Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

TPNPB-OPM Klaim Tembak Mati 2 Prajurit TNI di Maybrat

TPNPB-OPM menyatakan militer Indonesia disebutkan membalas menggunakan dua helikopter bersenjata berat dan drone bersenjata.

29 April 2025 | 05.50 WIB

TPNPB-OPM Kodap Yahukimo pimpinan Semut B. Sobolim di Yahukimo, Papua Pegunungan, 9 April 2025. Dok. TPNPB-OPM
Perbesar
TPNPB-OPM Kodap Yahukimo pimpinan Semut B. Sobolim di Yahukimo, Papua Pegunungan, 9 April 2025. Dok. TPNPB-OPM

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengklaim menembak mati dua prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam serangan bersenjata di Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya, beberapa waktu lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Manajemen Markas Pusat Komando Nasional TPNPB menyatakan penyerangan dilakukan oleh pasukan Kodap IV Sorong Raya di bawah pimpinan Manuel Aimau, Wakil Komandan Operasi. Serangan dimulai pada pukul 06.00 WIT dan menargetkan 510 personel gabungan militer Indonesia serta Ketua Komnas HAM Papua Fritz Ramandey yang ikut dalam pencarian mantan Kasat Reskrim Teluk Bintuni, Inspektur Tomi Samuel Marbun.

“Penyerangan terhadap gabungan militer pemerintah Indonesia sejak pagi tadi telah mengakibatkan dua prajurit TNI tewas dan lainnya luka tembak, penyerangan juga terjadi terhadap aparat militer Indonesia di pinggiran Sungai Rawara terhadap sejumlah personel militer Indonesia yang mengakibatkan dua aparat militer mengalami luka tembak,” ujar Sebby Sambom, juru bicara TPNPB-OPM, pada Senin, 28 April 2025.

TPNPB mengatakan militer Indonesia disebutkan membalas menggunakan dua helikopter bersenjata berat dan drone bersenjata. Mereka melakukan serangan udara terhadap posisi pasukan TPNPB-OPM. 

“Baku tembak terus terjadi di dua lokasi yang berbeda sejak jam 06.00 pagi waktu Papua antara pasukan TPNPB Kodap IV Sorong Raya dengan pasukan militer Indonesia yang mengakibatkan terjadi serangan udara oleh militer Indonesia dengan menggunakan dua unit helikopter militer yang dilengkapi dengan senjata mesin,” ujar Sebby. 

Tidak hanya itu, TPNPB mengatakan Ketua Komnas HAM Papua Fritz Ramandey berpihak kepada militer. Mereka mengancam akan memperlakukan Ramandey sebagai musuh di medan perang bila tetap berada di wilayah konflik.

TPNPB memperingatkan semua pihak sipil yang terlibat dalam operasi militer untuk segera keluar dari wilayah konflik. Mereka menegaskan bahwa pencarian korban seharusnya ditangani oleh lembaga sipil seperti BPBD, bukan aparat keamanan atau Komnas HAM.

Ada sembilan wilayah yang ditetapkan TPNPB-OPM sebagai zona perang milisi. Juru bicara TPNPB, Sebby Sambom, sebelumnya mendesak pemerintah Indonesia segera mengevakuasi warga di sembilan wilayah tersebut. Sembilan wilayah di Papua yang dimaksud adalah Kabupaten Yahukimo; Pegunungan Bintang; Nduga; Puncak Jaya; Intan Jaya; Maybrat; Dogiyai; Paniai; dan Deiyai.

Tempo mencoba mengonfirmasi klaim tersebut. Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari Pusat Penerangan Markas Besar TNI terkait gugurnya dua prajurit serta pemakaian senjata mesin terhadap TPNPB-OPM. 

Dani Aswara

Alumnus Program Studi Ilmu Politik Universitas Andalas Padang ini memulai karier jurnalistik di Tempo pada 2024. Mengawalinya dengan menulis isu politik, hukum dan kriminal

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus