Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PERNYATAAN Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang menyebutkan sejumlah peristiwa kekerasan yang terjadi di Papua ditengarai dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka atau OPM, bukan lagi kelompok kriminal bersenjata atau KKB, dinilai perlu diperjelas. Penyebutan OPM dari yang sebelumnya KKB seakan-akan menjadi bentuk pengakuan pemerintah terhadap keberadaan organisasi tersebut.
Tak bisa dimungkiri serangan bersenjata mendominasi sejumlah peristiwa kekerasan dan konflik di Papua. Setelah 2011-2013, serangan bersenjata di Bumi Cenderawasih kembali meningkat sejak 2019. Unjuk rasa juga terpantau meningkat pada 2019 dan 2021-2022. Pelabelan atau penyebutan sejatinya bukanlah hal penting. Hal penting yang perlu segera dilakukan pemerintah adalah menerapkan jeda kemanusiaan dan membuka ruang dialog dengan OPM.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Proses perdamaian di Papua muskil tercipta selama tentara melakukan pendekatan militer dalam menghadapi OPM. Konflik di Papua sudah lama terjadi, sekitar 50 tahun berlalu, dan memakan korban yang tidak sedikit. Dari beragam aksi kekerasan dan konflik yang tak berujung di Papua, warga sipil kerap menjadi korban terbanyak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo