Setelah Keluarga Korban Tangkap Pelaku Pencabulan

Beberapa hari setelah menangkap pelaku, ibu korban meminta maaf karena mengkritik kepolisian. Tak hanya di Bekasi, pengabaian laporan korban pelecehan seksual terjadi di banyak daerah.

29 Desember 2021 | 00.00 WIB

Perbesar

Peserta aksi yang tergabung dalam Gerakan Ibu Mencari Keadilan berunjuk rasa pencegahan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak di halaman kantor Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Banda Aceh, Aceh, 23 Desember 2021. ANTARA/Syifa Yulinnas

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Ringkasan Berita

Penanganan kasus dugaan pelecehan seksual di Bekasi menjadi cerminan banyaknya laporan yang diabaikan kepolisian.
Pengabaian laporan kerap terjadi karena polisi belum banyak memiliki pemahaman terkait dengan perlindungan korban.
Belum semua polisi responsif dalam menangani korban pelecehan seksual maupun pemerkosaan.

JAKARTA – DR, 34 tahun, warga Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat, kembali menceritakan kronologi keluarganya menangkap terduga pelaku pelecehan seksual terhadap anaknya. Semua berawal ketika DR mengetahui bahwa anaknya, yang berusia 11 tahun, mengalami pelecehan seksual pada 20 Desember 2021.

Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini

Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
Akses penuh seluruh artikel Tempo+
Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
Fitur baca cepat di edisi Mingguan
Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo

Lihat Benefit Lainnya

pelecehan-seksual

kekerasan-seksual

Avit Hidayat

Alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas PGRI Ronggolawe, Tuban, Jawa Timur. Bergabung dengan Tempo sejak 2015 dan sehari-hari bekerja di Desk Nasional Koran Tempo. Ia banyak terlibat dalam penelitian dan peliputan yang berkaitan dengan ekonomi-politik di bidang sumber daya alam serta isu-isu kemanusiaan.

Edisi 11 Mei 2025