Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Survei Saiful Mujani Research and Consulting atau SMRC mengungkap 51 persen orang Indonesia mengaku takut membicarakan masalah politik dalam 10 tahun terakhir pemerintahan Presiden Jokowi. Survei tersebut dilakukan secara nasional terhadap 994 sampel pada 4 hingga 11 Oktober 2024, dengan margin of error 3,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sebelumnya belum pernah mayoritas orang takut membicarakan politik, tetap di akhir masa jabatan Presiden Jokowi, nyatanya ketakutan membicarakan politik dialami oleh mayoritas orang," kata pendiri SMRC, Saiful Mujani, dikutip dalam tayangan YouTube SMRC TV, Kamis, 17 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saiful menjelaskan, responden yang merasa tidak takut membicarakan politik dalam survei tersebut berjumlah 47,3 persen. Dia mengatakan terjadi peningkatan persentase orang takut bicara politik dalam 10 tahun ini.
Pada 2014, SMRC juga melakukan survei serupa, yang menunjukkan hanya 22 persen masyarakat yang mengaku takut membicarakan masalah politik. Persentase tersebut meningkat tajam pada 2019 dengan persentase sebesar 43 persen. Lalu naik menjadi 51 persen setelah Pilpres 2024.
Survei tersebut juga mengungkapkan ketakutan membicarakan politik sejalan dengan peningkatan ketakutan masyarakat terhadap tindakan represif aparat penegak hukum. Pada 2014, kata Saiful, 32 persen masyarakat takut atas kesewenang-wenangan aparat. "Lalu tahun ini angkanya menjadi 51 persen," katanya.
Hal serupa juga terjadi dalam konteks meningkatnya ketakutan masyarakat untuk berserikat atau berorganisasi. Ketakutan ikut organisasi naik dari 14 persen ke 28 persen.
Kemudian ketakutan menjalankan agama naik dari 7 persen ke 21 persen. Lalu persepsi atas pelanggaran konstitusi dan undang-undang oleh pemerintah melonjak dari 40 persen ke 52 persen.
Saiful mengatakan perbandingan hasil survei di awal pemerintahan Jokowi dengan survei pada kondisi hari ini mencerminkan Indonesia sedang berada di jalur menuju otoritarianisme dalam 10 tahun terakhir.
"Menurunnya kinerja demokrasi dari demokrasi yang hampir terkonsolidasi sebelum Presiden Jokowi memimpin menjadi otokratis atau otoritarianisme telah terjadi, terutama pada lima tahun terakhir Indonesia di bawah kepemimpinannya," katanya.
Pilihan Editor: Elektabilitas Khofifah-Emil Tembus 63,4 Persen dalam Survei ARCI, Ini Faktor Pendongkraknya