Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Nusa

Ridwan Kamil Tinjau Pengolahan Sampah Plastik di Bandung Barat

Ridwan Kamil bersama aktivis lingkungan Hamish Daud meninjau pabrik daur ulang plastik. Masyarakat Jabar dapat berperang aktif melalui aplikasi Octopus.

20 April 2021 | 17.15 WIB

Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat meninjau proses daur ulang sampah plastik yang diolah oleh PT Namasindo Plas di Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (20/4/2021). (Foto: Pipin/Biro Adpim Jabar)
Perbesar
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat meninjau proses daur ulang sampah plastik yang diolah oleh PT Namasindo Plas di Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (20/4/2021). (Foto: Pipin/Biro Adpim Jabar)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

INFO JABAR – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil meninjau proses daur ulang sampah plastik air minum yang diolah oleh PT Namasindo Plas di Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Selasa, 20 April 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Pabrik tersebut memiliki teknologi yang dapat mengubah sampah plastik menjadi botol air mineral siap pakai. Sampah yang sudah diolah akan dijual kepada industri air minum yang membutuhkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ini membuat semangat agar semua sampah plastik yang bisa didaur ulang bisa kita ubah di sini dan dijual kembali ke industri-industri yang membutuhkan botol plastik air mineral," kata Ridwan.

Menurut dia, proses ini disebut sebagai sirkular ekonomi. Sebab, semua pihak yang terlibat dalam proses tersebut akan mendapatkan keuntungan ekonomi. "Dari sejak air mineral itu diminum lalu dibuang dia bisa muter lagi oleh pelestari, lalu ke kolektor yaitu pabrik ini. Lalu dijual lagi ke industri. Karena prosesnya berputar 100 persen itulah kita sebut dengan sirkular ekonomi," ucapnya.

Proses daur ulang sampah plastik ini juga memanfaatkan aplikasi bernama Octopus. Aplikasi yang sudah dapat diunduh ini bertujuan untuk mengajak seluruh masyarakat Jabar mau mengumpulkan sampah karena memiliki benefit finansial. Yakni, setiap sampah yang dikumpulkan memiliki poin, dan poin tersebut dapat dikonversi menjadi uang.

"Nanti Octopus digunakan oleh pengguna untuk memanggil pelestari yang akan mengambil sampah langsung dari rumah, sehingga meningkatkan pendapatan mereka, bisa dapat Rp 2 juta sampai Rp 5 juta tergantung banyaknya sampah plastik yang disetorkan," ucap RIdwan.

Dia mendorong masyarakat Jabar untuk memilah sampah organik dan nonorganik, khususnya sampah plastik. Berdasarkan catatan Dinas Lingkungan Hidup Jabar, dalam sehari, jumlah sampah plastik yang dapat didaur ulang mencapai 6.400 ton di seluruh Jabar.

"Kami sehari ada 6.400 ton sampah plastik yang bisa didaur ulang, bahkan sampah plastik dari Bali dan Lombok pun dibeli oleh Jabar," ucap Ridwan.

Pengolahan sampah plastik dan menjadi sirkular ekonomi ini menjadi komitmen Pemda Provinsi Jabar agar Indonesia tidak lagi dicap sebagai negara yang banyak membuang sampah plastik ke laut.

Saat meninjau proses daur ulang sampah tersebut, Ridwan didampingi oleh pemerhati lingkungan laut yang juga pendiri Indonesia Ocean Pride, Hamish Daud.

"Mas Hamish Daud yang paham banget betapa di laut kita sebenarnya banyak sampah plastik karena orang tidak ada solusinya. Maka saya komitmen di 2021 akan menjadikan problem sampah plastik bisa selesai dengan sistem sirkular ekonomi agar Indonesia tidak lagi di-bully karena banyak sampah plastik di lautan," ujar Ridwan.(*)

Prodik Digital

Prodik Digital

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus