Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Setelah Anies Gagal Maju Pilkada 2024: Dari Penyesalan hingga Rencana Bikin Partai

Anies mengatakan apa yang terjadi di Pilkada 2024 ini menjadi perjalanan spiritual dan perlu disyukuri.

30 Agustus 2024 | 21.05 WIB

Bakal Calon Gubernur Jakarta Anies Baswedan ditemui di kediamannya di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada Rabu, 28 Agustus 2024. Tempo/Novali Panji
material-symbols:fullscreenPerbesar
Bakal Calon Gubernur Jakarta Anies Baswedan ditemui di kediamannya di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada Rabu, 28 Agustus 2024. Tempo/Novali Panji

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Anies Baswedan gagal maju pada pemilihan kepala daerah atau Pilkada 2024. Di pemilihan gubernur atau Pilgub Jakarta, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nasdem, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang sebelumnya menyatakan mendukungnya, belakangan berbalik arah mendukung Ridwan Kamil-Suswono yang diusung Koalisi Indonesia Maju atau KIM.

Satu-satunya harapan Anies saat itu, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP, akhirnya juga tak mencalonkan mantan Gubernur DKI Jakarta ini. PDIP memilih mengusung kadernya sendiri, yaitu Pramono Anung dan Rano Karno di Pilgub Jakarta.

Belakangan Anies disebut-sebut bakal maju bersama PDIP di Pilgub Jawa Barat di hari terakhir pendaftaran calon kepala daerah pada Kamis, 29 Agustus 2024. Namun Anies tidak maju dengan alasan tidak ada aspirasi dari masyarakat.

Anies mengatakan apa yang terjadi di Pilkada 2024 ini menjadi perjalanan spiritual dan perlu disyukuri. Dia menganggap perjalanan ini adalah yang terbaik baginya. 

“Semua itu sebagai satu perjalanan spiritual yang dinikmati, disyukuri, apa pun outcome-nya, itu pasti Allah berikan yang terbaik,” ujar Anies saat ditemui dikediamannya, Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada Jumat, 30 Agustus 2024.

Anies mengimbau pendukungnya untuk menjaga situasi kondusif setelah dia gagal melenggang ke Pilkada 2024. “Pokoknya buat kita semua, kita terus jaga suasana yang saling menghormati, saling menghargai, suasana teduh, tenang,” tutur Anies.

Menyesal Tak Dapat Maju di Pilgub Jakarta

Anies mengaku menyesal tidak dapat melenggang di Pilgub Jakarta 2024 karena dia tidak bisa mewujudkan berbagai aspirasi warga, salah satunya warga kampung miskin. 

“Ada perasaan, waduh ini aspirasi ini nggak bisa kami tuntaskan,” ujar Anies dalam video di akun YouTube-nya yang berjudul ‘Catatan Anies Pasca Pilpres dan Pilkada 2024’, yang diunggah pada Jumat, 30 Agustus 2024.

Anies mengaku banyak warga miskin kota berdatangan kepadanya meminta agar persoalan yang dialami dapat dituntaskan. Mereka berharap kondisi yang hilang semenjak Anies tidak lagi menjabat sebagai gubernur Jakarta dapat dikembalikan.

Dia meminta maaf karena tidak lagi memiliki kewenengan membuat kebijakan. Kegagalannya menjadi calon gubernur, kata Anies, membuat dirinya tidak lagi bisa membantu masyarakat miskin kota secara langsung.

“Para saudara-saudara semua, warga kampung di Jakarta, rakyat miskin kota, saya minta maaf karena tidak bisa membantu,” kata Anies.

Meski gagal ikut Pilgub Jakarta, Anies mengatakan akan tetap berjuang membantu masyarakat miskin. Dia akan mencari jalan lain untuk berjuang memperbaiki kondisi masyarakat miskin. “Dengan cara lain nanti kita sama-sama berjuang untuk bisa memperbaiki kondisi rakyat miskin kota,” ujar Anies.

Anies Mau Bikin Ormas atau Partai Politik

Dalam video yang sama, Anies mengatakan banyak aspirasi yang datang kepadanya untuk membentuk partai politik secara mandiri setelah dia gagal maju di Pilkada 2024. Anies menerima aspirasi tersebut dan meminta pendukungnya untuk menantikannya. 

“Membangun ormas (organisasi kemasyarakatan) atau partai baru, mungkin itu jalan yang akan kami tempuh, kita lihat sama-sama ke depan,” ujar Anies.

Anies menuturkan pembentukan partai tersebut untuk mewadahi berbagai aspirasi masyarakat, yang menginginkan kesetaraan dan demokrasi yang lebih sehat. Dia juga mengatakan banyak orang menginginkan partai politik yang mengedepankan gagasan.

Aspirasi tersebut menjadi modal bagi Anies untuk membentuk partai politik. “Semoga tidak terlalu lama lagi kita bisa mewujudkan langkah-langkah konkret (tersebut),” tutur Anies.

Dalam video tersebut Anies juga menyinggung bagaimana elite-elite partai tidak memunculkan calon kepala daerah yang sesuai dengan harapan masyarakat di daerah. Padahal, menurut Anies, putusan Mahkamah Konstitusi (MK) telah membuka peluang bagi partai untuk menyerap aspirasi masyarakat.

“Pilkada ini kan pemilihan di tingkat daerah yang harusnya mencerminkan aspirasi daerah. Bukan aspirasi di puncak nasional,” kata Anies.

Jaga Hubungan Baik dengan PDIP

Sebelumnya, Anies menyatakan ingin tetap menjaga hubungannya dengan PDIP. Anies mengatakan hal itu melalui juru bicaranya, Sahrin Hamid, setelah batal diusung PDIP sebagai calon gubernur di Pilkada 2024.

Sahrin mengatakan Anies dan PDIP telah membangun hubungan yang baik. “Kita dengan PDIP hubungannya sangat bagus, Mas Anies dengan PDIP begitu mendalam komunikasinya,” kata Sahrin di Kantor Tim Operasional Anies Baswedan, Jalan Brawijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Kamis malam, 29 Agustus 2024.

Menurut Sahrin, Anies cukup intensif menemui kader-kader PDIP. Jika bertemu, Sahrin mengklaim Anies kerap membicarakan pikiran-pikiran Bung Karno, Pancasila, hingga politik tata ruang dan lingkungan.

Anies, kata dia, tidak ingin komunikasi tersebut hanya berlangsung di momen Pilkada. “Harapan kita tentunya kerja sama ini tidak hanya di pilkada, lebih dari itu kita menginginkan bahwa nasionalisme juga agama, agamis, nah ini berjalan seiring,” ucap Sahrin.

Sahrin menuturkan PDIP dan Anies punya banyak kesamaan. Di antaranya dalam menyikapi isu-isu terkait demokrasi dan ketaatan terhadap konstitusi.

Sahrin mencontohkan polemik yang terjadi saat DPR berencana mengesahkan RUU Pilkada beberapa waktu lalu. “Kita tahu bahwa PDI Perjuangan kemarin menjadi satu-satunya fraksi di DPR yang mengawal konstitusi dengan menolak kelanjutan pembahasan RUU Pilkada dan kita tahu bahwa Mas Anies juga menyampaikan pikiran-pikiran yang sama,” ujar Sahrin.

Menurut Sahrin, pilkada merupakan salah satu momentum untuk membangun komunikasi. Dia berujar masih akan ada momentum-momentum lain yang akan datang untuk Anies dan PDIP.

“Agenda-agenda politik selanjutnya ke depan yang tentunya perlu kerja sama, karena biar bagaimanapun partai politik, Mas Anies, ini adalah sosok yang memang ditunggu sikap, pikirannya, keteladanan politiknya oleh warga masyarakat,” ucapnya.

MAULANI MULIANINGSIH | SULTAN ABDURRAHMAN 

Pilihan editor: Ragam Tanggapan Soal Anies Gagal Maju di Pilkada 2024

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus