Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah perusahaan rintisan di bidang fashion, Tenoon melibatkan difabel dalam proses pembuatan produknya. Pendiri Tenoon, Pratiwi Hamdhana AM mengatakan sejak awal dia ingin membangun Tenoon sebagai perusahaan yang bergerak di bidang sosial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tenoon kini telah menginjak usia dua tahun. Kami masih kecil, masih merangkak sembari belajar berdiri di kedua kaki kami secara perlahan," kata Pratiwi. "Namun, satu hal yang pasti, kami terus bergerak sekecil apapun itu."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pendiri Tenoon, Pratiwi Hamdhana AM. Foto: Bisnis.com
Melalui Tenoon, Pratiwi menggandeng penyandang disabilitas dan membuat produk berbahan kain tenun sebagai komoditas utama. Hal ini sesuai dengan mimpinya menciptakan beragam barang dari kain-kain tenun Indonesia.
Pratiwi memulai bisnisnya dengan memanfaatkan kain tenun Paramba dari Toraja. Sekarang, dia memperluas jangkauan penggunaan bahan baku dengan menggunakan kain tenun dari berbagai daerah lain, seperti Mamuju, Bima, Lombok, Rote, dan Jepara. Dia mendapatkan kain-kain tenun tersebut langsung dari desa-desa penenun di tiap daerah.
Startup fashion, Tenoon mempekerjakan difabel dalam proses pembuatan produknya. Foto: Instagram Tenoon.id
Tenoon mempekerjakan tiga difabel di bagian produksi dan seorang difabel di bagian pengembangan bisnis. "Kami terus berupaya memberikan lebih banyak manfaat dan menjadi wadah inklusif bagi perempuan dan teman-teman disabilitas," katanya.