Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

politik

TNI - Polisi di Kediri Sita Ratusan Buku Memuat Kata PKI

TNI dan polisi di Kediri menyita ratusan buku yang bertema komunisme dan PKI.

27 Desember 2018 | 12.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Kediri - Komando Distrik Militer 0809 Kediri menyita ratusan buku yang menyinggung PKI dan komunisme di dua toko buku di Kediri. Komandan Kodim 0809 Letnan Kolonel Kav. Dwi Agung Sutrisno mengatakan anggotanya bergerak melakukan pengamanan buku-buku itu setelah mendapat informasi dari masyarakat pada hari Rabu, 26 Desember 2018 petang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Anggota kami mendapat kabar kalau ada dua toko yang menjual buku PKI,” kata Dwi Agung kepada Tempo, Kamis 27 Desember 2018.

Setelah dilakukan penelusuran diketahui jika dua toko tersebut adalah Toko Q Ageng dan Toko Abdi di Jalan Brawijaya, Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Keduanya berada tak jauh dari kompleks pusat pembelajaran Bahasa Inggris atau yang dikenal dengan Kampung Inggris.

Dari pemeriksaan di dua toko tersebut, anggota Kodim menemukan 138 buku yang disebut-sebut berisi ajaran komunis. Ratusan buku itu terdiri dari berbagai judul dan penulis dengan paling banyak dijual di Toko Q Ageng.

Beberapa buku yang disita, misalnya, "Benturan NU PKI 1948-1965" yang disusun oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Kemudian ada, "Di Bawah Lentera Merah" karangan Soe Hok Gie yang membahas pergeseran pola gerakan Sarekat Islam Semarang. 

 

Dwi Agung menuturkan begitu mendapati buku-buku tersebut ia segera berkoordinasi dengan Kepolisian Resor Kediri untuk melakukan pengamanan. Saat ini buku-buku tersebut sebagian diamankan di Polres Kediri. Sedangkan sisanya dibawa ke markas Kodim 0809 Kediri dan Bakesbang Linmas Pemerintah Kabupaten Kediri.

Letkol Dwi Agung menjelaskan dirinya memerintahkan pengamanan buku-buku itu demi menghindari potensi kerawanan di masyarakat. Sebab keberadaan buku-buku itu disinyalir telah memicu keresahan warga. “Kami amankan buku-buku itu untuk menghindari kerawanan,” kata Agung.

Saat ini penyelidikan atas dijualnya buku-buku tersebut masih dilakukan. Tak hanya melibatkan TNI dan Polri, tim dari Kejaksaan Negeri Kediri mulai dilibatkan dalam penyelidikan ini. Tujuannya adalah mengkaji materi buku-buku tersebut apakah melanggar ketentuan undang-undang tentang penyebaran faham komunisme atau tidak.

Agung juga menambahkan hingga saat ini pemilik toko bersikap kooperatif dalam penyidikan ini. Agung enggan menyebutkan identitas pemilik toko yang sehari-hari tinggal di Surabaya. “Dia kooperatif. Karena tinggal di Surabaya, tokonya dititipkan pada anak buahnya,” kata Agung.

Saat ditanya tentang asal-usul buku tersebut, menurut Agung, pemilik toko mendapatkannya dari sebuah bursa buku murah di Jakarta. Dia juga tidak mengetahui materi buku-buku itu dan sekedar menjual untuk mencari keuntungan.

Sementara itu pemilik toko Abdi tak bisa dimintai konfirmasi atas penyitaan buku-buku yang menyinggung PKI dan komunisme itu oleh aparat TNI dan Polri. Beberapa kali panggilan telepon ke ponselnya tak mendapat respon.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus