Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Nusa

Ridwan Kamil: Urban Farming Menemukan Momentum yang Tepat di Tengah Pandemi

Menurut Ridwan Kamil, urban farming atau bercocok tanam di lingkungan rumah dan perkotaan menemukan momentum tepat di tengah pandemi Covid-19.

19 Juni 2020 | 08.56 WIB

Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat menjadi narasumber pada webinar Marketeers Hangout 2020: Time for Urban Farming di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (18/6/20). (Foto: Pipin/Humas Jabar)
Perbesar
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat menjadi narasumber pada webinar Marketeers Hangout 2020: Time for Urban Farming di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (18/6/20). (Foto: Pipin/Humas Jabar)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

INFO JABAR — Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil, mengatakan urban farming atau bercocok tanam di lingkungan rumah dan perkotaan menemukan momentum tepat di tengah pandemi Covid-19. "Urban Farming menemukan momentum yang tepat di tengah masa pandemi karena memiliki tiga manfaat, yakni ekologi ,ekonomi dan edukasi," ujar Ridwan Kamil saat menjadi narasumber pada webinar Marketeers Hangout 2020: Time for Urban Farming di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis, 18 Juni 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dalam keterangan resmi Humas Jabar, Gubernur yang akrab disapa Emil ini mengajak masyarakat mengonversikan sekecil apapun lahan di rumah menjadi perkebunan. Jenis tanaman yang menjadi favorit petani kota, menurut ia, adalah kangkung dan bayam. Selain mudah, tanaman tersebut dapat dipanen dalam waktu singkat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saya mengajak teman-teman mencari lahan atau mengonversikan karena hijaunya bukan rumput tapi bisa dijual dan edukasi. Yang jadi favorit petani kota rata-rata kangkung dan bayam karena 21 hari bisa dipanen dan ujung-ujungnya bisa menciptakan solusi," katanya.

Emil mengaku telah mengonversi rumah dinas dan kantornya dengan menanam stroberi, tomat dan sayuran. "Semangat urban farming itu sudah menjadi passion saya sejak tahun 2008," katanya.

Menurut Emil, banyak lahan di perkotaan yang dapat digunakan untuk berkebun. Persoalannya adalah sulit mengajak masyarakat untuk menerapkan urban farming. "Sekarang sebagai pemerintah saya melakukan berbagai cara agar konsep ini berjalan," ucapnya.

Ketika menjadi wali kota, Emil membaca hasil penelitian disertasi di ITB yang menyimpulkan bahwa suhu Kota Bandung meningkat salah satu faktornya adalah kurangnya pohon.

"Solusinya sederhana, supaya suhunya turun atap-atap bangunan yang memang sudah tidak bisa dibongkar karena peradaban manusia makin kompleks dan populasi makin banyak itu dihijaukan secara natural, atau kalau bisa seluruh gedung itu konsisten atapnya dijadikan urban farming," katanya.

"Saya kira sekian persen suplai makanan berupa sayuran juga bisa dihasilkan sendiri dan tidak perlu repot-repot mengandalkan pada sistem yang ada sekarang. Semoga ini menjadi semangat buat kita semua," ujar Ridwan Kamil menambahkan. (*)

Prodik Digital

Prodik Digital

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus