Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Desakan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) makin kencang agar Presiden Joko Widodo segera me-reshuffle Kabinet Indonesia Maju. Desakan itu antara lain dipicu oleh sikap Partai NasDem yang dianggap berseberangan dengan pemerintahan Jokowi setelah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, mengatakan partainya sudah menyampaikan pandangan soal perlunya reshuffle kabinet ke Presiden Jokowi. Meski begitu, kata Hasto, PDIP tetap menyerahkan keputusan perombakan kabinet kepada Jokowi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Reshuffle tentu saja harus dilakukan dengan pertimbangan yang matang, dengan memperhatikan efektivitas Kabinet Indonesia Maju, juga mendorong peningkatan legasi dari Presiden Jokowi," kata Hasto, Senin, 9 Januari 2023.
Rencana reshuffle kabinet Jokowi mengemuka setelah NasDem mendeklarasikan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, sebagai calon presiden 2024 pada 3 Oktober tahun lalu. Sebelum deklarasi, Ketua Umum NasDem Surya Paloh disebut-sebut menemui Jokowi lebih dulu untuk menyampaikan rencana tersebut.
Deklarasi NasDem ini juga berseberangan dengan keinginan Istana. Sejumlah sumber Tempo menyebutkan Jokowi sesungguhnya menginginkan partai pendukungnya mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden. Jokowi sendiri sudah berkali-kali memberi sinyal mendukung politikus PDIP tersebut.
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kanan) dan bakal calon presiden dari Partai NasDem, Anies Baswedan, berbincang dalam puncak perayaan HUT ke-11 NasDem di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, 11 November 2022. TEMPO/M. Taufan Rengganis
Sepekan setelah deklarasi NasDem, Hasto memberi sinyal agar Jokowi segera merombak Kabinet Indonesia Maju. Seusai acara ulang tahun TNI ke-77 di kantor PDIP, Hasto menunjuk gambar perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato, Surabaya, yang terjadi pada 19 September 1945. Hasto sembari mengatakan “biru” di tubuh kabinet harus dilepas dari pemerintahan Jokowi. Warna biru itu diduga merujuk pada NasDem, yang mempunyai lambang partai berwarna biru.
"Itu di Hotel Yamato, di mana para pejuang kita melepas warna biru pada bendera Belanda. Dan ternyata birunya juga terlepas dari pemerintahan Pak Jokowi sekarang karena punya calon presiden sendiri," kata Hasto.
Selain Hasto, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat makin menegaskan agar Jokowi me-reshuffle dua menteri dari NasDem, yaitu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar. Djarot menilai kader NasDem di kabinet tidak cocok dengan kebijakan Jokowi karena partai itu sudah mengusung Anies, yang merupakan antitesis Jokowi. “Rupanya mungkin agak tidak cocok dengan kebijakan Pak Jokowi, termasuk yang disampaikan adalah sosok antitesis Pak Jokowi,” kata Djarot, pekan lalu.
Pada Jumat, 23 Desember 2022, Jokowi menyebutkan kemungkinan untuk me-reshuffle Kabinet Indonesia Maju. "Mungkin (ada reshuffle)," kata Jokowi kepada awak media di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Joanes Joko, yang dimintai konfirmasi mengatakan belum ada kepastian mengenai rencana kocok ulang Kabinet Indonesia Maju. "Hingga saat ini belum ada informasi ihwal hal tersebut," kata dia.
Seorang sumber Tempo di lingkaran Istana menyebutkan sekitar tiga atau empat posisi menteri bakal di-reshuffle dalam waktu dekat. Tiga posisi itu antara lain diisi kader NasDem. Selain Syahrul dan Siti Nurbaya, satu lagi kader NasDem adalah Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Gerard Plate. “Jatah PDIP kemungkinan bertambah,” katanya.
Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, 19 September 2022. BPMI Setpres/Muchlis Jr
Hasto Kristiyanto yakin Presiden Jokowi bakal menambah satu kursi menteri bagi PDIP. "Ya, mungkin (bertambah). Karena kami lihat Pak Jokowi menegaskan tantangan kita tidak ringan dan kemudian menteri harus berkonsentrasi penuh pada tugas-tugasnya," kata dia.
Hasto optimistis Jokowi akan me-reshuffle menteri-menterinya. Sebab, Presiden perlu memastikan para pembantunya bisa melaksanakan program yang telah dicanangkan.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin, mengatakan kocok ulang kabinet pasti dilakukan setelah PDIP memintanya. "Sebagai partai pemenang pemilu
dan pengusung Jokowi, sudah bisa dipastikan PDIP terusik oleh keputusan NasDem mendeklarasikan Anies," kata Ujang. "Wajar PDIP meminta perombakan kabinet segera untuk mengganti menteri dari NasDem, dan NasDem juga paham akan sikap PDIP."
Peneliti senior dari Populi Center, Usep Saeful Ahyar, menilai desakan PDIP tersebut lumrah. Sebab, PDIP merupakan partai pemenang pemilu dan pendukung utama pemerintahan Jokowi. "Partai koalisi di dalam pemerintah pasti membangun posisi, dan Jokowi tidak bisa lepas dari dukungan partai itu," kata dia.
Menurut Usep, Jokowi bakal mempertimbangkan langkah terbaik untuk mempertahankan kinerja pemerintahan sekaligus menghindari risiko melemahnya kekuatan pendukungnya. Paling tidak, kata dia, Jokowi akan berhadapan dengan dua pilihan, yaitu mendepak NasDem dari kabinet atau menolak desakan PDIP untuk me-reshuffle kabinet. "Dinamika itu pasti terjadi dalam kondisi seperti saat ini. Perpecahan koalisi pemerintah tidak mengagetkan."
IMAM HAMDI | ZULNIS FIRMANSYAH | IMAM HAMDI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo