Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Polemik Luhut dan Amien Rais, SBY: Selesaikan dengan Kekeluargaan

SBY meminta Luhut Binsar Pandjaitan dan Amien Rais berdamai dan menyelesaikan persoalan dengan kekeluargaan.

21 Maret 2018 | 12.02 WIB

Susilo Bambang Yudhoyono saat jumpa pers Tour de Jawa Barat Partai Demokrat di Purwakarta, 21 Maret 2018. Foto/Tim komunikasi publik Partai Demokrat
Perbesar
Susilo Bambang Yudhoyono saat jumpa pers Tour de Jawa Barat Partai Demokrat di Purwakarta, 21 Maret 2018. Foto/Tim komunikasi publik Partai Demokrat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, ikut angkat suara terkait dengan polemik antara Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dengan mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, Amien Rais.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

SBY meminta kedua tokoh bangsa itu berdamai dan menyelesaikan persoalan dengan kekeluargaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kedua-duanya ini adalah sahabat saya. Saya berharap masalah ini bisa diselesaikan dengan baik. Kritik kepada pemerintah boleh saja, asal tidak fitnah. Pemerintah juga jangan cepat marah kalau ada kritik dari rakyatnya,” kata SBY di Purwakarta, seperti dikutip dari rilis tim komunikasi publik Partai Demokrat yang diterima Tempo, Rabu, 21 Maret 2018.

SBY mengatakan pemerintah tak boleh antikritik. Apalagi jika kritik itu disampaikan dengan baik dan didukung data yang konkret.

“Itu tak boleh dihalang-halangi. Hak rakyat untuk mengkritik pemerintahnya jika dianggap belum menjalankan tugas dengan benar. Pemerintah tak boleh alergi dengan hal ini,” kata Ketua Umum Partai Demokrat itu.

Meski demikian, SBY juga berharap Amien lebih hati-hati menyampaikan kritik. Sebagai tokoh bangsa senior, hendaknya ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) itu lebih bijak sehingga tidak menimbulkan kegaduhan.

Di sisi lain, SBY juga berharap pemerintah mengurangi penyampaian statement publik yang bernada ancaman. Sebab, menurut dia, kekuasaan bukan untuk menakut-nakuti, tapi untuk melindungi dan mengayomi.

“Pemerintah tak perlu arogan menanggapi kritik. Negeri ini dibangun bukan untuk menjadi negara kekuasaan. Karena itu, kedaulatan berada di tangan rakyat. Tapi rakyat juga tak boleh absolut,” ujar SBY.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus