Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) mengaku belum menerima usulan Stanford University dari Amerika Serikat yang akan membangun kampus cabang di Ibu Kota Negara (IKN).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sampai hari ini kami belum menerima usulan Stanford University untuk membuka kampus cabang di IKN," kata Dirjen Pendidikan Tinggi Ristek Kemdikbudristek, Nizam saat dihubungi, Sabtu 9 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Karena tak menerima usulan itu, Nizam mengaku tak mengetahui persiapan Stanford University membangun kampus di IKN. Sejauh ini, Nizam mengatakan, hanya ada 4 kampus luar negeri yang sudah membuka cabang di Indonesia. Keempatnya yakni Monash University, Western Sydney University, Deakin University, dan Lancaster University.
Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara atau OIKN Bambang Susantono sebelumnya mengatakan, Stanford University akan membangun kampus di IKN pada Mei 2024. "Kita juga bekerja sama dengan sekolah internasional ternama yakni Stanford University, mudah-mudahan nanti pada Mei mereka mulai membangun kampus," ujar Bambang Susantono dalam seminar daring, Jumat, 8 Maret 2024.
Bambang menambahkan bahwa Stanford University mulai membangun kampus untuk riset terlebih dahulu di IKN. Selain Stanford University di IKN, ada tujuh hingga delapan kampus internasional seperti Universitas Leiden yang siap masuk ke IKN. Hal itu disampaikan Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital OIKN Prof. Mohammed Ali Berawi.
"Karena kita menyiapkan planning yang berbagai macam dan standarnya internasional, maka banyak sekali organisasi yang ingin agar IKN menjadi living lab," kata Bambang.
Menurut dia, semua pendekatan baru dari perencanaan kota dan wilayah dites dan diuji coba di IKN seperti nature based solution, kota ramah anak, ramah gender, memiliki Intelligent Transportation Systems (ITS).
Ia mengklaim PBB dengan 13 unit di bawahnya langsung mendukung IKN. "Saya ingin menyampaikan bahwa dunia internasional mulai masuk ke IKN, dalam arti untuk melihat knowledge," kata Bambang.