Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Tempat tes Covid-19 di Jakarta kembali dibanjiri pengunjung.
Jakarta menempati peringkat tertinggi soal pemeriksaan Covid-19.
Di kota-kota besar lain, misalnya Surabaya dan Makassar, belum terjadi lonjakan kebutuhan pemeriksaan Covid-19.
JAKARTA — Tempat-tempat tes Covid-19 di Jakarta kembali dibanjiri pengunjung di tengah lonjakan angka kasus Covid-19. Antrean terbentuk oleh warga yang ingin mengetahui status kesehatannya, baik lewat pemeriksaan PCR maupun antigen. Contohnya adalah cabang Bumame Farmasi di Cideng, Jakarta Pusat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Belasan mobil berjejer mendekati layanan pemeriksaan drive thru ketika Tempo tiba di sana pada pukul 15.00. Barisan kendaraan dibagi menjadi dua ketika berada di titik pendaftaran. Petugas telah mengatur antrean sehingga tidak lagi mengular seperti dua hari sebelumnya. “Mobil sampai keluar di Jalan Jatibaru antrenya,” kata Delvira, seorang pengunjung, kepada Tempo, kemarin, 31 Januari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Warga Grogol Petamburan, Jakarta Barat, ini mengunjungi Bumame cabang Cideng untuk diperiksa lewat PCR pada Sabtu, 29 Januari lalu. Memiliki gejala anosmia atau penurunan kemampuan mencium, perempuan berusia 30 tahun ini menjadi peserta walk in dan antre bersama belasan orang. Sejak meregistrasi pada pukul 16.30, Delvira baru menjalani pemeriksaan tes usap sejam kemudian. Padahal, ketika tes antigen pada awal Januari 2022 di lokasi yang sama, Delvira hanya butuh sepuluh menit sejak datang sampai pulang.
Situasi serupa dirasakan Andika Chandra. Pria berusia 31 tahun ini juga menjalani pemeriksaan colok hidung dan usap mulut metode PCR di Bumame Cideng pada Senin, 24 Januari lalu. Saat itu, kata dia, antrean mobil juga mengular sampai ke luar gerbang dan menyebabkan kemacetan lalu lintas. Antrean peserta walk in juga tak kalah ramai. “Kerumunan enggak terhindarkan,” ujar warga Gambir, Jakarta Pusat, tersebut.
Menurut seorang petugas keamanan, jumlah kendaraan yang datang untuk layanan tes PCR drive thru bisa mencapai 300 mobil dan sepeda motor dalam sehari. Kenaikan volume pengunjung itu baru terjadi pada bulan ini. Seperti di kebanyakan tempat tes Covid-19, Bumame cabang Cideng relatif sepi sejak November 2021.
Tes PCR dan antigen Covid-19 Bumame Farmasi di Gelora Bung Karno, Jakarta, 28 Oktober 2021. Tempo/Tony Hartawan
Selain Bumame, tempat pemeriksaan PCR dan antigen swab KL Klinik di Jalan Angkasa Raya Nomor 20ABL, Kemayoran, kebanjiran pengunjung. Baru 30 menit dibuka sejak jeda istirahat, sekitar sepuluh pengunjung datang silih berganti menjalani pemeriksaan.
Seorang petugas keamanan yang enggan menyebutkan namanya mengatakan klinik itu telah melayani sekitar 80 orang sejak pukul 08.00 hingga pukul 13.00. Sebulan ini, kata dia, cukup banyak orang yang datang untuk melakukan tes usap. Padahal pada Desember 2021 hanya 40-an orang yang datang dalam sehari.
Lonjakan permintaan tes Covid-19 ini juga linier dengan data Pemerintah DKI. Berdasarkan data situs Corona.jakarta.id, jumlah orang yang dites PCR dalam sepekan terakhir (24-30 Januari) sebanyak 209 ribu orang. Bandingkan dengan volume tes pada 24-30 Desember 2021 yang hanya 83 ribu orang.
Fenomena ramai-ramai tes Covid-19 belum terasa di kota-kota besar lain. Di Surabaya, Ketua Forum Komunikasi Pers Rumah Sakit Dr Soetomo, Urip Murtedjo, mengatakan belum terjadi kenaikan permintaan pemeriksaan. Hal ini berbeda jauh saat saat varian Delta menggila pada pertengahan tahun lalu.
Menurut Urip, jumlah pasien varian Omicron di rumah sakit rujukan pelat merah itu juga tidak banyak. “Kalau tambahan satu-dua masih ada. Semoga tetap landai kondisinya,” kata dia.
Di Makassar, jarangnya kedatangan pengunjung membuat tiga karyawan perempuan Klinik Aza Medika di Jalan Toddopuli Raya bisa melewati petang dengan berbincang-bincang. Mereka mengatakan tidak ada kenaikan permintaan tes swab antigen maupun PCR, meski terjadi kenaikan jumlah kasus di ibu kota Sulawesi Selatan itu. Pengunjung sebatas orang yang hendak bepergian ke luar daerah. “Kalau periksa pukul 08.00, paling lambat hasilnya keluar pukul 15.00 atau 16.00,” kata karyawan itu.
Sekretaris Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, Bachtiar Baso, mengatakan pasien Covid-19 varian Omicron di Sulawesi Selatan baru ada satu orang. Dia terinfeksi virus corona setelah bepergian ke Maluku. Pasien yang merupakan warga Kabupaten Takalar tersebut telah menjalani isolasi di Rumah Sakit Padjonga Dg Ngalle, Takalar, dan kondisinya membaik. “Semua kerabat terdekatnya sudah kami periksa dan negatif,” kata Bachtiar.
Dia berharap tidak ada lagi warga yang terjangkit Omicron. Untuk mencegah penyebaran semakin luas, dia melanjutkan, pemerintah Sulawesi Selatan akan menggenjot vaksinasi—baru 51 persen mendapat vaksinasi lengkap—termasuk vaksin booster, serta menggalakkan tes Covid-19.
FRISKI RIANA | KUKUH SW (SURABAYA) | DIDIT HARIYADI (MAKASSAR)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo