Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Resah Tenaga Kesehatan Akibat Lonjakan Gelombang Ketiga

Lonjakan penularan Covid-19 semakin dirasakan oleh tenaga kesehatan. Mereka gusar akan banyaknya pasien umum yang ternyata tertular Covid-19 tapi tanpa gejala.

12 Februari 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Tingkat keterisian rumah sakit terus bertambah akibat lonjakan penularan Covid-19 varian Omicron.

  • Pasien umum di rumah sakit yang awalnya tanpa gejala Covid-19 rentan menularkan virus ke tenaga kesehatan.

  • Pemerintah menjamin tempat tidur rumah sakit masih cukup menampung, meski terjadi lonjakan penularan Covid-19.

JAKARTA – Putri mulai galau setelah banyak pasien di Rumah Sakit Banyuwangi, Jawa Timur, dinyatakan positif Covid-19 lewat screening antigen. Putri, yang juga dokter umum di rumah sakit tersebut, khawatir situasi bakal memburuk dalam beberapa hari ke depan. “Kemarin saya jaga, ada lima pasien mau rawat inap. Antigennya positif semua,” kata Putri, Jumat, 11 Februari 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rumah sakit tempat Putri bekerja mewajibkan pasien yang akan dirawat inap menjalani tes antigen. Langkah ini sesungguhnya konsisten dilakukan di semua rumah sakit di Indonesia sejak pandemi Covid-19 merebak di Tanah Air pada awal 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kondisi di rumah sakit itu berbeda dengan akhir tahun lalu sebelum terjadi lonjakan penularan Covid-19 varian Omicron. Saat itu, mayoritas screening antigen pasien rumah sakit menunjukkan hasil negatif. Sejak akhir Januari lalu, situasi itu berubah drastis. “Sempat beberapa bulan ini semua pasien, biarpun batuk dan pilek, antigennya negatif. Nah, sekarang ini mulai ada yang positif. Walaupun gejala diare, mau rawat inap, eh, tahu-tahu positif,” ujar Putri.

Sesuai dengan data Sistem Informasi Rawat Inap Rumah Sakit (Siranap)—aplikasi pemerintah yang menunjukkan tingkat keterisian rumah sakit—angka keterisian ruang isolasi sebagian rumah sakit di Bayuwangi sudah separuh dari kapasitas yang tersedia. 

Putri mengatakan lonjakan angka pasien Covid-19 ini membuat tenaga kesehatan kembali memperketat penggunaan alat pelindung diri. Di luar itu, pihak rumah sakit menyarankan agar pasien bergejala ringan melakukan isolasi mandiri di rumah. “Nanti ada tim puskesmas yang memantau,” katanya.

Kondisi serupa terjadi di Rumah Sakit Krikilan, Jawa Timur. Linda Riantin, seorang perawat di rumah sakit tersebut, mengatakan beberapa pekan ini tenaga kesehatan di rumah sakitnya tak bisa berleha-leha. Bangsal khusus Covid-19 di Rumah Sakit Krikilan mulai terisi lagi. “Dulu ada, cuma enggak sebanyak sekarang,” kata Linda.

Beruntungnya, kata Linda, pasien Covid-19 itu rata-rata bergejala ringan. Jadi, meski banyak yang positif, ruang ICU untuk pasien Covid-19 bergejala berat masih kosong. “Belum ada juga yang membutuhkan alat bantu napas,” ujarnya.

Petugas kesehatan memeriksa pasien Covid-19 di RSUD Al Ihsan di Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 9 Februari 2022. TEMPO/Prima Mulia

Meski begitu, Linda tetap gusar karena jumlah kasus terus meningkat akibat varian Omicron. Apalagi saat ini banyak orang yang terjangkit virus tanpa gejala, sehingga tenaga kesehatan rentan membawa pulang virus ke keluarga tanpa disadari.

Menurut Linda, tenaga kesehatan patut khawatir karena pengunjung atau keluarga pasien yang berkeliaran di lingkungan rumah sakit sulit diminta menerapkan protokol kesehatan. “Mengatur mereka keluar-masuk di lingkungan rumah sakit itu susah sekali. Mereka kami takutkan karena berisiko tertular dan berisiko juga membawa virus tanpa mereka sadari,” ujarnya.

Dalam tiga hari terakhir, angka harian penularan Covid-19 berada di atas 40 ribu orang. Meski jumlah kasus meningkat, data pemerintah menunjukkan tingkat keterisian rumah sakit secara nasional hanya 28,45 persen. Lalu tingkat keterisian ruang intensive care unit untuk perawatan pasien Covid-19 bergejala berat sebesar 24,94 persen. Kondisi ini terjadi karena pasien Covid-19 tanpa gejala dan bergejala ringan diminta menjalani isolasi mandiri di rumah. Puncak gelombang ketiga Covid-19 diperkirakan terjadi pada akhir Februari mendatang.

Direktur Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso (RSPI), Mohammad Syahril, mengatakan tingkat persebaran varian Omicron memang jauh lebih tinggi. Namun, belajar dari pengalaman gelombang kedua saat varian Delta melanda, saat ini pasien tanpa gejala dan bergejala ringan tidak dirujuk ke rumah sakit. “Dengan sistem ini, akan ada satu efektivitas bahwa rumah sakit hanya benar-benar merawat yang bergejala sedang, berat, dan kritis. Jadi, rumah sakit tidak memberikan kebutuhan yang besar,” katanya.

Syahril mengatakan tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit yang rendah ini akan berdampak baik pada kebutuhan tenaga kesehatan. Sebab, jika bed occupancy rate atau tingkat keterisian tempat tidur tidak terlalu tinggi, tenaga di fasilitas kesehatan akan mencukupi.

Saat varian Delta menyerang, kata Syahril, RSPI meminta tambahan sekitar 300 perawat saking banyaknya pasien dan beratnya penyakit. Kondisi itu berbeda dengan saat ini. Jumlah tenaga kesehatan di RSPI masih cukup untuk menangani pasien, meski terjadi lonjakan penularan Covid-19. “Untuk sementara, kami belum butuh. Kami cukup untuk nakes saat ini,” kata Syahril.

Tenaga medis melintas di depan gedung Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, Jakarta, 10 Februari 2022. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Azhar Jaya, mengatakan saat ini jumlah tempat tidur yang tersedia sebanyak 120 ribu unit. Kapasitas tempat tidur pasien Covid-19 bisa ditingkatkan hingga 150 ribu unit ketika tingkat keterisian rumah sakit mencapai batas aman. “Dari sisi jumlah rumah sakit, kami percaya diri. Mungkin memang ada beberapa rumah sakit yang mulai ngeluh,” kata Azhar.

Berdasarkan data Siranap, kamar instalasi gawat darurat di beberapa rumah sakit di DKI Jakarta hampir penuh. Misalnya, Rumah Sakit Umum Akademik Atma Jaya, Rumah Sakit Umum Grha Kedoya, Rumah Sakit Umum Pluit, dan Rumah Sakit Umum Daerah Ciracas, masing-masing melaporkan hanya memiliki sisa satu kamar IGD.

Data ini hampir sejalan dengan tulisan Koran Tempo edisi Jumat, 11 Februari, yang di antaranya menulis tentang tenda-tenda yang mulai dibangun di tempat parkir Rumah Sakit Dokter Suyoto, Bintaro, Jakarta Selatan. Barisan tenda itu dipersiapkan untuk menampung pasien Covid-19. Sebab, 90 persen ruang rawat inap pasien corona di sana sudah terisi dan diyakini bakal penuh pada pekan ini jika rumah sakit tak punya cadangan.

Namun Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti, mengklarifikasi tulisan tersebut. Ia mengatakan tenda-tenda di Rumah Sakit Dokter Suyoto itu sudah berdiri sejak tahun lalu. Rumah sakit itu memang menerapkan pengendalian infeksi dengan melakukan triase di luar rumah sakit untuk menjaga persebaran Covid-19 di dalam rumah sakit. “Jadi, tenda itu sejak awal ada,” kata Widyastuti.

Menurut Widyastuti, saat ini tingkat keterisian kamar di Rumah Sakit Dokter Suyoto sebesar 30 persen. Pihak rumah sakit, kata Widyastuti, tengah melakukan pembangunan, sehingga sekitar 120 tempat tidur Covid-19 tidak bisa dipakai karena terlipat. Adapun berdasarkan data Siranap per 11 Februari 2022, ruang IGD Rumah Sakit Dokter Suyoto untuk pasien Covid-19 baru terisi 7 dari total 35 unit, ruang isolasi tanpa tekanan terisi 60 dari total 117 tempat tidur, serta ruang isolasi dengan tekanan sudah terisi 24 dari total 28 tempat tidur.

MAYA AYU PUSPITASARI
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus