Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Singgung Kekuasaan yang Cenderung Korup, Surya Paloh: Saya Pikir Ungkapan Itu Begitu Berarti Hari Ini

Surya Paloh menggambarkan kondisi Indonesia dengan ungkapan adanya kekuasaan yang cenderung korup secara absolut.

11 November 2023 | 17.31 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menggambarkan kondisi Indonesia saat ini dengan ungkapan adanya kekuasaan yang cenderung korup secara absolut. Ia mengutip pernyataan sejarawan Inggris Lord Acton dalam pidato politiknya di perayaan ulang tahun ke 12 Partai Nasdem.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Seorang pemikir pernah menyatakan kekuasaan adalah power tends to corrupt and absolut power corrupt absolutely. Saya pikir ungkapan tersebut begitu berarti pada hari ini. Negeri kita ini mau tidak mau, suka atau tidak suka, telah menimbulkan keprihatinan yang luar biasa terhadap kita semuanya warga negara bangsa ini," ujar Surya Paloh dalam pidato HUT ke-12 NasDem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu, 11 November 2023. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia mengatakan mulanya melihat segala bentuk penyelewengan itu hanya berada di level tertentu. Namun kekuataan kekuasaan itu, kata Surya, semakin terlihat di berbagai level.

"Gejala seperti itu sudah sedemikian memprihatinkan," kata dia. 

Padahal menurut Surya Paloh, merujuk pada falsafah Pancasila, kekuasaan yang diberikan kepada pengusa jelas karena Tuhan yang Maha esa. Di mana melalui mekanisme pemilihan umum dari tangan-tangan rakyat. 

Sehingga ia sepakat, tujuan dari kekuasaan tersebut mestinya digunakan dalam rangka membangun kehidupan bernegara dan berbangsa, tentunya secara baik dan benar. 

"Secara sehat dan tentu sekaligus yang bermartabat sebagaimana yang telah diamanatkan oleh konstitusi," katanya. 

Menurut Surya Paloh, Pancasila sendiri adalah azas kehidupan bernegara yang di dalamnya terkandung nilai-nilai keluhuran bangsa. Indonesia sendiri dituntut untuk rendah hati. 

"Segala yang kita miliki ini adalah sebagai anugerah dari sang Maha pencipta para pendiri bangsa ini telah merumuskan nilai-nilai dari perasa keadilan sosial," kata dia.

Kemudian Surya Paloh menyebutkan keadilan terwujud karena adanya keseimbangan hak dan kewajiban. Menurut dia, hukum, ketentuan dalam segala perundang-undangan dan lembaga peradilan adalah manifestasi dari keadilan. 

"Manifestasi dari keadilan dalam sebuah kompetisi berkompetisi secara fairness adalah bentuk rasa keadilan," kata dia. 

Sehingga apapun kenyataan yang dihasilkan dari keadilan tersebut bisa diterima sebagai nasib. 

"Kita semua bisa menerima untuk selalu menjadi rakyat jelata asalkan itu bersandar pada keadilan, sebaliknya kita tidak bisa tinggal diam ketika ada penguasa kekuasaan yang berlaku tidak adil demi kepentingan tertentu demi kepentingan kelompoknya," kata dia.

Menurut Surya Paloh, termasuk berbangsa, kenyataan pahit, getir, duka dan nestapa bisa diterima asalkan ia lahir nilai keadilan nilai kepatutan dan kepantasan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus