Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Airlangga atau Unair menyatakan tak masalah dengan kebijakan penghapusan jurusan IPA-IPS-Bahasa di Sekolah Menengah Atas (SMA). Namun, Unair berharap agar mata pelajaran SMA juga menyesuaikan kurikulum dunia industri seperti di perguruan tinggi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rektor Unair M Nasih mengatakan penghapusan jurusan di SMA sejatinya telah diterapkan sejak Kurikulum Merdeka diberlakukan. Walhasil, siswa hanya dibagi kelas berdasarkan peminatannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nasih pun mengatakan bahwa Unair telah menerima calon mahasiswa hasil Kurikulum Merdeka ini sejak tahun lalu. Bahkan, Unair termasuk perguruan tinggi yang mempelopori penerimaan siswa baru dari dari kebijakan ini.
“Unair termasuk pelopor ini semua. Jadi sewaktu seleksi mahasiswa baru jalur SNBP, kami lihat nilai mata pelajaran yang diminati, lalu disesuaikan dengan jurusan yang dipilih. Jadi bukan nilai secara keseluruhan,” ujar Nasih kepada awak media di Kampus C Unair, Rabu, 24 Juli 2024.
Karena itu, Nasih menilai kebijakan ini tidak berdampak pada sisi penerimaan mahasiswa baru. Namun, pihaknya mengevaluasi dari sisi akademis, khususnya peminatan di SMA.
“Kami harap peminatan di SMA linier dengan jurusan yang akan siswa ambil saat kuliah,” kata Nasih.
Selain itu, Nasih berharap bahwa kurikulum di SMA harus menyesuaikan dengan dunia industri. Terlebih, perguruan tinggi juga telah menyesuaikan sejak awal.
“Karena kampus dituntut meningkatkan employability lulusan, berarti harus menyesuaikan kurikulum dan dunia industri. Hal seperti ini harusnya dilakukan juga sejak SMA,” kata Nasih.
Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi menghapus jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di jenjang SMA yang mulai diterapkan pada tahun ajaran 2024/2025. Kepala Badan Standar Nasional Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo menjelaskan penghapusan jurusan ini merupakan bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka yang sudah diterapkan secara bertahap sejak tahun 2021.
Menurut Anindito, alasan peniadaan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA ini dilakukan agar para siswa dapat fokus untuk mempelajari mata pelajaran yang sesuai dengan minat serta referensi studi lanjut dan kariernya. Ia menyebut persiapan menuju perguruan tinggi yang lebih terfokus dan mendalam ini sulit dilakukan jika murid masih dikelompokkan ke dalam jurusan IPA, IPS, dan Bahasa. Hal yang terjadi ketika ada pembagian jurusan adalah sebagian besar murid memilih jurusan IPA.
Hal ini belum tentu dilakukan berdasarkan refleksi tentang bakat, minat, dan rencana kariernya. Namun, hal tersebut dilakukan karena jurusan IPA memiliki privilege lebih dalam memilih program studi di perguruan tinggi.
“Dengan menghapus penjurusan di SMA, Kurikulum Merdeka mendorong murid untuk melakukan eksplorasi dan refleksi minat, bakat dan aspirasi karir, dan kemudian memberi kesempatan untuk mengambil mata pelajaran pilihan secara lebih fleksibel sesuai rencana tersebut,” kata Anindito.
Pilihan Editor: Jadwal dan Materi Ujian Jalur Mandiri Unair 2024