Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Wasekjen Partai Demokrat: JR Saragih Bukan Berpangkat Kolonel

JR Saragih pernah berdinas selama 12 tahun di TNI AD.

18 Maret 2018 | 15.42 WIB

Foto ijazah SMA bakal calon gubernur Sumatera Utara JR Saragih. KPU Sumut menyatakan JR Saragih tak lolos persyaratan calon karena persoalan ijazah SMU. Foto: Wakil Sekjend Partai Demokrat Rachland Nashidik.
Perbesar
Foto ijazah SMA bakal calon gubernur Sumatera Utara JR Saragih. KPU Sumut menyatakan JR Saragih tak lolos persyaratan calon karena persoalan ijazah SMU. Foto: Wakil Sekjend Partai Demokrat Rachland Nashidik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta – Jopinus Ramli Saragih atau JR Saragih diketahui bukan lulusan dari Taruna Akademi Militer (Akmil) Magelang. Brigadir Jenderal Alfred Denny Tuejeh mengatakan Saragih adalah lulusan Sekolah Prawira Prajurit Karir (Sepa PK) TNI.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nashidik membenarkan pernyataan tersebut. Ia mengatakan JR Saragih bukan berpangkat kolonel seperti yang diketahui sebelumnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“JR Saragih tidak pernah mengaku berpangkat Kolonel. Kesalahan informasi itu ada pada saya,” ujar Rachland kepada Tempo pada Ahad, 18 Maret 2018.

Komisi Pemilihan Umum Sumatera Utara menyatakan JR Saragih tidak lolos sebagai peserta pemilihan gubernur Sumatera Utara karena legalisir ijazah SMA yang dinilai tidak memenuhi syarat. Sejak saat itu, pertanyaan soal latar belakang pendidikan JR Saragih mencuat, termasuk soal simpang siurnya informasi mengenai pangkat terakhirnya saat di berdinas di militer.

JR Saragih sempat menyampaikan bahwa ia berpangkat letnan kolonel saat ia akan maju menjadi bupati Simalungun pada 2010. Namun pihak TNI AD mengoreksi bahwa JR Saragih berpangkat terakhir kapten CPM.

Rachlan mengatakan terlepas dari kesalahan penyebutan pangkat dan lembaga pendidik, koreksi dari pihak TNI tetap mengakui JR Saragih pernah menempuh pendidikan di TNI AD. Menurut dia, walaupun Taruna Akmil dan Sepa PK berbeda, keduanya merupakan pendidikan resmi militer di bawah TNI. “Lulusannya juga sama-sama berpangkat Letnan Dua. Kesalahan informasi, meski disesali, lumrah dan bukan kejahatan,” kata Rachland.

Riani Sanusi Putri

Lulusan Antropologi Sosial Universitas Indonesia. Menekuni isu-isu pangan, industri, lingkungan, dan energi di desk ekonomi bisnis Tempo. Menjadi fellow Pulitzer Center Reinforest Journalism Fund Southeast Asia sejak 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus