Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Jawa Barat berulang kali mengusulkan kepada pimpinan pusat Golkar agar Ridwan Kamil tetap diusung dalam pemilihan kepala daerah atau pilkada Jawa Barat. Sebab, Golkar harus mengamankan Jawa Barat sebagai provinsi dengan jumlah pemilih terbanyak di Indonesia. Selain itu, Golkar harus menjaga peluang Ridwan berkontestasi dalam pemilihan presiden 2029.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua DPD Golkar Jawa Barat Ace Hasan Syadzily mengatakan Emil—sapaan Ridwan Kamil—memiliki elektabilitas paling tinggi di Jawa Barat. Jadi mantan Gubernur Jawa Barat itu lebih masuk akal berkontestasi dalam pilkada Jawa Barat dibanding pilkada Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Memang di Jawa Barat tidak ada nama selain Pak Ridwan Kamil,” kata Ace saat dihubungi Tempo, Ahad, 21 Juli 2024.
Ia mengatakan DPD Golkar Jawa Barat juga hanya mengikuti arahan dari pengurus pusat Golkar, yaitu menugasi Emil sebagai calon gubernur dalam pilkada Jawa Barat ataupun pilkada Jakarta.
Seorang politikus Partai Golkar mengatakan Wakil Ketua Umum DPP Golkar Ahmad Doli Kurnia dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sudah bersepakat dengan pengurus partainya di Jawa Barat untuk mengusung Ridwan di Tanah Pasundan. Karena itu, kata sumber Tempo ini, Golkar sengaja mengusung Jusuf Hamka alias Babah Alun dalam pilkada Jakarta. Tujuannya, mencegah upaya partai politik di Koalisi Indonesia Maju (KIM)—koalisi partai politik pengusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam pemilihan presiden 2024—mendorong Ridwan ke Jakarta. Golkar, bersama Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional, Partai Demokrat, Partai Solidaritas Indonesia, Partai Bulan Bintang, dan Partai Gelora, merupakan anggota KIM.
Pengurus Golkar itu mengatakan partainya juga tengah menjajaki peluang menggandeng Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Jawa Barat Ono Surono sebagai calon wakil gubernur. Penjajakan itu membuka peluang Golkar dan PDI Perjuangan berkoalisi dalam pilkada Jawa Barat.
Ahmad Doli Kurnia belum merespons permintaan konfirmasi Tempo soal ini. Ace Hasan Syadzily juga tak menjawab pertanyaan soal peluang partainya berkoalisi dengan PDIP.
Pengurus Golkar tersebut melanjutkan, PAN dan Gerindra berusaha menghalau upaya penjajakan koalisi partainya dengan PDIP. Kedua partai itu terus mendorong Ridwan bertarung dalam pilkada Jakarta.
Terbukti, Gerindra lebih dulu merekomendasikan Ridwan sebagai calon gubernur dalam pilkada Jakarta. PAN juga menyatakan dukungan atas pencalonan Ridwan di Jakarta.
Manuver Gerindra dan PAN itu disebut-sebut untuk memuluskan peluang Dedi Mulyadi, Ketua DPD Gerindra Jawa Barat dan mantan Bupati Purwakarta; serta Bima Arya Sugiarto, mantan Wali Kota Bogor dan politikus PAN, berpasangan dalam pilkada Jawa Barat. Sesuai dengan hasil sigi sejumlah lembaga, elektabilitas Dedi di Jawa Barat hanya kalah oleh Ridwan.
Bilboard Bima Arya terlihat di Jalan Surapati, Bandung, Jawa Barat, 3 Juni 2024. TEMPO/Prima Mulia
Saat dimintai konfirmasi tentang informasi tersebut, Ace Hasan Syadzily mengatakan memang KIM belum menyepakati pencalonan Ridwan di Jawa Barat. Tapi pengurus Golkar di provinsi menyerahkan keputusan mengenai hal tersebut kepada Airlangga dan para ketua umum partai di KIM.
Ace menambahkan, sampai saat ini belum ada arahan dari DPP Golkar mengenai calon wakil gubernur pendamping Ridwan di Jawa Barat. “Jangankan wakil gubernur, gubernurnya saja sampai saat ini belum mendapat penugasan yang sifatnya lebih maju, misalnya mendapat surat instruksi,” ujar Ace.
Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan polemik pencalonan Ridwan di Jawa Barat sudah selesai. Ia mengatakan Gerindra dan Golkar sudah menyepakati calon gubernur yang diusung di sana.
“Saya sudah bertemu dengan Pak Airlangga beberapa hari lalu membicarakan pilkada DKI dan Jawa Barat sehingga nanti kita tunggu saja. Pada waktunya kami sampaikan kepada media massa,” kata Dasco kepada Tempo, kemarin.
Dasco juga menanggapi peluang Ridwan dan Ono Surono berpasangan. Wakil Ketua DPR ini mengatakan peluang duet keduanya hanyalah isu dan merupakan dinamika politik. Meski begitu, ia memastikan pertemuannya dengan Airlangga tidak membahas peluang menduetkan Ridwan dengan Ono.
“Itu tidak ada dalam paket simulasi yang kami bicarakan dengan Pak Airlangga,” kata Dasco.
Juni lalu, Dasco mengatakan Ridwan bukan satu-satunya calon gubernur yang akan diusung oleh KIM dalam pilkada Jakarta. “Enggak harus Pak Ridwan Kamil, bukan kartu mati harus beliau,” katanya pada 20 Juni lalu.
Politikus Dedi Mulyadi di Jakarta, 25 Juni 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno menepis kabar bahwa Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menolak Ridwan berlaga dalam pilkada Jawa Barat. Eddy mengatakan partainya hanya memberikan rekomendasi atau saran, tapi tidak ada penolakan terhadap Ridwan.
Ia mengatakan sampai saat ini PAN masih menunggu pertemuan para ketua umum partai dalam KIM untuk membahas pilkada Jawa Barat. “Tidak ada kata menolak atau menerima. Kami menghormati Golkar dan tentu kami tidak boleh menolak, apalagi memaksakan,” kata Eddy, kemarin.
Eddy juga mengatakan tak mendengar rencana menduetkan Ridwan dengan Ono. Ia justru optimistis Ridwan akan berpasangan dengan Bima Arya di Jawa Barat.
“Menurut saya, sah-sah saja tiap partai mengusung calonnya, tapi ini kan keputusan bersama yang ingin kami capai,” ujar Eddy.
Adapun Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi mengatakan partainya tidak ikut campur dengan rencana Golkar mengusung Ridwan di Jawa Barat ataupun di Jakarta. “Kita tunggu saja keputusan Golkar untuk pilkada DKJ dan Jawa Barat,” kata Yoga.
PDI Perjuangan memberi sinyal berkoalisi dengan Golkar di Jawa Barat. Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Eksekutif PDIP Deddy Yevri Hanteru Sitorus mengatakan komunikasi partainya dengan Ridwan sudah terjalin sejak dua tahun lalu. Tapi komunikasi itu terhenti ketika Golkar menugasi Ridwan dalam pilkada Jakarta. Belakangan, PDIP kembali berkomunikasi dengan Golkar.
“Kita lihat saja apakah komunikasi lebih lancar dan lebih intens ke depan,” kata Deddy, kemarin.
Sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Pemuda dan Olahraga Eriko Sotarduga mengatakan partainya membuka peluang berkoalisi dengan Golkar di Jawa Barat. Ia mengatakan partainya akan menyiapkan kader terbaik untuk menjadi calon wakil gubernur pendamping Ridwan.
“Kader kami misalnya Ketua DPD PDIP Jawa Barat Kang Ono Surono,” kata Eriko pada 21 Juni lalu.
Eriko mengatakan Ono Surono sangat layak disandingkan dengan Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu. Sebab, Ono memiliki basis massa yang kuat di wilayah pantai utara atau pantura Jawa Barat.
Rabu lalu, Ridwan Kamil mengatakan Golkar belum memutuskan posisinya dalam pilkada Jawa Barat dan pilkada Jakarta. “Masih sedang dihitung-hitung dulu. Jadi hari ini belum ada keputusan,” katanya di kantor DPP Golkar, Jakarta, pada 10 Juli lalu, dikutip dari Antara. Ia berdalih partainya masih menghitung baik-buruknya jika dirinya berkontestasi di Jakarta atau Jawa Barat.
Dalam kesempatan yang sama, Airlangga Hartarto mengatakan Golkar masih menimbang peluang Ridwan di Jakarta dan Jawa Barat. Ia pun menyebutkan elektabilitas Ridwan di Jawa Barat mencapai 52 persen, sedangkan di Jakarta hanya 8,5 persen. Karena itu, Airlangga tetap meminta Ridwan memaksimalkan berbagai upaya untuk mengerek elektabilitasnya di Jakarta ataupun di Jawa Barat sebelum partai mengambil keputusan final.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Andi Adam Faturahman dan Sultan Abdurrahman berkontribusi dalam penulisan artikel ini.