Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Uu Terima Aspirasi Peternak Ayam Priangan Timur

Hampir setengah peternak ayam petelur sudah gulung tikar karena pakan ternak mahal dan sulit didapat.

17 Februari 2020 | 20.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO JABAR — Para peternak ayam mengeluh kesulitan usaha yang dijalaninya karena mahalnya pakan ternak. Keluhan itu disampaikan kepada Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar), Uu Ruzhanul Ulum, saat berkunjung ke peternak ayam dari wilayah Priangan Timur, di aula kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Ciamis, Senin, 17 Februari 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Belakangan peternak ayam pedaging dan petelur gulung tikar karena mahalnya pakan ternak. Di Kabupaten Ciamis saja sudah ada 160 dari total 360 peternak ayam menutup usahanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk mengatasi masalah tersebut, Wagub Uu akan mengundang tiga kementerian sekaligus, yakni Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Perdagangan.

“Ini permasalahannya berbagai macam kelembagaan dan memerlukan kebijakan-kebijakan berskala nasional, bukan hanya di kami tingkat pemerintah provinsi,” ujar Uu didampingi Wakil Bupati Ciamis Yana D Putra.

Ketua Paguyuban Peternak Ayam Petelur Kabupaten Ciamis, Ade Kusnadi, mengatakan hampir setengah peternak ayam petelur sudah gulung tikar. Menurut dia, pakan ternak mahal dan sulit didapat. “Kenapa beli jagung (impor) itu harus pakai dolar,” tanya Ade.

Menurut dia, pada 2018 harga telur semakin naik. Saat harga telur mahal, tapi kenapa para peternak ayam petelur banyak yang bangkrut.

Data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jabar, tingkat konsumsi daging ayam mencapai 8,48 kilogram/kapita/tahun. Hal ini berdampak pada kebutuhan daging Jabar sebesar 493.437 ton atau 614.492.266 ekor. Ketersediaan daging ayam Jabar 858.313 ton atau 740.790.407 ekor, sehingga surplus 362.876 ton.

Sementara itu, konsumsi telur di Jabar mencapai 8,46 kilogram/kapita/tahun, sehingga kebutuhan telur mencapai 492.274 ton dengan ketersediaan telur sebanyak 172.199 ton. Artinya terjadi defisit 320.155 ton yang selama ini dipenuhi dari Sumatera Utara, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. (*)

Abdul Jalal

Abdul Jalal

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus