Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Difabel

Two Blind Brothers, Produsen Pakaian dengan Label Terakses Difabel Netra

Bradford dan Brian Manning bersaudara mendirikan label busana Two Blind Brothers yang membuat pakaian terakses difabel netra.

31 Desember 2020 | 10.00 WIB

Produk kaos buatan Two Blind Brothers dilengkapi huruf Braille agar terakses oleh difabel netra. Foto: Instagram Two Blind Brothers
Perbesar
Produk kaos buatan Two Blind Brothers dilengkapi huruf Braille agar terakses oleh difabel netra. Foto: Instagram Two Blind Brothers

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan pakaian two Blind Brothers memproduksi pakaian dengan label yang dapat diakses difabel netra. Label pada pakaian tersebut memuat informasi tentang warna, ukuran, dan jenis bahan dalam huruf Braille.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Two Blind Brothers didirikan oleh dua tunanetra bersaudara, Bradford dan Brian Manning. Mereka penyintas degenarasi makula sejak berusia 5 tahun karena faktor genetik Stagard Sindrom yang menyebabkan makula mata mengalami penurunan fungsi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Awalnya hanya bagian tengah lapang pandang yang tertutup. Seiring bertambah umur, lapang pandang kian menyempit. Di usia 35 tahun, Bradford Manning tak dapat melihat total. Adiknya, Brian Manning kehilangan pandangan total di umur 30 tahun.

Pendiri label busana terakses difabel netra, Two Blind Brothers, Bradford dan Brian Manning. Foto: Instagram Two Blind Brothers

Mereka kerap kesulitan saat akan membeli pakaian. Tak tahu apa warna pakaian yang hendak dibeli, seperti apa ukurannya, dan apa bahannya. Hingga pada 2016, Bradford dan Brian Manning memutuskan membuat sendiri pakaian dan beberapa bagian penunjang dalam berbusana, seperti kaos kaki dan kacamata hitam yang dilengkapi label huruf Braille sehingga tunaanetra dapat meraba dan membacanya.

"Kami mengatur semua proses produksi dari hulu sampai hilir. Dan untuk pengenalan produk dan pemasarannya kami membutuhkan bantuan," kata Bradford seperti dikutip dari New York Times. Kualitas busana merek Two Blind Brothers, menurut Bradford, boleh diaadu dengan label busana ternama lainnya.

Tak hanya menyertakan keterangan busana dalam huruf Braille sehingga terakses difabel netra, Bradford dan Brian Manning juga memilih bahan yang nyaman, kuat, dan aman bagi pemakainya. Contoh, mereka memanfaatkan bahan tekstil alami, seperti serat bambu yang aman digunakan konsumen dengan diabetes.

Kampanye Will You Shop Blind dari Two Blind Brothers. Foto: Instagram Two Blind Brothers

Pemilihan bahan, proses produksi, dan aksesibilitas dari produk busana Two Blind Brothers ini tentu mendongkrak harga. Barang mode buatan Bradford dan Brian Manning dibanderol mulai USD 30 sampai USD 189 atau Rp 421 ribu hingga Rp 2,6 juta.

Bradford dan Brian Manning mengakui produk mereka memang lebih mahal dengan busana serupa di pasaran. Musababnya, menurut dia, seluruh keuntungan penjualan akan digunakan untuk pengembangan program penelitian dan pencegahan kebutaan akibat degenerasi makula pada anak.

"Keuntungan dari penjualan produk Two Blind Brothers bukan untuk kami, melainkan buat mencegah kebutaan pada anak," kata Brian Manning. "Ini hanya sebuah kerja kecil yang kami lakukan setelah mengetahui ada penelitian tentang degenarasi makula."

Sejumlah selebriti tergerak untuk turut mendukung riset pencegahan kebutaan pada anak sekaligus mempromosikan busana terakses dengan membeli produk Two Blind Brothers. Mereka di antaranya Richard Branson, Ice-T, dan Ellen DeGeneres. Slogan "Will You Shop Blind" juga menarik perhatian konsumen, khususnya keluarga yang memiliki anggota atau kolega dengan dengan disabilitas netra.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus