Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menginjak usianya yang ke 46 tahun pada Senin kemarin. MUI adalah Lembaga Swadaya Masyarakat yang mewadahi ulama, zuama, dan cendikiawan Islam di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
MUI berdiri pada tanggal 26 Juli 1975 di Jakarta. Tugas MUI adalah membimbing, membina, dan mengayomi umat muslim di seluruh Indonesia.
Berdirinya MUI dilatarbelakangi oleh gagasan untuk menyatukan para ulama dalam sebuah wadah. Tugas wadah tersebut adalah membahas perkara umat dan mengeluarkan fatwa serta praktik-prakitk ajaran Islam.
Melansir dari laman mui.or.id, berdirinya MUI merupakan hasil dari pertemuan atau musyawarah para ulama, cendekiawan, dan zuama dari berbagai penjuru tanah air. Musyawarah tersebut dihadiri oleh 26 ulama yang mewakili 26 Provinsi di Indonesia pada masa itu dan 10 orang ulama yang berasal dari ormas-ormas islam.
Musyawarah tersebut tertuang dalam “Piagam Berdirinya MUI”, yang ditandatangani oleh seluruh peserta Musyawarah Nasional Ulama I. Motto MUI adalah untuk mewujudkan Ukhuwah Islamiyah dalam “Pembinaan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia”. Ketua Umum MUI di periode pertama adalah Hamka.
Dalam buku Mengislamkan Jawa karya M.C Ricklefs, MUI dianggap sebagai sebuah wahana bagi pemerintah untuk mengontrol Islam demi kepentingannya. Hal tersebut sempat menjadi stigma yang melekat pada MUI. Pada 1981, sebagai bentuk protes terhadap kurang independennya MUI di depan pemerintah, Hamka mundur dari jabatannya sebagai Ketua MUI.
Melansir dari situsnya, MUI sebagai institusi keagamaan berusaha untuk:
- Memberikan bimbingan dan tuntunan kepada umat Islam Indonesia dalam mewujudkan kehidupan beragama dan bermasyarakat yang diridai Allah.
- Memberikan nasihat dan fatwa mengenai masalah keagamaan dan kemasyarakatan kepada Pemerintah dan masyarakat.
- Meningkatkan kegiatan bagi terwujudnya ukhwah Islamiyah dan kerukunan antarumat beragama dalam memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa
- Menjadi penghubung antara ulama dan umara (pemerintah) dan penerjemah timbal balik antara umat dan pemerintah guna mensukseskan pembangunan nasional.
- Meningkatkan hubungan serta kerjasama antar organisasi, lembaga Islam dan cendekiawan muslimin dalam memberikan bimbingan dan tuntunan kepada masyarakat.
Daftar Ketua MUI
Hingga saat ini MUI mengalami beberapa kali musyawarah nasional dan menalaim beberapa kali pergantian Ketua Umum. Berikut ini adalah daftarnya:
- Dr. Hamka (1977 – 1981)
- Syukri Ghozali (1981 – 1983)
- Hasan Basri (1983 – 1990)
- KH. Ali Yafie (1990 – 2000)
- M. Sahal Mahfudz (2000 – 2014)
- Dr. HM. Din Syamsuddin (2014 – 2015)
- Dr. KH. Ma`ruf Amin (2015 – 2020)
- Miftachul Akhyar (2020 – Sekarang)
- RIZQI AKBAR
Baca juga: