Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Padjajaran atau Unpad mendirikan Pusat Riset Kebencanaan untuk melakukan riset dan edukasi mitigasi bencana. Pendirian ini juga tak lepas dari potensi kerawanan yang dihadapi kampus Unpad yang berada di zona rawan bencana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Adanya Pusat Riset Kebencanaan ini bukan hanya kita siap apabila terjadi bencana, tetapi Unpad ingin terlibat langsung kepada masyarakat,” kata Ketua Pusat Riset Kebencanaan Unpad Yoga Andriana Sendjaja dikutip dari laman Unpad, Selasa, 16 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Yoga, dengan mitigasi kebencanaan yang kuat, dampak dari bencana geologi yang terjadi diharapkan dapat diminimalisasi. Karena itu, sebagai perguruan tinggi yang juga berada di zona rawan bencana geologi, Unpad perlu berkontribusi, baik dalam upaya mitigasi ataupun melakukan aksi kemanusiaan tatkala bencana terjadi.
Yoga menjelaskan aktivitas Pusat Riset Kebencanaan Unpad tidak hanya sebatas kegiatan sosial. Sebagai pusat riset, aktivitas yang dilakukan juga berfokus pada riset tentang kebencanaan, baik sebelum (pra) maupun setelah (pasca) bencana terjadi.
Aksi kemanusiaan yang dilakukan tidak hanya membantu dalam proses evakuasi serta distribusi donasi dan bantuan sosial. Tim juga aktif melakukan pendampingan penyintas pascabencana berupa pemulihan trauma.
“Setelah bencana, kita biasa kembali ke masyarakat. Karena masyarakat yang baru saja mengalami bencana itu biasanya ada sedikit trauma. Hal itu pun kita jalankan bersama teman-teman dari Fakultas Psikologi dan sosiohumaniora,” kata Yoga.
Artinya, kata Yoga, aksi yang dilakukan Pusat Riset Kebencanaan di lokasi bencana selalu komprehensif. Terlebih, Unpad memiliki beragam bidang ilmu yang punya peran dalam melakukan penanganan kebencanaan.
Di sisi lain, Yoga mengatakan riset komprehensif bisa menjadi salah satu acuan para pemangku kebijakan maupun masyarakat agar lebih tanggap dan mampu melakukan mitigasi dengan baik.
Pusat Riset Kebencanaan Unpad telah aktif berkontribusi di berbagai bencana geologi yang terjadi di Jawa Barat maupun luar Jawa Barat dalam beberapa tahun terakhir, seperti bencana longsor Cimanggung, Sumedang pada Januari 2021, bencana gempa bumi Cianjur pada November 2022, hingga bencana gempa bumi Sumedang yang terjadi di awal Januari 2024 lalu. Selain itu, Pusat Riset Kebencanaan aktif terjun membantu penanganan pascaerupsi di Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur, November 2021.
Dalam menjalankan programnya, Pusat Riset Kebencanaan dibantu para relawan dari para mahasiswa, dosen maupun tim teknis lainnya. Relawan mahasiswa merupakan mereka yang biasa bergerak di bidang penyelamatan, seperti SAR Unpad, Palawa Unpad, Pramuka, KSR PMI Unpad, maupun unit-unit kemanusiaan lainnya yang ada di fakultas.
Yoga pun mendorong mendorong masyarakat tetap waspada akan potensi bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi. “Memang tidak mudah untuk membuat masyarakat sigap, karena saat bencana terjadi biasanya panik dan blank. Tetapi, hal paling baik yang bisa dilakukan adalah melakukan sosialisasi dan terus mengingatkan masyarakat apa yang harus dilakukan untuk menghindari dan meminimalisasi kerugian,” kata dia.
Pilihan Editor: Ini 10 Prodi Sarjana Terketat di Unpad Jalur SNBP dan SNBT 2023