Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Semarang -Dua calon wakil gubernur Jawa Tengah (Jateng) memaparkan prioritas program untuk penopang pembangunan sumber daya manusia. Ida Fauziah memprioritaskan sektor ekonomi. Taj Yasin mengungkapkan penilaian pemerintahan inkumben dalam sektor pendidikan di Jateng.
Ida Fauziah mengatakan potensi ekonomi daerah yang ditingkatkan akan berdampak pada peningkatan indeks pembangunan manusia. Untuk itu, Ida mewacanakan batik produk Jawa Tengah sebagai kiblat batik dunia. Potensi tersebut sudah tergambarkan salah satunya pada batik produksi Kota Pekalongan.
"Jateng memiliki potensi yang luar biasa, batik adalah potensi yang luar biasa,” kata mantan Ketua Fatayat NU Pusat tersebut dalam debat kandidat di Semarang, Kamis 21 Juni 2018 malam. “Kami akan mengangkat sentral batik di Jateng tidak hanya sebagai sentra batik di Indonesia, tapi akan mengangkat sentra batik di Jateng menjadi kiblat dunia. Saya kira kami tidak berlebihan, pada kesempatan kali ini kami menggunakan batik. Kiblat batik harus diarahkan di Jawa Tengah."
Ida menegaskan, Indeks Pembangunan Manusia Jateng, termasuk pembangunan indeks jender, masih berada di bawah rata-rata Indeks Pembangunan Manusia Nasional. Tak merinci data tersebut, Ida merujuk pada rata-rata lama belajar masyarakat Jateng.
“IPM dan IPG yang rendah itu dilihat dari lamanya belajar masyarakat Jawa Tengah masih kurang dari 9 tahun. Rata-rata mereka belajar hanya kelas 1 sampai kelas 2 SMP,” kata dia. “Dengan sumber daya manusia yang seperti itu, rasanya berat kita berkompetisi di era global ini. Yang ada Jateng masih menjadi pemasok TKI (Tenaga Kerja Indonesia) yang cukup tinggi."
Ida memandang Jateng memiliki seluruh potensi yang bisa dikembangkan. Jika dipimpin oleh orang yang tepat, maka akan melahirkan berbagai potensi yang bisa dikelola dengan baik, terutama pada sektor pariwisata.
Taj Yasin menanggapi hal tersebut dengan mengklaim pembangunan pendidikan di Jateng sudah masuk kategori baik. Hal itu dibuktikan dengan adanya tiga sekolah milik pemerintah provinsi Jateng yang diutamakan bagi warga pintar dan kurang mampu secara gratis.
Ia juga menyoroti data IPM Jateng yang lebih tinggi ketimbang provinsi sebelahnya. Yasin menyebut IPM di Jawa Barat sebesar 89,56, sedangkan di Jateng 92,22.
FITRIA RAHMAWATI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini