Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Teman Difabel Bisa Jadi Barista Kopi, Ada Kurikulumnya

Difabel intelektual juga bisa meracik kopi dengan benar dan sesuai takaran.

15 Desember 2018 | 10.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Temanggung - Balai Besar Rehabilitasi Penyandang Disabilitas Intelektual atau BBRSPDI Kartini Temanggung, Jawa Tengah bekerja sama dengan Java Temanggung Coffe merancang kurikulum edukasi kopi bagi difabel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala BBRSPDI Kartini Temanggung, Murhardjani mengatakan edukasi tentang kopi bakal menjadi salah satu program keterampilan bagi penerima manfaat di balai tersebut. Menurut dia, inovasi pendidikan berupa edukasi kopi akan menjadi salah satu program pendidikan keterampilan yang menyesuaikan perkembangan zaman. "Ini adalah pengembangan dari program pelatihan barista yang sudah dilakukan BBRSPDI dan Java Temanggung Coffe sejak November lalu," kata Murhardjani.

Pelatihan barista (peracik kopi) merupakan program uji coba untuk rencana program pendidikan keterampilan edukasi kopi oleh Java Temanggung Coffee. Java Temanggung Coffe merupakan sebuah komunitas yang bergerak di bidang pengolahan kopi dan memberikan kursus barista kepada masyarakat.


Penyandang disabilitas intelektual mengikuti latihan menjadi barista (penyaji kopi) di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita atau BBRSBG Kartini Temanggung, Jawa Tengah, Kamis, 22 November 2018. ANTARA FOTO/Anis Efizudin

Murhardjani semula ragu program tersebut bisa diikuti oleh penyandang disabilitas intelektual karena proses meracik kopi sangat rumit. Setiap sajian kopi membutuhkan takaran dan ukuran suhu yang tepat. "Keraguan kami sirna setelah empat penyandang disabilitas intelektual di BBRSPDI mulai bisa meracik kopi dengan benar," katanya.

Kurikulum untuk disabilitas berasal dari kurikulum pelatihan barista yang biasa dipakai Java Temanggung Coffe untuk melatih masyarakat umum, kemudian dimodifikasi. Sebab itu, akan ada beberapa perubahan agar materi yang diberikan bisa lebih mudah diterima oleh para penyandang disabilitas intelektual. "Jadi, sebelum masuk ke materi mengenal dan meracik kopi, kami berharap ada materi yang lebih mendalam tentang alat-alat yang akan digunakan sehingga anak-anak mudah memahami," kata Murhardjani.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus