Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Silampuyeng Mencari Air

Sawah penduduk desa Silampuyeng, Pematang Siantar mengalami kekeringan. sebab sumber air yang ada diisap untuk pam Pematang Siantar, sehingga di musim tanam banyak penduduk yang menganggur.

10 Oktober 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETIAP menghadapi musim tanam, penduduk Desa Silampuyeng, kini banyak menganggur. Sejak tiga tahun lalu, sawah mereka tanpa air lagi. Ini gara-gara mual goir (sumber air) desa itu, disedot untuk Proyek Air Minum (PAM) Tirtauli di Kota Pematangsiantar. "Walaupun musim kemarau, dulu kami talk pernah kekurangan air," kata Syamsir Sutarmin, Kepala Desa Silampuyeng. Di desa berpenduduk 3.200 jiwa di Kecamatan Pematangsiantar, Simalungun itu, terdapat lima mual goit. Airnya jernih dan tak pernah kering dengan debit 500 liter/detik. Selain bisa mengairi 399 hektar sawah, penduduk memanfaatkannya untuk minum, mandi dan keperluan lain. Sumber air ini konon rembesan dari Danau Toba, meskipun jaraknya 46 km. Bekerjasama dengan Lembaga Alliasi Penelitian dan Industri (LAPI) dan ITB Bandung, pada 1973 diadakan survei untuk persiapan air minum (PAM) Pematangsiantar. Diperkirakan mual goit di Silampuyeng itu bisa memenuhi kebutuhan air warga Kota Pematangsiantar, sampai tahun 2.000. Sumber air lama dari Nagahuta yang hanya 100 liter/detik, meman selama ini tak mencukupi warga Pematangsiantar. Tahun 1975 sumber air desa itu tibatiba jadi keruh dan berbau. Untuk minum, sejak itu penduduk terpaksa mencari mual goit lain, berjalan kaki 5 km naik bukit. Mendengar bahwa mual goit yang jadi keruh itu karena akan dibuat PAM, penduduk tenang-tenang saja. Mereka pikir, proyek itu untuk Desa Silampuyeng. Tapi penduduk mulai curiga ketika pipa-pipa bergaris tengah 30 cm dipasang, dan diarahkan ke Kota Pematangsiantar yang berjarak sekitar 12 km dari Silampuyeng. Proyek dengan biaya Rp 465 juta dan 1 juta dollar Australia (bantuan pemerintah sana), memang bukan proyek kecil. Sebanyak 157.000 penduduk Pematangsiantar bisa menikmati air dari proyek ini. Bah! Mana Mungkin? Yang dialirkan ke kota memang cuma dari empat mual goit, dengan debit 400 liter/detik. Yang satu, debit 100 liter/detik, tetap dimanfaatkan untuk Silampuyeng. Tapi ini tak mencukupi. Di Silampuyeng Bawah (Desa Hutabagasan) tahun lalu, 75 hektar sawah tak kebagian air. Tahun ini, jumlah yang kekeringan bertambah jadi 85 hektar. Sejak 1979, sawah di sini praktis hanya mengandalkan hujan. "Kalau dua minggu saja hujan tidak turun, padi kami mampus semua," keluh Munah, ibu tujuh orang anak. Di musim kemarau, sawah retak-retak dan keras bak batu padas. Tak heran bila semakin banyak sawah yang ditelantarkan, menjadi tempat penggembalaan kerbau atau arena main layang-layang. Si petani lalu merantau ke luar. Silampuyeng mencari nafkah. Sebagian memburuh di perkebunan kelapa sawit Kini, hampir seluruh penduduk Silampuyeng, menurut Syamsir, mencari nafkah di luar desa. "Dulu kami tak pernah sengsara begini," keluh seorang penduduk. Kepala desa dan pengurus Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa, September lalu, akhirnya berembuk. Kesimpulannya mendesak agar mual got dikembalikan pada keadaannya semula. Bupati Simalungun, J.P. Silitonga, segera pula membentuk tim guna menjajaki persoalan itu. Hasilnya "masih dalam penggodokan," ujar M.J.T. Sihotang, Walikota Pematangsiantar. Mengembalikan fungsi mual goit menurut Direktur PAM Pematangsiantar, I .M. Sibarani, " Bah, mana mungkin !" Tuntutan penduduk Silampuyeng, katanya, memang manusiawi. Tapi ia menilai lebih manusiawi memanfaatkan sumber air itu bagi Kota Pematangsiantar yang jumlah penduduknya 50 kali lipat. la menuduh penduduk Silampuyeng ingin minta ganti rugi. Sibarani memang berurusan dengan air minum, bukan air sawah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus