Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil gubernur (cawagub) Jakarta nomor urut 1, Suswono, dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) atas dugaan penistaan agama, karena melontarkan guyonan soal janda kaya di Jakarta menikahi pria muda yang masih menganggur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Umum Ormas Betawi Bangkit, David Darmawan, melaporkan Suswono ke Bawaslu, pada Selasa, 29 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami diarahkan ke (Sentra) Gakkumdu Bawaslu,” ucap David usai berkonsultasi di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya.
Berdasarkan dokumen yang Tempo terima, Bawaslu telah menerbitkan formulir laporan bernomor 012/PL/PG/Prov/12.00/X/2024 dengan identitas pelapor David Darmawan.
Dalam laporan tersebut, Suswono berstatus sebagai pihak terlapor atas dugaan tindak pidana penistaan agama. Suswono dianggap menyinggung Nabi Muhammad SAW dan istrinya, Khadijah dengan guyonan pengangguran dan janda kaya.
“Laporan kami diterima oleh Bawaslu,” kata David saat dihubungi melalui aplikasi perpesanan WhatsApp.
Berdasarkan laporan tersebut, Suswono melanggar sejumlah pasal yakni Pasal 69 huruf B dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota juncto Pasal 72 Ayat 1. Suswono juga dijerat Pasal 187 Ayat 2 Undang-undang Nomor 10 Tahun 2016. Kemudian Suswono dinilai melanggar atas Pasal 156a KUHP tentang Penodaan Agama dan Pasal 28 Ayat 2 Undang-undang ITE.
David menekankan ia akan terus berjuang melaporkan Suswono, yang dianggap melecehkan Nabi Muhammad SAW.
“Saya sebagai warga biasa akan menuntut beliau. Kalau perlu harus ditahan, harus (dimasukkan) di sel,” kata David.
PDIP anggap seloroh Suswono tidak lucu
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP menanggapi pernyataan Suswono. Juru Bicara Tim Pramono-Rano, Cyril Raoul Hakim, mengatakan selorohan itu menunjukkan selera humor yang rendah.
“Tidak lucu," kata pria yang akrab disapa Chico itu dalam keterangan videonya pada Selasa, 29 Oktober 2024.
Dia juga menilai seloroh Suswono itu bisa dianggap suatu pelecehan terhadap perempuan. Pernyataan itu menjadikan perempuan sebagai objek kelakar yang berkaitan dengan hal sakral seperti pernikahan.
Karena itu, dia mengimbau semua pasangan calon di Pilgub Jakarta berhati-hati dalam berbicara. Dia mewanti-wanti agar kampanye yang disampaikan tidak menimbulkan polemik ataupun mengandung SARA.
“Kami berharap ke depan kontestasi demokrasi di Jakarta akan lebih substantif yang membicarakan program nyata dan bermanfaat bagi rakyat,” ucap Chico.
GP Ansor Jakarta kecam guyonan Suswono
Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda Ansor atau GP Ansor DKI Jakarta marah dengan pernyataan calon wakil gubernur Suswono, yang membawa nama Nabi Muhammad SAW saat menceritakan janda kaya menikahi pria pengangguran.
GP Ansor DKI berencana melaporkan pernyataan Suswono ke polisi, jika calon wakil gubernur nomor urut 1 ini tidak menyampaikan permintaan maafnya. Organisasi ini menilai Suswono telah menyakiti perasaan umat Islam melalui pernyataannya soal janda tersebut.
“Kami berencana melaporkan minggu ini, namun harinya belum kami putuskan. Kami lihat perkembangan, apakah ada iktikad baik dari Pak Suswono untuk meminta maaf,” kata Sekretaris PW GP Ansor DKI Jakarta, Sulthon Mu'minah, saat dihubungi Tempo pada Senin malam, 28 Oktober 2024.
Melalui keterangan tertulis GP Ansor DKI Jakarta yang diterima Tempo, organisasi itu mengutuk keras pernyataan Suswono itu.
“Yang paling fatal, Nabi Muhammad SAW jelas bukan pria miskin dan pengangguran seperti analogi yang disampaikan Suswono,” kata Sulthon. “Kami mengutuk keras pernyataan tersebut. Sangat tidak etis dan tidak layak pernyataan itu dikeluarkan oleh Suswono.”
Terlebih, kata Sulthon, pernyataan Suswono yang terkesan seperti candaan itu dianggap oleh GP Ansor DKI tidak pantas dilakukan saat kampanye Pilgub Jakarta 2024.
“Persoalan kontestasi pilkada jangan menjadi alasan untuk bia merendahkan junjungan (umat Islam) Nabi Muhammad SAW,” ujar Sulthon.
GP Ansor DKI Jakarta sudah mengetahui soal permintaan maaf calon Suswono, namun GP Ansor DKI menyatakan permintaan maaf yang hanya melalui rilis dan video tidak cukup.
“Terkait permintaan maaf Pak Suswono, yang pertama itu video taping ya, banyak editan. Jadi kami meminta Pak Suswono menyatakan maaf secara terbuka dan langsung,” kata Sulthon saat dihubungi Tempo pada Selasa, 29 Oktober 2024.
Sementara itu, Badan Musyawarah atau Bamus Betawi dan Aliansi Santri Jakarta (Alaska) memiliki pendapat berbeda terkait guyonan Suswono tersebut.
Bamus Betawi
Ketua Umum Dewan Adat Bamus Betawi, Muhammad Rifqi, merespons polemik yang muncul imbas pernyataan Suswono soal janda kaya menikahi pemuda pengangguran.
“Sebenarnya kalau saya lihat dari videonya tidak ada maksud, secara implisit tidak disampaikan bahwa Pak Suswono menyamakan Rasulullah kepada pengangguran, enggak ada di situ,” kata Rifqi dalam keterangannya di Jakarta pada Selasa, 29 Oktober 2024 seperti dikutip dari Antara.
Rifqi berpendapat tidak ada yang salah dengan pernyataan politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu. Dia menyayangkan pihak-pihak yang tidak memahami secara utuh apa yang disampaikan oleh Suswono.
Karena itu, dia menilai membawa pernyataan Suswono ke ranah hukum sangat mengada-ada. Pernyataan Suswono itu tak bisa disamakan dengan kasus penistaan agama pada Pilgub Jakarta 2017.
“Beda nih, ini kan mau ditarik ke kasus 2017 nih zaman Ahok, ditarik-tarik ke situ nih, ini kan politik. Jadi kalau saya melihatnya ini berlebihan dan mengada-ngada. Sebenarnya kalau itu dianggap menjadi sebuah pelecehan agama terlalu dini,” kata pria yang biasa disapa Eki Pitung itu.
Dia meyakini laporan dari pihak tertentu kepada kepolisian akan ditolak karena tak ada bukti yang memperlihatkan Suswono secara implisit menghina Nabi Muhammad SAW sebagai seorang pengangguran.
“Pelecehannya di mana? Karena itu tafsir. Karena hukum itu tidak boleh pakai tafsir,” kata dia.
Rifqi meminta semua pihak tak memperkeruh Pilgub Jakarta 2024 dengan memainkan politik identitas. Apalagi, Suswono secara pribadi telah meminta maaf.
“Kita ini udah jangan lagi membawa politik identitas, Jakarta udah selesai lah 2017 kemarin kita belajar, tidak ada yang dirugikan, tidak ada yang diuntungkan juga. Kan di sini muslim, di sana muslim. Lebih baik bermain wacana program, agenda yang mencerdaskan, bagaimana membangun ibu kota dengan ide dan gagasan yang positif,” ujarnya.
Ketum Alaska: Saya pikir tidak berlebihan
Hal senada diungkapkan Ketua Umum (Ketum) Alaska Abdul Azis. Dia berpendapat tak ada yang salah dengan pernyataan Suswono.
“Saya pikir tidak berlebihan dan ini kan hanya imbauan, terus salahnya di mana? Imbauan dan sekadar saran dan gak perlu diperbesar dan gak perlu melebar lah,” ujarnya.
Mantan Ketua GP Ansor DKI Jakarta ini mengatakan, memang benar Rasulullah dulu menikahi Siti Khadijah pada saat menjadi janda kaya dan membantu dakwah Rasulullah.
“Jika Pak Suswono itu mengimbau demikian, salahnya di mana? Itu pun jika janda kayanya mau, kan enggak salah dong, dan beliau juga sudah minta maaf kan,” tutur Azis.
Menurut dia, tidak perlu pernyataan Suswono itu dipersoalkan hingga diseret ke ranah agama karena sebuah pernyataan harus dilihat dari sisi manfaat dan kemaslahatannya dan pilkada ini harus sejuk dengan gagasan dan program untuk membangun Jakarta.
“Jangan memperkeruh dan dianggap sebagai sebagai sebuah penistaan,” kata dia.
Sebelumnya, Suswono telah meminta maaf setelah candaannya tentang janda kaya di acara deklarasi relawan Bang Japar berpolemik. Politikus PKS itu juga menyatakan sudah mencabut pernyataannya tersebut.
“Saya menyadari bahwa pernyataan saya dalam pertemuan dengan relawan Bang Japar telah menimbulkan polemik. Atas hal itu, saya meminta maaf sekaligus mencabut pernyataan tersebut,” kata Suswono lewat keterangan tertulis pada Senin malam, 28 Oktober 2024.
Suswono menjelaskan paparannya yang menjadi polemik tersebut adalah komentar yang ditujukan kepada seorang warga dari kelompok janda di acara deklarasi Bang Japar di Jakarta Selatan pada Sabtu, 26 Oktober lalu.
“Tidak ada maksud sama sekali menyinggung tentang janda, apalagi mengaitkan dengan manusia agung sepanjang zaman, Rasulullah, yang menjadi teladan dalam setiap kehidupan saya,” kata dia.
Mantan Menteri Pertanian yang berpasangan dengan Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta 2024 itu mengakui candaannya tentang janda tersebut kurang tepat dan tidak bijaksana. “Apa pun penjelasannya, saya sepenuhnya mengakui kesalahan saya,” ujar Suswono.
Dia mengatakan candaan tersebut, meski bertujuan untuk menyampaikan kepedulian terhadap anak yatim, para janda, dan pemuda di Jakarta, tetap tidak pada tempatnya untuk diungkapkan.
Suswono juga menegaskan guyonan tentang janda itu bukan bagian dari program Ridwan Kamil-Suswono (RIDO).
“Saya tegaskan bahwa hal itu bukan bagian dari program RIDO,” kata Suswono. Program RIDO berfokus pada pemberdayaan kelompok lemah dan rentan.
Dia juga mengatakan dirinya akan berhati-hati dalam berkomunikasi agar tidak menimbulkan polemik di masyarakat.
“Mari kita lanjutkan pembicaraan soal program yang membawa manfaat bagi masyarakat Jakarta,” tuturnya.
DIAN RAHMA FIKA | ALFITRIA NEFI P | ALIF ILHAM FAJRIADI | NOVALI PANJI NUGROHO | ADVIST KHOIRUNIKMAH | ANTARA