Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Nusa

Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Kota Medan, Berikut Sederet Kontroversi Bobby Nasution

Bobby Nasution kembali menuai kontroversi setelah melantik pamannya menjadi Sekda Kota Medan. Ini deretan kontroversinya.

30 April 2024 | 15.33 WIB

Menantu Presiden Joko Widodo yang juga Wali kota Medan, Bobby Nasution ketika ditemui di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Sabtu, 6 April, 2024. Tempo/Defara
Perbesar
Menantu Presiden Joko Widodo yang juga Wali kota Medan, Bobby Nasution ketika ditemui di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Sabtu, 6 April, 2024. Tempo/Defara

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sejak dilantik sebagai Wali Kota Medan pada Februari 2021, Bobby Nasution tak luput dari sorotan publik. Menantu Presiden Jokowi ini kerap menuai kontroversi terkait berbagai kebijakan dan keputusannya. Teranyar, Bobby melantik pamannya sebagai pelaksana harian (Plh) Sekda Kota Medan. Langkah itu menambah sederet kontroversi Bobby Nasution.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

1. Apresiasi polisi tembak mati begal

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bobby mengapresiasi polisi menembak mati seorang begal. “Saya baru saja mendapatkan informasi bahwa Kapolrestabes Medan beserta jajarannya telah berhasil menembak mati salah satu pelaku begal sadis yang sangat meresahkan,” cuit Bobby melalui akun Twitter (kini X) miliknya, @bobbynasution, Senin, 10 Juli 2023.

Menurut dia, begal dan pelaku kejahatan sangat mengganggu ketenangan dan keamanan masyarakat Kota Medan. “Hal ini sangat kami apresiasi, karena begal dan pelaku kejahatan tidak punya tempat di Kota Medan karena sangat mengganggu ketenangan dan keamanan masyarakat,” lanjut Bobby.

Hal tersebut menimbulkan beragam tanggapan di masyarakat. KontraS Sumatera Utara menyebut tindakan Wali Kota Medan tersebut sebagai penegakan hukum yang sembrono atau pembunuhan di luar proses hukum. Menurut KontraS Sumut, penegakan hukum harus dilakukan dengan prosedur yang tepat dan sesuai dengan hukum yang berlaku, tanpa pelanggaran.

2. Deklarasi anti-LGBT

Dalam akun Twitternya (kini X), @bobbynasution_, pada 2 Januari 2023, Wali Kota Medan ini menyatakan pendapatnya. “Kota Medan tidak ada LGBT, kita anti LGBT,” tulisnya. Di postingan selanjutnya, ada perkataan lanjutan dari Wali Kota Medan ini tentang tidak ada etnis apa pun yang mendukung LGBT. “Kalau banyak LGBT, bonus demografi tidak akan tercapai.”

Menurut Pendamping Komunitas Transpuan Indonesia, pernyataan dari Wali Kota Medan ini akan berpotensi melahirkan diskriminasi terhadap perbedaan orientasi seksual dan gender. Orientasi seksual itu sifatnya pribadi, jadi seharusnya Wali Kota Medan ini baiknya fokus pada hal-hal kesehatan, kesejahteraan, dan bebasnya anak dan perempuan dari kekerasan jenis apa pun.

3. Lampu pocong

Pada 9 Mei 2023, melalui akun Twitternya, Wali Kota Medan ini mengungkapkan tentang kegagalan proyek lampu estetik. Dia menjelaskan alasannya mengapa lampu tersebut dianggap gagal dalam pernyataannya.

“Karena baik dari material yang digunakan, speknya, jarak antar lampunya, pokoknya banyak sekali hampir menyeluruh ini tidak sesuai dengan spek,” kata dia. Bobby meminta pengembalian dana dan pembongkaran ulang oleh kontraktor yang memenangkan tender lampu pocong ini.

Uang Rp 21 Miliar lebih yang sudah diberikan juga diminta untuk dikembalikan oleh Wali Kota Medan ini. Selain itu, pembongkaran lampu ini juga harus dilakukan oleh pemilik bangunan, karena ternyata bangunan ini  belum diserahkan pada Pemerintah Kota Medan.

Menanggapi pengembalian dana, seorang pengguna jalan bahkan mengatakan bahwa Wali Kota Medan ini sedang melucu. Menurut dia, lampu ini bahkan tidak memiliki manfaat yang banyak bagi masyarakat.

4. Tunjuk paman menjadi Plh Kota Medan

Wali Kota Medan Bobby Nasution menunjuk Benny Sinomba Siregar, 51 tahun, sebagai Plh Sekda Kota Medan. Benny adalah paman dari Bobby. Dalam adat batak, paman biasa disebut Tulang, yaitu panggilan untuk saudara laki-laki kandung dari pihak ibu. Bisa juga panggilan untuk laki-laki yang semarga dengan ibu yang umurnya lebih muda.

Nama paman Bobby Nasution itu mulai dilirik saat ditugasi menjadi Pelaksana Tugas Sekretaris Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BP2RD) Kota Medan menggantikan sekretaris lama yang memasuki masa pensiun. Naik kelas dari jabatan yang sebelumnya dia pegang sebagai Kepala Bidang Hotel, Restoran dan Hiburan BP2RD Medan.

HENDRIK KHOIRUL MUHID | FEBYANA SIAGIAN | MEI LEANDHA 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus