Bima mengaku memilih Dedie dengan melihat dan menilai sisi personal wakil yang digandengnya. Ia merasa perlunya sosok pemimpin dari kalangan profesional untuk bersama-sama melanjutkan penataan dan pembenahan Kota Bogor.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saya tidak melihat latar belakang tadi, dikotomi antarpartai dan nonpartai, tapi lebih kepada sosok personal," kata Bima saat dihubungi Tempo, Sabtu, 30 Desember 2017.

Bima mengaku ada ikatan persahabatan antara keluarganya dan keluarga Dedie. Kakek Bima dan kakek Dedie bersahabat. Bima juga beberapa kali mengundang Dedie dan memintanya memberikan materi ihwal reformasi birokrasi kepada jajaran Pemerintah Kota Bogor.

Karena itu, mudah bagi Bima menilai seperti apa personal Dedie. Bima melihat ada tiga kriteria yang dimiliki Dedie untuk melengkapinya bila terpilih memimpin Bogor kembali.

Pertama, Bima merasakan cinta Dedie terhadap Bogor. Hal itu tampak ketika Bima berinteraksi dengan pendampingnya itu untuk membahas perkembangan Bogor. "Bogoh ka Bogor (cinta kepada Bogor). Ini modal utama," ujar Bima.

Kriteria kedua, sikap Dedie yang santun dan bersahaja. Sikap ini dinilai penting agar bisa diterima seluruh masyarakat Bogor.

Kriteria ketiga berhubungan dengan kinerja Dedie. Bima berpendapat, Dedie adalah pekerja keras yang lurus, profesional, dan berintegritas. Dedie pun dianggap memahami betul permasalahan pemerintahan daerah karena kerap berinteraksi dengan pemerintah daerah. "Ini petunjuk Allah. Hasil istikharoh," ucap Bima.

Demi mendampingi Bima Arya, Dedie telah memutuskan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Direktur PJKAKI KPK. Informasi pengunduran Dedie telah disampaikan kepada pimpinan KPK pada 27 Desember 2017.

Juru bicara KPK, Febri Diansyah, menuturkan Dedie pernah menjabat Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat (Dikyanmas) KPK. Sewaktu menjabat Direktur Dikyanmas, kata Febri, tugas Dedie banyak bersentuhan dengan masyarakat dan pemerintah. "Untuk membangun pendidikan antikorupsi dan menanamkan nilai integritas," ujarnya.

Lani Diana

Menjadi wartawan Tempo sejak 2017 dan meliput isu perkotaan hingga kriminalitas. Alumni Universitas Multimedia Nusantara (UMN) bidang jurnalistik. Mengikuti program Executive Leadership Program yang diselenggarakan Asian American Journalists Association (AAJA) Asia pada 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus