Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEORANG anggota jemaah haji yang berasal dari Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, tiba-tiba menelepon Muhammad Fauzan Nurhuda Yusro pada Selasa siang waktu Arab Saudi, 18 Juni 2024. Anggota jemaah haji tersebut menginformasikan kepada Fauzan, yang menjadi anggota Tim Pengawas Ibadah Haji Dewan Perwakilan Rakyat, mengenai kondisi yang dialami jemaah haji yang bersangkutan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fauzan mengatakan anggota jemaah haji tersebut merasa panik karena bus yang mereka tumpangi berbau menyengat. Bau itu diduga berasal dari kampas rem bus yang gosong. Bau tersebut muncul ketika mereka tengah dalam perjalanan dari Mina kembali ke hotel di Mekah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Katanya bau kampas rem sampai menyengat ke dalam. Masalahnya, di dalam hawa udara panas dan pengap sehingga mereka panik,” kata Fauzan, kemarin.
Pada saat kejadian, Fauzan tengah memantau ibadah haji di Mina. Lewat telepon, anggota jemaah haji tersebut meminta bantuan Fauzan. Lalu Fauzan meminta agar dihubungkan dengan panitia yang bersama dengan rombongan haji tersebut. "Pada akhirnya, panitia mendatangkan bus untuk mereka."
Ia mengatakan bus tersebut membawa rombongan haji kelompok terbang (kloter) 27 SOC dari Kabupaten Tegal. Rombongan haji itu awalnya melakukan prosesi haji di Mina. Lalu mereka memilih melakukan nafar awal atau keluar dari Mina lebih awal, yaitu sebelum tenggelamnya matahari pada 12 Zulhijah.
Calon haji Indonesia menuju hotel di Mekah, Arab Saudi, 24 Mei 2024. ANTARA/Sigid Kurniawan
Saat kejadian, suhu udara di Arab Saudi sekitar 45-52 derajat Celsius. Karena hawanya sangat panas, para haji itu meminta sopir bus membuka jendela mobil. Tapi sopir bus tidak mengizinkannya. “Karena panik, rombongan memaksa sopir untuk berhenti. Sopir lantas menurunkan mereka di Jarwal,” kata Fauzan.
Fauzan dan Tim Pengawas Haji DPR berusaha memantau seluruh jemaah haji tahun ini. Jumlah calon haji Indonesia pada pelaksanaan ibadah haji 2024 sebanyak 241 ribu orang. Angka ini terdiri atas 213.320 calon haji reguler dan 27.680 calon haji khusus. Jemaah haji reguler dibagi menjadi 553 kloter. Mereka diberangkatkan ke Arab Saudi melalui 13 bandar udara yang berasal dari 14 embarkasi.
Menurut Fauzan, kejadian pada jemaah haji Kabupaten Tegal itu merupakan temuan yang selalu berulang di setiap penyelenggaraan ibadah haji. Temuan lain yang serupa dengan tahun lalu yakni menu makanan untuk jemaah haji.
“Menu makanan tidak variatif. Cita rasa masakan bukan Indonesia dan bahan baku juga bukan dari Indonesia,” katanya.
Di samping itu, kata Fauzan, kondisi memprihatinkan ditemukan di tempat beristirahat atau menginap jemaah haji di Mina. Di lokasi itu disediakan tenda yang digunakan jemaah visa haji reguler.
Baca Juga:
Fauzan mengaku sudah memeriksa kondisi tenda di Mina. Sesuai dengan hasil pengamatannya, kapasitas tenda tidak cukup untuk menampung jemaah. Tidak ada ruang bagi calon haji untuk berbaring di dalam tenda. “Bahkan ada yang tidur di luar tenda,” kata Fauzan.
Fauzan juga menerima laporan bahwa ada tenda jemaah haji yang mesin pengatur udara atau AC-nya tidak berfungsi. Keadaan ini yang membuat jemaah haji kepanasan.
Tim Pengawas Haji juga menemukan jumlah toilet terbatas per maktab. Jumlah toilet tidak sebanding dengan jumlah anggota jemaah.
Masalah lain, kata Fauzan, transportasi bagi jemaah haji tidak datang tepat waktu. Padahal pemerintah sudah membuat jadwal rinci keberangkatan jemaah. Namun keterlambatan transportasi jemaah masih sering terjadi. “Masalah ini karena tidak ada kerja sama dan koordinasi para pihak penyelenggara ibadah haji.”
Baca Juga:
Para calon haji menaiki pesawat di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, 12 Mei 2024. ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
Kondisi tenda yang memprihatinkan juga tampak dalam video yang diunggah Hazarin Sitepu di akun Instagram-nya, @hazairinsitepu, pada Senin, 17 Juni 2024. Video berdurasi 2 menit 27 detik itu menampilkan seorang anggota jemaah yang memprotes panitia ibadah haji. Ia tak terima karena kapasitas tenda tidak cukup untuk menampung semua anggota jemaah.
“Kepada siapa saya ngomong (mengadu),” kata pria tersebut yang dikutip dari video di Instagram @hazairinsitepu.
Video itu kemudian berpindah menyoroti puluhan anggota jemaah yang kesulitan berbaring untuk tidur karena tidak ada ruang cukup di dalam tenda. Ada juga anggota jemaah yang terpaksa tidur di luar tenda.
Di samping berbagai temuan tersebut, anggota Tim Pengawas Haji DPR, Luluk Nur Hamidah, juga menyoal pengalihan 20 ribu kuota haji tambahan reguler ke haji khusus atau ONH Plus. “Ada indikasi jual-beli dari kuota tambahan ini,” kata Luluk, Selasa kemarin.
Luluk akan mendorong pembentukan panitia khusus DPR untuk menelisik berbagai persoalan haji, termasuk keterlibatan pihak travel haji dan jaringannya dalam pengalihan kuota tambahan haji reguler tersebut. “Jangan-jangan ada rente di sini,” kata Luluk.
Anggota Tim Pengawas Haji DPR lainnya, Diah Pitaloka, mengatakan Tim Pengawas akan membentuk panitia khusus haji untuk mengurai berbagai aspek penting dalam manajemen haji, termasuk kuota haji, anggaran, dan petugas haji. “Langkah ini diambil setelah Timwas Haji DPR mengidentifikasi banyak kebijakan yang perlu diperbaiki guna meningkatkan kualitas pelayanan haji,” kata Diah lewat keterangan tertulis, Ahad, 16 Juni 2024.
Ia mengatakan pansus haji diharapkan dapat menjangkau lintas kementerian karena kebijakan haji melibatkan banyak kementerian dan lembaga pemerintah. “Ini bisa menjadi masukan untuk Kementerian Luar Negeri dalam hal diplomasi atau Kementerian Perdagangan terkait mengapa makanan Indonesia kalah bersaing dengan makanan impor," kata Diah.
Menanggapi temuan Tim Pengawas, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief mengatakan pihaknya berupaya menyiapkan petugas terbaik untuk menyelenggarakan ibadah haji. Petugas haji itu telah dilatih. Ia pun menjamin mereka berdedikasi pada tugasnya.
“Dari pihak mitra kami sudah yakin. Kami juga sudah buat berbagai skenario untuk kelancaran haji ini,” kata Hilman, kemarin.
Mantan Inspektur Jenderal Kementerian Agama, Mochammad Jasin, mengatakan temuan Tim Pengawas DPR itu sebetulnya sudah menjadi masalah yang muncul setiap tahun penyelenggaraan ibadah haji. Karena itu, pemerintah seharusnya bisa mengevaluasi berbagai persoalan haji tersebut.
Menurut Jasin, pemimpin Kementerian Agama seharusnya memeriksa semua layanan ibadah haji sebelum diberikan kepada jemaah haji. Misalnya mereka memeriksa kesiapan bus bagi para calon haji maupun penyedia katering. “Pemeriksaan itu dilakukan supaya ada koreksi lebih dulu,” kata Jasin.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Adil Al Hasan berkontribusi dalam penulisan artikel ini.