Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu tantangan dalam mengasuh anak berkebutuhan khusus adalah belum tersedia pedoman pengasuhan dengan metode pembelajaran inklusif dalam keluarga. Belum juga ada panduan pola pengasuhan yang menggunakan pendekatan khusus, sesuai dengan ragam disabilitas anak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fasilitator Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan atau Perdik, Muhammad Luthfi mengatakan tak semua orang tua tahu bagaimana cara menerapkan pola pengasuhan dan disiplin positif bagi anak berkebutuhan khusus, misalnya anak dengan disabilitas intelektual. "Akibatnya, banyak orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus menyerahkan pengasuhan pada lembaga pendampingan, panti, atau yayasan rehabilitasi," kata Luthfi dalam webinar yang diinisiasi Save The Children, Selasa 27 Juli 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebab itu, menurut Luthfi, perlu pedoman pengasuhan disiplin positif dan inklusif. Pola pengasuhan ini menggunakan pendekatan berbasis keluarga, di mana keluarga berpartisipasi penuh dalam membesarkan sekaligus mendidik anak, tanpa tindak kekerasan. "Pola pengasuhan disiplin positif dan inklusif dirumuskan dari perspektif HAM anak," katanya.
Pola pengasuhan ini mengembalikan peran keluarga yang sebelumnya tergantikan oleh yayasan atau panti. Luthfi mencontohkan, salah satu pilar dari pola pengasuhan disiplin positif adalah metode bimbingan kehangatan.
Pada metode ini, orang tua belajar mengasuh anak dengan kasih sayang sepenuhnya. Orang tua mesti mengenali tahapan penerimaan kondisi anak hingga fase penerimaan seutuhnya. Pola pengasuhan dengan kehangatan ini sangat baik diterapkan, terutama untuk orang tua yang memiliki anak dengan jenis ragam disabilitas lebih dari satu, di mana salah satu jenis ragam disabilitasnya adalah intelektual.
Luthfi mengingatkan pengasuhan kepada anak disabilitas intelektual mesti mempertimbangkan umur psikologis dan biologis anak. Misalkan usia biologis anak 15 tahun, tapi usia psikologisnya 6 tahun. "Kondisi ini tentu harus menerapkan bentuk komunikasi dan pendekatan yang berbeda," kata Luthfi.
Berdasarkan beberapa kasus yang sudah dimediasi oleh Luthfi, sebagian besar orang tua dari anak berkebutuhan khusus tidak dapat mengatasi kesenjangan antara usia psikologis dengan usia biologis anak. Sebab itu, organisasi Save The Children berencana membuat pedoman pola pengasuhan disiplin positif dan inklusif. Pedoman ini diharapkan dapat memberikan panduan bagi orang tua anak berkebutuhan khusus dalam menerapkan pola pengasuhan yang tepat.
Baca juga:
Perlindungan Berlebihan Tak Baik untuk Perkembangan Mental Anak Disabilitas