Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Sopir & jalan rawan

Kecelakaan lalu lintas di lombok barat meningkat. faktornya: kurangnya kesadaran berlalu lintas, kondisi jalan masih rawan dan jumlah kendaraan bertambah terus. diperlukan kesadaran masyarakat.

3 Juli 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ANGKA kecelakaan lalu lintas di Lombok Barat akhir-akhir ini menaik dengan cukup mengejutkam Korban jiwa tak sedikit. Kendaraan yang banyak bertabrakan adalah jenis bemo dan sepeda motor. Dalam tiga bulan terakhir ini, seminggunya rata-rata terjadi lima kali kecelakaan lalu lintas. Terbanyak terjadi di dalam kota seputar Mataram - Cakranegara - Ampenan kota-kota ini jaraknya sangat berdekatan satu dengan lainnya. Menurut lettu Badiu Nikka, Kepala Seksi Lantas Komres Lombok Barat, faktor pertama penyebab kecelakaan lalu lintas di Lombok Barat adalah: ulah para sopir/pengendara. "Mereka justru tak canggung-canggung melarikan kendaraannya dengan kecepatan tinggi di depan hidung Polantas yang sedang berdiri di trotoir", ujar perwira Polisi itu. Tapi selain faktor itu, letnan Badiu juga menyebutkan dua penyebab lain: kondisi jalan yang masih rawan. Yaitu kurang lebar dan berkelok-kelok, sementara volume kendaraan terus bertambah. Di Lombok Barat yang berpenduduk sebanyak 851.033 jiwa panjang jalan yang mampu dilalui kendaraan bermotor 281.800 km. Jumlah kendaraan bermotor yang lewat di atasnya lebih dari 3000 buah sehari. Sedangkan jumlah personil Polantas yang bertugas di sana tak lebih dari 28 orang. Sementara alat transpor dan perlengkapan lainnya yang dimiliki Polantas di sana, menurut Badiu "masih jauh dari memadai". Sehingga tak mengherankan kalau petugas-petugas Polantas di sana sebagian besar numplek seputar kota Mataram Cakranegara - Ampenan saja. Tak sampai ke kota-kota kecamatan yang letaknya berjauhan dengan kota-kota tersebut. Di luar kota, menurut Badiu Nikka, sering terjadi: sopir-sopir menolak diperiksa oleh polisi yang bukan dari kesatuan Lantas. "Sopir-sopir itu sering meminta surat tugas polisi, manakala polisi non Polantas itu mencegat mereka di tengah jalan". Tentu saja karena sifatnya mendadak, misalnya suatu pelanggaran lalu lintas secara tiba tiba terjadi di depan hidungnya, petugas polisi tersebut tak bisa menunjukkan surat tugas". kata Badiu Nikka. Begitulah .

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus