Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
PDIP menyatakan sudah mengantongi nama kandidat cawapres pendamping bakal calon presiden Ganjar Pranowo.
Prabowo menyinggung bakal cawapres yang disebut-sebut mengerucut tinggal dua nama.
Hashim juga menyinggung peluang Gibran menjadi cawapres Prabowo.
JAKARTA — Nama-nama bakal calon wakil presiden (cawapres) mulai mengerucut menjelang pendaftaran nama calon presiden dan wakilnya. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Koalisi Indonesia Maju (KIM) masing-masing akan mengumumkan nama pendamping bakal calon presiden sebelum pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 19-25 Oktober mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PDIP menyatakan sudah mengantongi nama kandidat cawapres pendamping bakal calon presiden Ganjar Pranowo. Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa ketua umum partai, Megawati Soekarnoputri, sudah mengantongi sejumlah nama kandidat. Nama-nama itu sudah diseleksi berdasarkan pengamatan Megawati selama ini. “Nama sudah ada, tinggal tunggu tanggal mainnya saja. Masukan dari presiden, dari para ketua umum partai, sudah disampaikan," ujar Hasto di sela Rapat Kerja Nasional PDIP di JI-Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat, 29 September 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kanan), Presiden Joko Widodo, dan bakal calon presiden Ganjar Pranowo saat menghadiri Rakernas ke-4 PDI Perjuangan di JI-Expo, Kemayoran, Jakarta, 29 September 2023. TEMPO/M. Taufan Rengganis
Jalan di Tempat Cawapres Dua Koalisi
Dia menjelaskan, semua kandidat cawapres dipertimbangkan dengan kesesuaian dan kecocokan dengan Ganjar Pranowo. Visi dan misi para kandidat juga harus senapas dengan partai pendukung koalisi, yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), dan Partai Persatuan Indonesia (Perindo). "Dengan pertimbangan itu, nama kandidat sudah mengerucut," ujar Hasto.
PDIP menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV di Jakarta yang dimulai pada Jumat hingga Ahad, 1 Oktober 2023. Rapat kerja kali ini mengusung tema “Kedaulatan Pangan untuk Kesejahteraan Rakyat" dengan subtema "Pangan sebagai Lambang Supremasi Kepemimpinan Negara bagi Dunia”. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Presiden Joko Widodo dan bakal calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo menyampaikan pidato dalam rapat kerja tersebut.
Sejumlah pejabat dan politikus PDIP juga hadir dalam pertemuan tersebut. Mereka di antaranya Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Menteri Sekretaris Negara Pramono Anung, serta politikus PDI Perjuangan, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Rapat kerja itu juga dihadiri para pemimpin partai pendukung dan pengusung Ganjar Pranowo, seperti pelaksana tugas Ketua Umum PPP Mardiono, Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo, dan Ketua Umum Hanura Oesman Sapta Odang.
Hasto mengatakan, sejumlah nama yang dipantau partai dan masuk radar Megawati di antaranya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basoeki Hadimoeljono; Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md.; Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno; Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa; mantan Panglima TNI Andika Perkasa; serta mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Dari sejumlah nama tersebut, kandidat pendamping Ganjar Pranowo diisukan tinggal dua nama, yakni Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Menteri Mahfud Md. Hasto enggan mengonfirmasi dua nama tersebut. Dia hanya mengatakan bahwa nama bakal cawapres untuk Ganjar yang masuk radar Megawati juga sudah dikonsultasikan dengan Presiden Joko Widodo. Pada momentum yang tepat, nama tersebut tentu akan diumumkan ke publik.
Hasto hanya memberi sinyal nama bakal cawapres pendamping mantan Gubernur Jawa Tengah itu akan diumumkan pada masa pendaftaran calon presiden dan wakil presiden pada 19-25 Oktober mendatang. “KPU baru membuka pendaftaran antara 19 sampai 25 Oktober. Jadi, ya, kita ikuti saja tahapan tersebut,” kata Hasto. “Pengumuman tentu saja menunggu kalkulasi yang baik dari kesiapan seluruh struktural partai.”
Mahfud Md. dan Sandiaga Uno, yang disebut-sebut sebagai kandidat cawapres Ganjar, terlihat juga hadir dalam rapat kerja tersebut. Mahfud dan Sandiaga disebut-sebut sebagai kandidat yang paling mendekati untuk menjadi bakal cawapres Ganjar dalam pemilihan presiden 2024. Namun, Ganjar mengatakan, semua nama kandidat cawapres belum final.
Hasto mengatakan, Sandiaga Uno dan Mahfud Md. diundang dalam Rapat Kerja Nasional PDIP sebagai menteri yang dianggap menjadi sahabat partainya. Selain keduanya, Hasto melanjutkan, menteri-menteri di luar kader PDIP turut diundang, tapi mengikuti via daring.
Ketua Dewan Pengurus Pusat PPP Achmad Baidowi menegaskan bahwa pihaknya tetap mengusulkan Sandiaga Uno sebagai bakal cawapres pendamping Ganjar. Keputusan tersebut sesuai dengan hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) IV PPP. Achmad berharap kehadiran Sandiaga dalam Rakernas IV PDIP menjadi sinyal baik. "Kami harap itu sinyal kuat untuk menjadikan Sandiaga sebagai pendamping Ganjar," ujar Achmad kepada Tempo, kemarin.
Menko Polhukam Mahfud Md. (tengah) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, 29 Maret 2023. TEMPO/M. Taufan Rengganis
Adapun Menteri Mahfud dalam kesempatan terpisah mengatakan belum mendapat tawaran menjadi calon wakil presiden, termasuk untuk Ganjar. Ihwal jika dirinya ditawari untuk menjadi cawapres untuk calon presiden dari PDIP, Mahfud Md belum ingin menjawab. "Nanti-lah. Pada saatnya nanti saya akan menjawabnya," ujar Mahfud, Kamis lalu, 28 September 2023.
Kandidat Cawapres Koalisi Indonesia Maju
Dalam kesempatan terpisah, Koalisi Indonesia Maju juga tengah menggodok nama bakal cawapres. Koalisi yang terdiri atas Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, dan sejumlah partai nonparlementer mengusung Prabowo Subianto sebagai kandidat capres 2024.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengatakan, bakal calon presiden Prabowo Subianto masih mempertimbangkan nama-nama pendamping yang diusulkan anggota partai koalisi dan usulan lainnya. Nama-nama itu yakni Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Hashim juga menyinggung soal peluang Gibran menjadi cawapres Prabowo. Dia menyebutkan, putusan Mahkamah Konstitusi (MK) sehubungan dengan batas usia minimal capres-cawapres akan jadi penentu. ”Khusus Gibran bergantung pada putusan Mahkamah Konstitusi soal usia cawapres," ujar Hashim saat dihubungi, kemarin.
MK saat ini tengah menyidangkan sidang permohonan uji materi terhadap Pasal 169 huruf q Undang-Undang Pemilu tentang batas usia capres-cawapres yang diajukan sejumlah pemohon, di antaranya Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Para pemohon meminta syarat usia 40 tahun bagi cawapres diturunkan menjadi 35 tahun. Selain itu, syarat lainnya adalah berpengalaman sebagai kepala daerah. Meski tidak secara langsung menyebutkan kandidat yang dimaksudkan, nama Gibran menjadi sorotan karena berusia di bawah 40 tahun dan digadang-gadang oleh sejumlah partai.
Sebagai kandidat calon presiden, Prabowo terus bersafari ke sejumlah daerah. Prabowo pada Kamis lalu mengadakan pertemuan tertutup dengan sejumlah ulama dan masyayikh Nahdlatul Ulama di Hotel Shangri-La Surabaya, Jawa Timur.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah, Desa Ploso, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Muhammad Abdurrahman Al Kautsar, yang ikut dalam pertemuan tersebut, menuturkan bahwa Prabowo menyinggung bakal cawapres yang akan digandeng sebagai pendamping dalam pemilihan presiden 2024 mengerucut pada dua nama. Namun Gus Kautsar menyatakan tidak mengetahui secara mendetail nama yang dimaksudkan. Dalam pertemuan itu, para peserta juga tidak menanyakan namanya.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Gedung Sudirman Kementerian Pertahanan, Jakarta, 25 September 2023. TEMPO/M. Taufan Rengganis
Gus Kautsar hanya menyebutkan, Prabowo mengutarakan kepada para kiai dan ulama yang hadir bahwa saat ini hanya tersisa dua nama yang berpotensi bakal mendampinginya pada Pemilu 2024. "Tidak disebutkan namanya, cuma dikatakan mengerucut tinggal dua nama," ucapnya.
Dihubungi secara terpisah, Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi mengatakan, nama bakal cawapres akan ditetapkan oleh Prabowo dengan mendengarkan masukan dari berbagai anggota partai koalisi. Menurut Viva, siapa pun yang dipilih pasti berdasarkan penilaian secara obyektif untuk pemenangan Prabowo. "Kuncinya, cawapres Prabowo harus memberikan kontribusi elektoral," kata Viva.
PAN mengusung nama Erick Thohir sebagai kandidat yang akan mendampingi Prabowo. Menurut Viva, Pemilu 2024 berbeda dengan pemilu sebelumnya. Sebab, kata dia, selisih elektabilitas masing-masing kandidat capres tidak jauh berbeda, sehingga dibutuhkan cawapres yang mampu meningkatkan elektabilitas. "Tentu hal itu ada pada Erick Thohir. Elektabilitas dia cukup tinggi dibanding kandidat lain," ujar Viva.
Ketua DPP Golkar Dave Laksono mengatakan, partainya tetap mengusulkan ketua umumnya, Airlangga Hartarto, sebagai bakal cawapres. Golkar sebagai partai peraih kursi terbanyak kedua pada Pemilu 2019 sudah sepantasnya mendapatkan kursi tersebut. "Kami sudah mengalah (tidak sebagai capres). Sudah selayaknya kami mendapatkan kursi cawapres," ujar Dave.
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, mengatakan bahwa partainya mendukung Prabowo untuk menentukan sendiri nama bakal cawapresnya. Bergabungnya Demokrat karena memiliki visi dan misi yang sama dengan Menteri Pertahanan dalam kabinet pemerintahan Joko Widodo itu, yakni mewujudkan kesejahteraan rakyat. "Kami antusias karena Prabowo memberikan ruang kepada kami untuk berjuang bersama dalam pemenangan beliau di pilpres 2024," kata Herzaky.
Respons Pengamat
Menanggapi hal tersebut, pengamat politik dari lembaga Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, mengatakan bahwa ada kemungkinan kehadiran Mahfud dan Sandiaga merupakan upaya penjaringan yang dilakukan PDIP. Kehadiran keduanya juga bisa dianggap untuk melihat respons publik. "Bisa saja untuk menguji pandangan publik lebih condong ke mana, apakah ke Sandiaga atau Mahfud. Itu bisa jadi pertimbangan," ujar Dedi saat dihubungi kemarin.
Kendati begitu, Dedi menduga, kehadiran keduanya juga untuk mengamankan dukungan dari elite politik, terutama, partai-partai yang merapat ke PDIP. “Jadi, ini semacam penjaringan terselubung bagaimana PDIP mengambil sikap," kata dia.
Ihwal pertemuan Prabowo dengan para ulama di Jawa Timur, Dedi menilai, kegiatan tersebut bukan untuk meminta restu. Sebab, menurut dia, pilihan Prabowo dalam menentukan cawapres sudah terjebak dengan keputusan Jokowi. "Artinya, keputusan Prabowo besar kemungkinan akan dikonsultasikan atau harus ada restu dari Jokowi," kata Dedi.
HENDRIK YAPUTRA | KUKUH S WIBOWO
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo