Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Soal Pidato Berani Diajak Berantem, Jokowi: Ditonton yang Komplet

Jokowi membantah meminta para relawan pendukungnya agar siap jika diajak berkelahi saat berpidato dalam rapat umum relawan pada Sabtu lalu.

6 Agustus 2018 | 13.47 WIB

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berbicara di depan atlet pencak silat saat melakukan peninjauan menjelang pelaksanaan Asian Games 2018, yang dimulai pada 18 Agustus, di Padepokan Pencak Silat, Jakarta, Senin, 6 Agustus 2018. Jokowi juga meninjau <i>venue</i> pertandingan pencak silat. TEMPO/Subekti
material-symbols:fullscreenPerbesar
Presiden Joko Widodo atau Jokowi berbicara di depan atlet pencak silat saat melakukan peninjauan menjelang pelaksanaan Asian Games 2018, yang dimulai pada 18 Agustus, di Padepokan Pencak Silat, Jakarta, Senin, 6 Agustus 2018. Jokowi juga meninjau <i>venue</i> pertandingan pencak silat. TEMPO/Subekti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi membantah meminta para relawan pendukungnya agar siap jika diajak berkelahi saat berpidato dalam rapat umum relawan Jokowi di Sentul International Convention Centre, Sabtu pekan lalu. Ia menjelaskan pernyataan dia kepada relawan yang viral di media sosial itu tidak disampaikan secara utuh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Siapa yang ngomong? Ditonton yang komplet dong," kata Jokowi di Ancol, Jakarta, Senin, 6 Agustus 2018.

Jokowi menuturkan dalam rapat umum itu ia menyerukan agar menjaga persatuan dan kerukunan. Sebabnya jangan sampai antarwarga saling membenci, mencela, dan menjelekkan hanya karena perbedaan pilihan presiden.

"Coba dirunut dari atas, jangan diambil sepotongnya saja, nanti enak yang komentari kalau seperti itu. Dilihat secara keseluruhan, konteksnya kan kelihatan," ucapnya.

Pidato Jokowi menjadi viral lantaran kutipannya disiarkan dalam bentuk video berdurasi pendek. Dalam video itu Jokowi mengucapkan,

"Sekali lagi, jangan membangun permusuhan, jangan membangun ujaran-ujaran kebencian. Jangan membangun fitnah-fitnah, tidak usah suka mencela. Tidak usah suka menjelekkan orang lain, tapi kalau diajak berantem juga berani."

Dalam lanjutan video yang lebih lengkap Jokowi mengatakan, "Tapi jangan ngajak lho. Saya bilang tadi, saya bilang tadi tolong tadi, tolong digarisbawahi, jangan ngajak. Kalau diajak?"

Pernyataan Jokowi soal diajak berantem itu membuat netizen di kubu lawan Jokowi geram. Mereka menilai Jokowi telah menyebarkan kekerasan. Seperti yang diungkapkan oleh politikus Gerindra Andre Rosiade.

Jokowi sebagai presiden, kata Andre, seharusnya menghimbau agar pemilu 2019 berjalan aman, damai, dan tenteram. Pemilu 2019, kata Andre, harusnya menjadi festival adu gagasan, bukan adu otot.

"Tapi pak Jokowi membangun narasi kebencian dengan mendorong agar tidak takut berkelahi. Ini kan diindikasikan pak Jokowi mendorong ada undangan kekerasan dalam pemilu 2019 nanti," ujar Andre.

 

 

Ahmad Faiz

Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bergabung dengan Tempo sejak 2015. Pernah ditempatkan di desk bisnis, politik, internasional, megapolitan, sekarang di hukum dan kriminalitas. Bagian The Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea 2023

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus