Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Pengajar Departemen Ilmu Politik Universitas Airlangga, Aribowo, memperkirakan pemilihan Wali Kota-Wakil Wali Kota Surabaya hanya diikuti oleh dua calon.
Pasangan pertama akan diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Sementara pasangan kedua akan diusung oleh koalisi delapan partai di Jawa Timur.
Kubu Machfud Arifin klaim dukungan koalisi partai masih solid.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Pengajar Departemen Ilmu Politik Universitas Airlangga, Aribowo, memperkirakan pemilihan Wali Kota-Wakil Wali Kota Surabaya hanya diikuti dua calon. Pasangan pertama akan diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Sedangkan pasangan kedua diusung oleh koalisi delapan partai di Jawa Timur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejauh ini, PDIP belum mengumumkan pasangan calon yang direkomendasikan untuk maju dalam pemilihan. Sedangkan delapan partai politik, yakni Partai Golkar, NasDem, Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Amanat Nasional, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera, sudah menyepakati pasangan Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno.
Aribowo menilai kompetisi akan berjalan sengit karena partai berlambang kepala banteng itu akan melawan koalisi partai besar. Tapi dia menilai konfigurasi partai politik bisa saja berubah pada menit-menit terakhir, tergantung keputusan pejabat partai di Ibu Kota. "Bisa saja partai koalisi pendukung Machfud Arifin berganti dukungan, tergantung arahan dari Jakarta," ujar dia, kemarin.
Menurut Aribowo, kemungkinan masih terbuka lantaran mayoritas koalisi pendukung Machfud merupakan bagian dari pendukung pemerintahan Joko Widodo. Partai anggota koalisi Jokowi dinilai akan sulit menolak jika diminta bergabung untuk mendukung pasangan calon pilihan PDIP.
Adapun di daerah, koalisi pendukung Machfud disebut-sebut tengah goyah lantaran bekas Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur itu tak menggandeng kader Partai Golkar, Zahrul Azhar Asumta alias Gus Hans, sebagai calon pendamping. Machfud menjatuhkan pilihannya kepada Mujiaman Sukirno, Direktur Perusahaan Daerah Air Minum Surabaya.
Sekelompok orang di PDIP dan Partai Golkar Surabaya pun memberikan lampu hijau kepada Gus Hans untuk maju sebagai calon kepala daerah. Sinyal persetujuan diberikan setelah Gus Hans menyatakan keinginannya secara langsung kepada pejabat PDIP pada Sabtu dua pekan lalu.
Pernyataan kekecewaan kepada Machfud juga terlontar dari Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Kota Surabaya, Lucy Kurniasari. Ia menyatakan kecewa atas dipilihnya Mujiaman. Sebab, Demokrat telah mengajukan kadernya, Siti Anggraenie Hapsari, sebagai calon pendamping Machfud.
Aribowo mengomentari, sekalipun benar, isu itu tak signifikan mempengaruhi koalisi. Dia menganggap Machfud piawai melakukan komunikasi politik, sehingga koordinasi antarpartai berjalan lancar. Dampaknya, riak-riak di internal partai pendukung tak mencuat ke publik.
Kepiawaian tersebut, kata dia, harus menjadi faktor yang dipertimbangkan PDIP dalam memilih calon kepala daerah. Sebab, pemilihan kali ini membutuhkan kemampuan ekstra mesin partai untuk mempengaruhi pemilih supaya mencoblos di kotak suara. Tanpa upaya kader di lapangan, angka partisipasi pemilih saat masa pandemi di Surabaya berisiko menurun tajam. "Tahun 2015, tanpa pandemi, partisipasi pemilih di Surabaya saja hanya 48 persen. Turun dari 2010 sebesar 52 persen," kata Aribowo.
Keterikatan calon dengan partai juga dibutuhkan karena faktor ketokohan calon-calon potensial dalam pemilihan di Surabaya tahun ini tak menonjol. Machfud ataupun calon penantangnya, Whisnu Sakti Buana dan Eri Cahyadi--kandidat yang tengah dipertimbangkan PDIP--memiliki kondisi yang sama.
Sementara itu, Partai Golkar tak ambil pusing terhadap manuver politik Gus Hans. Ketua DPP Golkar Adies Kadir menganggap lembaganya tak melarang upaya kadernya maju dari partai lain. Meski demikian, upaya tersebut masuk dalam catatan partai terkait dengan loyalitas dan dedikasi seorang kader.
Adies pun mengklaim Golkar tetap mendukung Machfud meski pasangannya bukan dari partai berlambang beringin. "Pak Mujiaman itu kan dulu ada history dengan Golkar. Kita lihat saja," tutur dia.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu NasDem Jawa Timur, Imam Syafi'i, menuturkan Machfud sudah menyambangi ketua-ketua partai koalisi secara langsung untuk menerima calon wakil yang dipilihnya. Karena itu, dia mengklaim hubungan partai dengan kandidat sejauh ini masih solid.
Imam mengakui koalisi masih harus berupaya mendongkrak figur Machfud-Mujiaman. Salah satunya adalah dengan program "sapa warta", yaitu menyambangi warga di tujuh hingga sembilan titik. Tapi, sebagai langkah awal, dia menerangkan elektabilitas Machfud sudah lumayan, di angka 28 persen. "Itu berkaca pada survei yang dilakukan Poltracking sebulan lalu," ujar Imam.
BUDIARTI UTAMI | KUKUH S WIBOWO (SURABAYA) | NUR HADI (SURABAYA) | ROBBY IRFANY
28
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo