Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Lobi Tertutup di Kertanegara

Gerindra terus melobi Demokrat untuk bergabung ke kubu Prabowo Subianto. Diwarnai kecamuk di internal koalisi Anies Baswedan.

22 Juli 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Partai Gerindra getol berupaya menggaet dukungan dari partai lain untuk ikut mengusung Prabowo Subianto.

  • Koordinator juru bicara Partai Demokrat, Herzaky Mahendra, mengatakan bahwa penawaran untuk pindah gerbong koalisi tergambar dari pantun Ahmad Muzani.

  • Pertemuan antara elite Demokrat dan Gerindra belakangan ini dinilai sebagai bentuk dari ultimatum partai besutan SBY itu kepada Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

JAKARTA – Manuver di antara partai politik lintas koalisi semakin semarak menjelang dimulainya masa pendaftaran pemilihan presiden 2024. Partai Gerindra, yang telah membangun Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), termasuk yang paling getol berupaya menggaet dukungan dari partai lain untuk ikut mengusung Prabowo Subianto.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kunjungan pengurus teras Partai Gerindra ke markas Dewan Pimpinan Partai (DPP) Partai Demokrat pada Kamis, 20 Juli 2023, menjadi langkah teranyar kubu Prabowo. Kemarin, 21 Juli 2023, anggota Dewan Pembina Partai Gerindra sekaligus juru bicara partai, Andre Rosiade, mengatakan bahwa pertemuan itu merupakan silaturahmi sebagai bentuk saling menghormati koalisi masing-masing partai. "Tapi kami tentu membuka ruang-ruang untuk kerja sama. Tentu Gerindra tidak menutup Demokrat untuk mendukung Pak Prabowo," kata Andre, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Keinginan Gerindra untuk menggaet Demokrat sudah tersirat dalam pertemuan di DPP Demokrat, Jakarta Pusat, pada Kamis lalu. Kala itu, rombongan yang dipimpin Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani ini diterima oleh Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky beserta jajarannya.

Ahmad Muzani semula menyatakan bahwa Gerindra menghormati pilihan politik Demokrat yang telah bersama Partai NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera membangun Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), gabungan partai pengusung Anies Rasyid Baswedan. Namun Muzani juga melantunkan pantun. “Pergi ke pasar beli alpukat. Membelinya di pasar terapung. Pak Prabowo akan tambah kuat. Jika Partai Demokrat tambah bergabung,” kata Muzani disambut riuh tawa pengurus kedua partai.

Koordinator juru bicara Partai Demokrat, Herzaky Mahendra, mengatakan bahwa penawaran untuk pindah gerbong koalisi tergambar dari pantun Ahmad Muzani. Namun, menurut dia, pengurus partainya juga telah menyampaikan dalam pertemuan bahwa Demokrat telah menjalin ikatan dengan Partai NasDem dan PKS. Sedangkan Gerindra telah membangun KKIR bersama PKB. “Jadi, kemarin juga masing-masing partai saling menghormati koalisi masing-masing,” kata Herzaky, kemarin.

Toh, Herzaky mengamini jika Partai Demokrat tetap membuka diri perihal peluang kerja sama dalam menghadapi pemilihan presiden 2024. “Karena situasi sampai sekarang masih cair dan dinamis,” ujarnya.

Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya (kiri) dan Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani memberikan keterangan setelah melakukan silaturahmi kebangsaan di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, 20 Juli 2023. TEMPO/Hilman Fathurrahman W.

Lobi Lanjutan dari Kertanegara

Seorang politikus yang mengikuti pertemuan pada Kamis lalu mengungkapkan, persamuhan pada Kamis lalu memang merupakan lanjutan dari sejumlah pertemuan elite kedua partai. Pada Mei lalu, misalnya, Prabowo berkunjung ke kediaman Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di Pacitan, Jawa Timur. Sebulan kemudian, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono balik menyambangi Prabowo di kediamannya di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan.

Namun, di balik pertemuan-pertemuan yang telah terbuka di publik tersebut, elite politik kedua partai juga saling mengirim utusan yang beberapa kali bertemu untuk membicarakan penjajakan kerja sama Gerindra dan Demokrat. “Sebenarnya pertemuan-pertemuan yang diketahui publik itu hanya tanda memperdalam tawaran koalisi,” kata dia.

Menurut dia, sebelum pertemuan pada Kamis lalu, pengurus Gerindra dan Demokrat lebih dulu bertemu di Kertanegara. Kala itu, Gerindra diwakili oleh Sekretaris Dewan Pembina sekaligus Wakil Ketua Umum Bidang Ideologi, Politik, Pemerintahan, Disiplin Partai, dan Informasi Strategis DPP Gerindra, Sugiono. “Dalam pertemuan terbatas itu, tawaran kepada Demokrat bergabung terus dilakukan,” kata dia. “Namun tawarannya enggak bisa calon wakil presiden, cuma jabatan menteri,” dia mengungkapkan.

Kepercayaan diri Partai Gerindra bersama KKIR sedang tinggi-tingginya. Hasil survei lembaga riset politik akhir-akhir ini menempatkan Prabowo sebagai calon dengan elektabilitas tertinggi, mengungguli dua kandidat kuat lainnya, yakni Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo—yang akan diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Di sisi lain, sinyal dukungan Presiden Joko Widodo kepada KKIR juga terus menguat.

Presiden Joko Widodo (kanan); Menteri BUMN sekaligus Ketua Umum PSSI, Erick Thohir; dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 19 Juni 2023. ANTARA/Dhemas Reviyanto

Namun bandul penentuan calon wakil presiden di lingkup internal KKIR masin berayun. PKB sejak awal mendorong ketua umum mereka, Muhaimin Iskandar. Adapun kabar bakal merapatnya Partai Amanat Nasional (PAN) ke koalisi itu menguatkan kans Erick Thohir sebagai calon pendamping Prabowo Subianto. Di tengah tak menentunya nasib Koalisi Indonesia Bersatu setelah PPP bergabung dengan PDIP, PAN menjadikan Menteri Badan Usaha Milik Negara sekaligus Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) itu sebagai “jualan utama” mereka untuk berlabuh ke koalisi baru yang lebih jelas.

Adapun setiap partai, terutama yang memiliki modal kursi di parlemen, kini hanya punya waktu kurang dari tiga bulan untuk menentukan suara dukungan mereka. Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan memulai tahapan pencalonan presiden pada 19 Oktober sampai dengan 25 November mendatang.

Juru bicara Partai Gerindra, Andre Rosiade, menyatakan tak tahu ihwal lobi partainya ke Demokrat melalui Sugiono. Begitu pula ihwal kabar tawaran kursi menteri kepada Demokrat jika bergabung dengan koalisi pendukung Prabowo Subianto. "Yang saya tahu cuma silaturahmi," ujarnya.

Yang jelas, dia memastikan KKIR akan segera memperoleh tambahan kekuatan dengan bergabungnya sejumlah partai, tak terkecuali partai-partai yang tidak memiliki kursi di DPR. "Tunggu tanggal mainnya," kata Andre, menjawab pertanyaan tentang rencana bergabungnya PAN.

Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan (kiri), Presiden PKS Ahmad Syaikhu, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, dan Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali dalam Apel Siaga Perubahan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,16 Juli 2023. TEMPO/M. Taufan Rengganis

Ultimatum bagi Koalisi Pendukung Anies

Direktur Eksekutif Parameter Politik, Adi Prayitno, menilai pertemuan antara elite Demokrat dan Gerindra belakangan ini juga sebagai bentuk dari ultimatum partai besutan SBY itu kepada Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Hingga saat ini, koalisi pengusung Anies Baswedan tersebut juga belum memutuskan siapa sosok bakal calon wakil presiden mereka. Sedangkan Demokrat ingin mendorong ketua umum mereka sebagai pendamping Anies dalam pemilihan presiden 2024.

Adi mengatakan, Demokrat jelas menginginkan agar pendamping Anies Baswedan segera diumumkan. Dengan adanya kepastian ihwal calon wakil presiden pendamping Anies, kata dia, Demokrat bakal mempunyai perhitungan untuk menentukan langkah politik ke depan. “Karena kalau bukan Agus Harimurti Yudhoyono yang dijadikan cawapres bakal menjadi pertimbangan cukup serius bagi Demokrat untuk memberikan dukungan atau tidak,” ucapnya.

Dia hakulyakin Demokrat bakal angkat kaki dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan jika putra sulung SBY itu tak didapuk sebagai calon wakil presiden. “Makanya pernyataan AHY yang mendesak meminta pengumuman cawapres dipercepat itu sebenarnya bagian dari intimidasi politik,” kata Adi. “Bahwa Demokrat akan segera menentukan sikap tetap berada di koalisi atau angkat kaki.”

Kemarin, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono mengatakan bahwa masalah koalisi selalu menjadi bahan diskusi dalam pertemuan dengan elite politik lain, termasuk Gerindra. Menurut dia, Gerindra merupakan partai besar yang memiliki sikap dan politik tersendiri. Karena itu, menurut dia, Demokrat selalu membuka diri dengan Gerindra dan partai lainnya kendati berbeda koalisi. "Termasuk juga kader-kader Demokrat lainnya, kami persilakan untuk melakukan komunikasi dan silaturahmi ke segala arah," kata Agus di sela acara Fisipol Leadership Forum UGM, Yogyakarta.

AHY—begitu Agus biasa dikenal—menyatakan enggan berandai-andai ihwal peluang Demokrat bergabung dengan poros politik pendukung Prabowo Subianto. "Yang jelas, politik itu memang serba mungkin," kata Agus. "Tapi saya meyakinkan bahwa Demokrat tetap serius membangun Koalisi Perubahan."

IMAM HAMDI | ANDI ADAM FATURAHMAN | PRIBADI WICAKSONO (YOGYAKARTA)

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus