Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Polri Gelar Operasi Senjata Tajam Menjelang Pilkada 2018

Polri menggelar Operasi Mantap Praja menjelang pelaksanaan Pilkada 2018.

20 Maret 2018 | 14.48 WIB

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (tengah) didampingi Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Idham Azis (kanan), Kadiv humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto (kiri) dan  KaroPenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Muhammad Iqbal (kedua kanan) memberikan keterangan kepada wartawan saat meresmikan Gedung Promoter di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, 19 Januari 2018. ANTARA FOTO/Reno Esnir
Perbesar
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (tengah) didampingi Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Idham Azis (kanan), Kadiv humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto (kiri) dan KaroPenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Muhammad Iqbal (kedua kanan) memberikan keterangan kepada wartawan saat meresmikan Gedung Promoter di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, 19 Januari 2018. ANTARA FOTO/Reno Esnir

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian RI menggelar Operasi Mantap Praja di tingkat wilayah maupun pusat menjelang pelaksanaan Pilkada 2018. Salah satu tujuan operasi ini menyasar senjata tajam dan senjata api.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Operasi ini upaya preventif kepolisian terhadap maraknya penyerangan, baik terhadap perorangan atau tempat-tempat umum," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto, Selasa, 20 Maret 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setyo mengakui terhadap banyaknya kasus penyerangan, misalnya kepada tokoh atau tempat ibadah. Dalam perbuatannya para pelaku menggunakan senjata tajam, seperti golok, samurai, untuk menyerang korbannya.

Menurut dia, adanya operasi ini diharapkan mampu menekan peredaran senjata tajam dan senjata api secara ilegal. "Sudah dilakukan di wilayah dan tingkat pusat," katanya.

Selain itu, Setyo menambahkan, upaya preventif lainnya adalah dengan peningkatan pengamanan oleh aparat kepolisian sektor dan kepolisian resor di tempat-tempat ibadah.

Sabtu pekan lalu, kasus penyerangan tokoh agama kembali terjadi. Mantan Ketua Nahdlatul Ulama Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Ahmad Zaenuri, menjadi korban bacok oleh Suyonto yang diduga mengalami gangguan kejiwaan.

Setyo mengatakan, penyerangan tersebut murni kriminalitas. Namun penyidik masih mendalami apakah motifnya perseorangan atau ada keterkaitan dengan suatu kelompok atau jaringan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus