Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pendakwah Haikal Hassan termasuk salah satu sosok yang dipanggil oleh presiden terpilih Prabowo Subianto ke kediamannya di Jalan Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Selasa, 15 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Usai pertemuan dengan Prabowo, Haikal mengatakan, bahwa dia diminta untuk membantu Presiden terpilih dalam lima tahun periode pemerintahan ke depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Haikal keluar dari kediaman Prabowo bersama dengan mantan Wamekumham Eddy Hiariej. "Ya, intinya kami diminta untuk membantu Bapak dan kami akan selalu membantu dengan yang terbaik. Kami membantu bapak, sesuai dengan bidangnya masing-masing," kata Haikal pada Selasa, 15 Oktober 2024.
Meskipun demikian, dia tak mau membocorkan pos mana yang akan diisinya. Haikal mengatakan, pengarahan dari Prabowo secara umum adalah agar maksimal membangun Indonesia yang lebih baik.
Haikal Hassan merupakan sosok yang dikenal akan sejumlah kontroversi, salah satu yang banyak diingat adalah klaimnya yang mengaku pernah bermimpi bertemu Rasulullah Nabi Muhammad SAW. Hal itu membuatnya dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas tuduhan menyebarkan berita bohong atau hoaks. Berikut kilas kasusnya.
Mimpi bertemu Rasulullah di mimpi, dilaporkan ke polisi, hingga tagar #BoikotJNE
Pengakuan Haikal Hassan itu diucapkannya saat mengiringi pemakaman enam anggota FPI yang tewas ditembak polisi di Megamendung, Jawa Barat, pada 9 Desember 2020. Haikal Hasan ketika itu mengaku pernah bermimpi bertemu dengan Rasulullah SAW. Mimpi itu dialami Haikal Hasan saat kehilangan dua anaknya.
Haikal yang saat itu mengaku bersedih, melihat Rasulullah memegang tangan kedua anaknya, yakni Umar dan Salma. Menurut dia, Nabi Muhammad SAW meminta Haikal tidak perlu khawatir lagi dengan anaknya. Haikal kemudian mengatakan, para laskar yang tewas juga sedang bersama Rasulullah SAW.
"Kalau kita sedih, bukan sedihin mereka ya Bu, ya Pak, saudara semua. Karena kita ngiri sama mereka, karena mereka sudah bersama Rasulullah dengan kematian yang husnul khotimah," kata Haikal untuk keluarga laskar FPI.
Tak lama setelah video pengakuan itu viral, Sekretaris Jenderal Forum Pejuang Islam, Husin Shihab melaporkan Haikal ke Polda Metro Jaya pada Selasa, 15 Desember 2020. Husin menuding ada tindak kriminal dalam pengakuan Haikal itu.
Husin mengatakan, cerita tentang mimpi tersebut tidak tepat disampaikan di momentum pemakaman laskar FPI pengawal Pemimpin FPI Rizieq Shihab itu.
"Demi kepentingan politik, kepentingan kelompoknya, lalu beralasan mimpi didatangi Rasulullah. Kalau untuk sesuatu yang positif mending, tapi kalau motifnya untuk melawan negara misalnya memanfaatkan isu tadi, bahaya," kata dia.
Selain Haikal Hassan, terlapor lain dalam kasus ini adalah pemilik akun Twitter @wattisoemarsono. Laporan terdaftar dengan nomor: TBL/7433/XII/YAN.2.5/2020/SPKT PMJ.
Anggota tim hukum Habib Rizieq Shihab (HRS) Center, M. Kamil Pasha menilai laporan polisi terhadap Haikal Hassan mengada-ngada.
"Itu lawak-lawakan saja, pengalaman spiritual itukan masing-masing orang," kata Kamil saat dihubungi Tempo pada Rabu, 16 Desember 2020
Kamil mengatakan, HRS Center tidak akan terlalu menanggapi laporan terhadap anggotanya itu. Dia juga berharap, Kepolisian memahami mana laporan yang bisa diproses, dan yang tidak perlu ditindaklajuti. "Polisi juga sudah banyak kerjaan," ujar Kamil.
Kasus ini ternyata menyeret perusahaan jasa pengiriman JNE yang menjadi trending topic di Twitter berisi soal penolakan terhadap JNE. Ketika itu, warganet meramaikan tagar #JNEKadrun hingga #BoikotJNE. Hal itu imbas dari akun Twitter JNE yang mengunggah video ucapan selamat hari jadi dari Haikal Hassan.
Setelah diserang warganet, admin JNE kemudian memutuskan menghapus video Haikal itu. Meski demikian, akun tiwtter resmi perusahaan menyebutkan tidak hanya mengunggah ucapan selamat dari Haikal Hassan saja. Di dalamnya, bahkan termasuk ucapan selamat dari mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada pertengahan November 2020 itu.
Direktur Utama PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Muhammad Feriadi menegaskan perusahaannya netral dan tidak berafiliasi dengan organisasi, kelompok, atau individu tertentu. JNE juga, kata dia, tidak mau masuk ke dalam isu berbau SARA.
"JNE hanya ingin berbisnis, membantu UKM dan membantu masyarakat untuk mendistribusikan barang," ujar Feriadi ujar dia di Jakarta Utara, Rabu, 16 Desember 2020.
Dengan demikian, ia mengatakan perseroan bisa membantu yatim piatu, tuna netra, ibu, janda, fakir miskin, dan kaum dhuafa. "JNE dalam berbisnis, perlu dicatat, hanya ingin keberkahan."
Sementara VP of Marketing PT JNE Eri Palgunadi membantah isu kepemilikan saham juru bicara PA 212 Haikal Hassan di perseroan. "Tidak pernah ada kaitan Haikal Hassan di dalam saham," ujar dia.