Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Profil SMA Taruna Nusantara, 4 Lulusannya Disebut Bakal Jadi Menteri di Kabinet Prabowo

SMA Taruna Nusantara diresmikan oleh Panglima Angkatan Bersenjata yang saat itu dijabat oleh Jenderal Try Sutrisno.

9 September 2024 | 14.59 WIB

Penjagaan SMA Taruna Nusantara Magelang diperketat setelah peristiwa pemunuhan siswanya. TEMPO/Bethriq Kindy arrazy
Perbesar
Penjagaan SMA Taruna Nusantara Magelang diperketat setelah peristiwa pemunuhan siswanya. TEMPO/Bethriq Kindy arrazy

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 4 lulusan dari SMA Taruna Nusantara, Magelang, Jawa Tengah, disebutkan bakal menempati posisi menteri di Kabinet Prabowo Subianto.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Hal ini disampaikan oleh adik kandung Prabowo, Hashim Djojohadikusumo, dalam Dialog Nasional Peningkatan Sumber Daya Manusia untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045 yang disiarkan dalam siaran YouTube, Ahad, 8 September 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Riset & Komunikasi Lembaga Survei KedaiKOPI Ibnu Dwi Cahyo menilai, pernyataan Hashim itu mengerucut kepada beberapa nama. Salah satunya Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY.

"Ini (AHY) salah satu yang mungkin disebut Hashim berasal dari Taruna Nusantara," kata Ibnu di Jakarta, Senin, 9 September 2024.

Selain itu, menurut Ibnu, banyak nama-nama besar di dekat Prabowo dan Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang memiliki latar belakang sebagai lulusan SMA Taruna Nusantara.

Beberapa diantaranya merupakan dua kader Gerindra sekaligus anggota DPR RI, yaitu Prasetyo Hadi dan Sugiono.

"Masih ada kandidat lain yang berasal dari Taruna Nusantara unsur Gerindra, seperti Sudaryono yang sekarang Wamentan dan Simon Aloysius yang saat ini menjabat Komisaris Utama Pertamina," kata Ibnu.

Selain itu, lanjut Ibnu, dari kalangan profesional ada beberapa nama seperti Oki Muriza yang saat ini sebagai Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Rahmat Kaimuddin mantan CEO Bukalapak.

"Memang paling kuat nama-nama yang tadi disebut, apalagi beberapa sudah menjadi staf Prabowo sejak Gerindra berdiri. Kita lihat juga ada staf Prabowo yang maju di berbagai pilkada,” kata dia.

Selain itu, Ibnu juga membahas soal keinginan Prabowo yang ingin jajaran menterinya berusia di bawah 50 tahun.

Menurut dia, hal tersebut diinginkan Prabowo agar pemerintahannya dipenuhi oleh pemimpin-pemimpin muda yang siap melanjutkan program kerja era Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

"Prabowo juga ingin mengirimkan sinyal ke parpol koalisi agar mengirim kandidat menteri yang berusia muda. Tentu AHY masih muda dan ini salah satu yang mungkin disebut Hashim berasal dari Taruna Nusantara," jelas Ibnu.

Kembali ke SMA Taruna Nusantara, berikut profil berbasis semi-militer itu.

Profil SMA Taruna Nusantara

Melansir laman resmi SMA Taruna Nusantara, ide pembuatan sekolah menengah atas berbasis semi-militer ini dicetuskan oleh Menteri Pertahanan dan Keamanan yang saat itu dijabat oleh Jenderal LB Moerdani pada 20 Mei 1985 di Pendopo Agung Taman Siswa Yogyakarta.

Ia memiliki visi luhur, yakni untuk membangun sekolah yang mendidik manusia-manusia terbaik dari seluruh Indonesia dan menghasilkan lulusan yang dapat melanjutkan cita-cita para Proklamator.

Ide ini diteruskan dengan menandatangani nota kesepakatan antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Taman Siswa yang merupakan organisasi kependidikan pertama di Indonesia, untuk membuat suatu lembaga bernama Lembaga Perguruan Taman Taruna Nusantara (LPTTN).

Lembaga ini merupakan kristalisasi dari visi Jenderal Moerdani yang selanjutnya mengawasi proses pelaksanaan sekolah ini.

Adapun SMA Taruna Nusantara diresmikan oleh Panglima Angkatan Bersenjata yang saat itu dijabat oleh Jenderal Try Sutrisno pada 1990.

Kampus yang menempati lahan seluas 18.5 hektare dan terdiri dari komplek akademis, asrama siswa, dan komplek perumahan pamong (guru), di atas tanah milik Akademi Militer.

Selama 6 tahun pertama, Taruna Nusantara hanya menerima laki-laki sebagai siswanya dengan jumlah sekitar 245 orang. Namun mulai 1996, LPTTN membuat kebijaksanaan baru dengan menerima angkatan putri pertama sebanyak 70 orang. Untuk mengakomodasi perubahan ini, area sekolah ini pun diperluas menjadi 23 hektare.

Untuk menarik pemuda-pemudi terbaik dari seluruh strata sosial, LPTTN menawarkan beasiswa penuh kepada pelajar yang diterima dengan dukungan dana dari TNI yang mempunyai latar belakang politik dan keuangan yang kuat.

Para pamong juga mendapat gaji yang di atas rata-rata, serta fasillitas lainnya. Namun, setelah krisis ekonomi dan perubahan politik pada 1997, LPTTN mengalami kesulitan keuangan sehingga pada 2001 sempat menghentikan kebijakan beasiswa penuh ini.

Sekarang, pelajar terpilih yang mempunyai kesulitan keuangan tetap mendapatkan beasiswa yang diberikan baik oleh individual, perusahaan, maupun pemerintah daerah.

ANDRY TRIYANTO | ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus