Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Kelompok mahasiswa difabel jurusan Kriya di Artherapy Center Widyatama, Bandung, membuat karya pakaian sebagai tugas akhir. Selain mengikuti sidang kelulusan, mereka juga memamerkan karyanya kepada publik. “Hal ini membuktikan para mahasiswa difabel punya potensi kriya dan mandiri secara finansial,” kata Direktur Artherapy Center Widyatama Dadi Firmanysah, Sabtu, 27 Agustus 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lewat keterangan tertulis, pameran karya mahasiswa difabel itu berlangsung 27-29 Agustus 2022 di Kyomi Café Jalan Ir. H. Juanda atau Dago nomor 130, Bandung. Mereka yang berpameran dan menempuh sidang tugas akhir itu merupakan mahasiswa jurusan Kriya angkatan perdana di lembaga pendidikan vokasional yang berbasis pelatihan kerja, seni, dan desain tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Dadi, bidang kekriyaan di Artherapy Center Widyatama memiliki kekhususan dalam metode pembelajaran yaitu menyesuaikan dengan kemampuan mahasiswa difabel. Pada proses pembuatan karya tugas akhir itu mereka menerapkan konsep dan menggunakan bahan ramah lingkungan.”Tentunya aman digunakan dalam proses mereka berkarya,” kata Dadi.
Para Mojang Jajaka memamerkan pakaian karya mahasiswa difabel. Dok.Artherapy Center Widyatama
Mereka juga berkolaborasi dengan beberapa pelaku industri pakaian di Bandung. Kerjasama itu dijalin sejak para mahasiswa penyandang disabilitas itu melakukan magang atau mencoba kerja di beberapa tempat industri kreatif. Para kolaborator itu menurut Dadi, kemudian mengaplikasikan karya para mahasiswa difabel menjadi produk pakaian yang bernilai jual.
Davin Thariq Alkantri berkolaborasi dengan Lepas, Raihan Abbiyyuda dan Florian Warihanggoro berkolaborasi dengan Dama Kara. Sementara Theodorus Fabian dan Alief Abdurrahman berkolaborasi dengan Shibotik by Batik Komar. Karya itu lantas dipresentasikan secara profesional oleh para Mojang Jajaka Kabupaten Bandung Barat 2022 dalam bentuk Trunk show atau peragaan busana.
Adapun sidang tugas akhir itu ikut melibatkan penguji yaitu Dia Demona sebagai CEO Aleza, Nidya Kusmaya seorang praktisi bidang kriya, serta dosen Seni Kriya Institut Teknologi Bandung Sabrina Ilma Sakina. Dadi berharap seluruh kegiatan yang dilakukan bisa mendorong pihak lain untuk membuka peluang bagi mahasiswa difabel atau lulusannya.
ANWAR SISWADI
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.