Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Tabanan, Bali - Wilayah Tabanan di Bali memiliki kontur tanah dan suhu yang berbeda dengan tempat wisata di Bali pada umumnya yang terkenal dengan wisata pantai. Tabanan memiliki suhu udara yang sejuk, sehingga cocok dijadikan sebagai tempat beristirahat atau berkemah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Salah satu tempat yang menarik dikunjungi adalah kompleks penginapan dan camping The Silla’s Ecotourism and Camping Ground. Wilayah seluas ribuan hektare yang terletak di Banjar Batusesa, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan, ini menyediakan hiburan wahana seperti outbond, flying fox, taman berbagai vegetasi baik yang dibudidayakan secara alami ataupun buatan (hidroponik), juga camping ground.
"The Sila’s Agrotourism merupakan area rekreasi, pendidikan, dan program pelatihan yang diselenggarakan secara indoor maupun outdoor. Program pelatihan dapat disesuaikan dengan kebutuhan, termasuk penyandang disabilitas," ujar Sari, seorang petugas The Silla’s saat diwawancara Minggu 11 November 2018.
Area kemping di The Silla’s Ecotourism and Camping Ground di Banjar Batusesa, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Bali. Website thesilasagrotourism
Kompleks ekopariwisata ini cukup mudah diakses pengunjung tunanetra karena kontur tanahnya landai sehingga mudah diraba dengan tongkat dan cukup aman. "Medannya tidak sulit dan fasilitasnya lengkap," kata Agung Sudiani, Koordinator Program ELTA dari Lembaga Bahasa Indonesia – Australia atau IALF yang hari itu mengajak 6 peserta tunanetra ke The Silla.
Di bagian lain area berkemah terdapat arena bermain sekaligus sarana belajar buat anak-anak. Adapula wahana flying fox, offroad dengan all terrain vehicle atau ATV, taman budidaya tanaman, seperti tomat, cabai, buah-buahan, dan aneka bunga khas Bali.
"Kami mengendarai ATV. Arenanya aman yang penting tidak berselipan dengan pengendara lain, sehingga sensasi tegangnya sangat terasa," ujar tunanetra peserta camping, Heru Ramdani. Meski untuk arena camping masih cukup aman, pengelola The Silla, belum mengizinkan pengunjung dengan disabilitas untuk menggunakan wahana flying fox. Selain itu, berat badan peserta juga dibatasi. "Demi keamanan juga, wajar bila tidak semua orang dapat menggunakan wahana tersebut," ujar pengunjung tunanetra lainnya, Hendri Hernowo.
Wahana perahu ayun atau kora-kora di The Silla’s Ecotourism and Camping Ground di Banjar Batusesa, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Bali. Website thesilasagrotourism
Dari sekian banyak wahana hiburan, yang cukup terakses tapi memberi sedikit sensasi tegang adalah jembatan kacayang melintang di atas jurang cukup dalam. Jembatan ini mirip dengan jembatan kaca di Cina yang menghubungkan gedung pencakar langit.
Artikel lainnya:
Apa saja Fasilitas yang Diperlukan Tunanetra di Perpustakaan
"Bagi kami yang melihat agak ragu menyebrang. Jadi saya memilih balik saja," ujar Handi Kuncara, seorang peserta ELTA yang berperan sebagai penyintas. Menurut Handi, pengunjung yang melintas di jembatan itu dibatasi hanya 12 orang.